41. Membuka hati

12 2 0
                                    

"Yak,.. apa yang terjadi?,.. kita meninggalkan kakakku?" Ziva

"Kita tidak punya pilihan lain, jika kita menunggunya beberapa detik lagi, kita akan tertembak" Ainaya.

"Kenapa kau mengkhawatirkan?, bukannya kakakmu sudah menikah dengan pria kaya, keluarga Lee Mattew?" Tambahnya.

"Benar,.. " Jawab Ziva singkat tidak ingin menceritakan hal yang lebih lagi,..

"Kita akan memerlukan waktu beberapa jam untuk sampai di pelabuhan, kemana aku harus mengantarmu?" tanya Ainaya.

"Sebenarnya aku sudah muak dengan kehidupanku, aku hanya ingin melakukan hal-hal yang aku suka, jadi bisakah kau tidak mengantarku pulang!" Ziva.

"Kau tahu aku miskin?, aku tidak biasa menampung orang kaya" Ainaya.

"Bukannya seorang teman harus membantu?" Ziva.

"Sejak kapan kita berteman?, Aku hanya berniat membantumu sampai disini saja" Ainaya.

"Yach,.. aku pikir kita bisa berteman dengan baik kedepannya" Ziva berharap.

"Aku tidak ingin terlibat dengan kehidupan orang kaya, aku membantumu karena aku menerima bayaran darimu, seperti aku bekerja di perusahaan selama ini, aku hanya menjalankan pekerjaan untuk menerima gaji" Ainaya rasional.

"Luar biasa kau sangat profesional, tolong tampung aku, aku hanya ingin sedikit rileks" Ziva.

"Aku tidak yakin kau akan bertahan menjadi miskin bersamaku" Ainaya.

"Aku hanya ingin sejenak menghilang dari tekanan kedua orang tuaku, selama ini aku menjalani hidup dengan keinginan orang tuaku, berikan aku kesempatan untuk menjadi diriku sendiri" Ziva

"Yach,... kau kabur dari mereka?, kau pikir dimasa depan tidak merepotkanku?" Ainaya memasang wajah kesalnya.

"Please kali ini saja, bantu aku" Ziva memelas.

"Tidak,.. aku akan memulangkanmu ke Hotel Lee Mattew, sebelum aku tertangkap karena menculikmu"Ainaya males terlibat.

"Yach,.. jika ku tahu akan terjadi hal seperti ini, aku tidak akan meminta bantuanmu, aku dan kakakku sudah merencanakannya untuk kabur dari Hotel, dan kau malah berniat mengembalikanku kesana?" Ziva mode serius.

Ainaya terdiam, melihat Ziva yang sudah mulai kesal dengannya,.. Keheningan di atas boat dengan suara udara malam tengah laut,..

"Oke,.. tapi jangan mencampuri urusan pribadiku" Ainaya memecahkan keheningan dan tersenyum menatap Ziva yang sedang mencari makanan di tas ranselnya,..

"Benarkah?" Ziva tersenyum bahagia

"Yo,.."

"Ayo kita makan,.. " Ziva mengeluarkan makanan,..

"Baiklah" Ainaya.

"Anggap saja ini aku mentraktirmu pertama kali" Ziva tersenyum menatap langit diatas lautan,

..................................

Royce sudah mengerahkan bodyguard Belvin untuk segera kelokasi Belvin dilumpuhkan, ini menjadi peperangan antara bodyguard belvin dan anak buah ibu tirinya yang menimbulkan kekacauan, ditambah lagi ada beberapa penyusup tamu tak diundang.

"Kevin, tuan Belvin sedang dilumpuhkan di lantai satu" Royce.

"Zechva, pergilah bersama Royce ke exit untuk menaiki boat" Kevin

"Tidak aku akan ikut denganmu" Zechva.

"Kak royce kerahkan boat di sekitar bawah kapal, mereka pasti akan nekat untuk melemparkan kakakku ke lautan" Kevin.

"Apa kak Bel?" Kevin terkejut melihat kakaknya,...

Zechva sudah berlari ketempat dimana Belvin benar-benar dilemparkan, disitu terlihat ibu tirinya tersenyum menyaksikan pembalasan karena mengacauakan pernikahan anak kesayangannya,..

"Tiiiiidaaakkkkk,....

tanpa ragu Zechva terjun menyusul Belvin kelautan,.

"Deg,...deg,...deg,... bagaimanapun kau orang yang pernah menyelamatkanku, aku akan membalasnya lebih dari apa yang kau lakukan, jika aku harus mati sekarang, aku sedang menyelamatkan orang yang pernah membantuku saat-saat aku benar-benar tak memiliki arah untuk hidup, yang pernah memberiku makan tanpa memikirkan aku akan mengembalikan ataupun tidak, dia laki-laki pertama yang merawatku, bayangan dimasa-masa awal pertama kali ditemuka Belvin terbayang diingatanya, seperti film yang muncul dikepalanya terputar kembali semua kebaikan Belvin, kenapa aku sangat membencimu" Zechva menarik badan Belvin yang besar di perairan terlihat ada laki-laki berusaha menolongnya juga membantu menarik ke atas boat yang telah disediakan oleh Royce ya, dia adalah Banni, sedang Kevin berlari ke exit menantikan boat itu mendatanginya,..

Semua melihat bagaimana Zechva panik,  Royce dan Ranzo membantunya menarik badannya ke boat,..

Wajah Zechva dengan air mata yang membasahi wajahnya bercampur dengan air laut dimalam hari, mengucur tak berhenti dari mata kecilnya hingga memerah.

"B-Belvin,.. bangun,... Belvin,,.. !!, Bangunlah ,... Jangan menakutiku,.." Zechva.

"Belvin,.. Belvin,..!!" Banni dan Ranzo mencoba membantu untuk membangunkan Belvin,

"Bangulah Belvin,,... "Zechva menagis tersendu-sendu, sangat takut kehilagan Belvin, namun belum sadar dengan perasaannya, hingga dia memberika nafas buatan didepan Kevin dan teman-temannya.

"Haaaaaa" Banni menjadi merasa bersalah dia memaksa Kevin untuk mengantikan Kenzo, padahal jika dilihat saat ini, Zechva sudah mulai membuka hatinya untuk Belvin dan bukan Kevin.

"Uhuuuk,... Belvin memuntahkan banyak air dari mulutnya, tubuhnya lemas dan membiru"

"Kita harus cepat sampai dipelabuhan"Zechva

"Belvin bertahanlah" Belvin berada di pankuan Zechva.

"Pelabuhan sangat jauh, satu-satunya cara kita ke pulau nelayan terdekat untuk beristirahat" Rabanni.

"K-kau baik-baik saja,.." Belvin terbata-bata, mengusap air mata Ze.

Zechva hanya mengangguk, meneteskan air matanya terus menerus, ada getaran dihatinya yang berbeda, sesekali mengusap kepalanya.

"Kali ini izinkan aku yang akan merawatmu" Zechva.

Kevin hanya terdiam melihat pemandangan ini dihadapannya merasa bersalah karena mengambil yang bukan seharusnya,

.......................





I'am Ready to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang