3. Sahabat dan luka

113 7 0
                                    

"Michel, ini tidak seperti yang kau pikirkan" Syahidra ingin menjelaskan namun dipotong perkataanya,... Michel mengangkat tangan bertanda untuk stop berbicara.

"Jelaskan nanti setelah sampai di Hotel, duduk di depan...!!" Michel menyuruh Syahidra untuk bertukar tempat duduk.

Aku hanya tersenyum melihat Syahidra yang panik tak berkutik, sekarang di sampingku Michel,... aku hanya diam selain malas ber basa-basi aku juga sedang malas berbicara, memang dia seorang leader team yang di segani, tapi aku mencoba sebisa mungkin untuk menunjukkan sikap biasa saja terhadapnya, aku memang mengaguminya dalam diam, selain dia memperlakukanku dengan baik dia juga orang yang dari awal menajariku menjadi seorang profesional di dunia e-sport ya walaupun belum mahir benar, setidaknya dia berjasa dalam bermimpi menjadi nyata,  terkadang aku merasa ada kesalahan dalam organ tubuhku, aku mengaguminya namun ketika didekatnya aku tidak merasakan getaran seperti yang Syahidra katakan, sehingga membuat bertanya-tanya pada diri sendiri.

"Apakah benar aku wanita yang tidak berperasaan,..?" batinku, entahlah,.!!

Aku melihat Michel sesekali, memastikan perasaanku tidak salah, tapi benar-benar tidak ada sesuatu hal yang membuat perubahan dalam hatiku selain rasa kagum, bagai seseorang yang ngefans pada idolanya.

"Michel,.. seharusnya kamu mendengarkan perkataan Syahidra terlebih dahulu" kataku pelan.

"Emm,.. Aku tidak ingin membahasnya disini"Michel dengan senyum khasnya yang membuat ku meleleh,..

"Baik"

Aku menatap ke depan,.. Syahidra melihat ku kebelakang, sambil menunjuk Michel,..

Aku hanya bisa tersenyum,.. dan membercandainya dengan meletakkan tanganku di kepala sang ketua team yang sedang memejamkan mata mulai tidur,.. Syahidra gigit jari melihatnya,..

...........................

Waktu berlalu,..

Aku tidak sadar jika aku tertidur bersender ke Michel tapi di tengah-tengah ada bantal kecil,.. aku melihat Syahidra dia memanyunkan bibirnya,.. sudah kuduga dialah yang meletakkan bantal di antara Kami, dia selalu geli dengan kelakuanku yang kekanak-kanakkan

Michel tersenyum menatapku,.. Syahidra berjalan ke arahku,..

"Emm,... Emm,.. Hore,.. kita sudah sampai" kata Syahidra berjalan ke arah belakang dimana aku dan Michel duduk

"Lalu, kenapa kesini, bukannya turun,..?" Michel jutek

"Emm,.. hehe,.. aku ingin mengambil phonselku" kata Syahidra melirikku,..

Michel menatap Syahidra, Syahidra langsung mengambil phonselnya dari genggaman Michel,.. kita semua beranjak keluar dari bus GMG.

Sudah Setengah hari,..

Waktu menunjukkan jam 13:05 WIB, perjalanan yang sangat melelahkan,.. kita semua menuju hotel yang dekat dari lokasi tournament,.. tentu aku pasti sekamar dengan Cia,..

"Ze,.. Istirahatlah jam 14:10 WIB kita akan rapat sebentar" kata Michel

"Baik" Jawabku langsung menutup pintu kamar

_____________

"Kamar ini lumayan luas untuk kita berdua" suara Cia terdengar saat aku membereskan beberapa pakaian,..

"Cia,.. boleh aku bertanya?"

"Silahkan, apa ada yang dirimu perlukan kau sebutkan saja"

"Dimana arah barat ?, Aku ingin sholat dzuhur terlebih dahulu, karena ini sudah terlambat"

I'am Ready to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang