15. Ziva

26 2 0
                                    

Para pimpinan divisi hadir tepat waktu dirapat pembuatan project besar yang dihadiri oleh klien dari perusahaan Evos yang mengeluti dunia mode busana pesta yang biasa dikenakan para artis papan atas, semua dikerahkan dengan etos yang sangat nyata bagaimana detail desain dan kualitas bahan yang berkualitas ini semua atas dasar tangan giat dan kegigihan nona besar Veronica yang sangat pandai menata gaya sedari muda sibuk menggeluti dunia fashion hingga sebesar saat ini, pada rapat untuk pembuatan iklan beliau mengirim perwakilan dari perusahaannya anak keduanya.

Gadis berusia 22 tahun itu bersama dua bodyguardnya memasuki ruangan rapat, tentu saja dia sangat anggun dengan balutan baju yang mewah rancangan ibunya, semua sudah diatur sedemikian rupa, gadis yang sudah memantapkan dirinya untuk mengeluti dunia model atas ambisi ibunya, dia tidak dapat sebebas kakaknya, dia tergantung dengan perintah kedua orang tuanya, walaupun kadang dia ingin sekali berlari mengejar kebebasan layaknya kakaknya.

Gadis itu menjadi perhatian yang paling menawan sikapnya yang cuek tak seelegant penampilannya, duduk diantara para pembesar perusahaan Bigly Creative, memutar-mutar pen tablet dengan gaya santainya mendengarkan presentasi satu-satu dari berbagai devisi, hingga telah sampailah pada dimana Royce berdiri didepan.

Gadis itu menatap pandangannya pada Royce ketika baru datang, dia berbisik pada salah satu pegawai yang duduk disampingnya yakni asistent Direktur dari devisi produksi dan creative.

"Apa dia Direktur utama pemilik perusahaan?" gadis itu menunjuk pen tabletnya pada Royce.

"Bukan, dia sekertaris kepercayaannya" asistent direktur devisi produksi yang bernama Ainaya itu tersenyum

"Sekertarisnya setampan ini?"

"Dia seorang duda" bisik Ainaya tersenyum

"Bagaimana dengan Boss kalian?"

"Dia tidak menyukai wanita"Ainaya menahan ketawa

"Benarkah?, kau tidak bercanda?"

"Jelas aku hanya bercanda" Ainaya

Dari percakapan ini, gadis itu dan Ainaya bertukar kartu nama, berusaha akrab dan bisa menjadi rekan kerja ataupun teman curhat mungkin.

***

Aku sudah tak tahan dengan pakaian ini, gadis itu menempelkan ID Chat untuk membuka pintu kamar hotel Lee Matthew, buru-buru berganti dengan kimono yang lebih leluasa untuk bergerak.

"Huuft,... 2 menit lagi aku mengenakannya, aku akan mati kegerahan karena baju rancangan mama" umpatnya saat menelfon mamanya di kejauhan.

"Bagaimana pertemuanya Ziva, lancar?"

"Aku tak mengerti dengan dunia bisnis, aku hanya datang menyetorkan mukaku sebagai anak Veronica pemilik Evos, aku tak banyak basa basi disana selain aku bertemu puluhan pemuda tampan yang tak satupun tertarik padaku"

"Kau yakin tak ada yang tertarik?"

"Duda,..!! dudalah yang memikatku hari ini, apakah aku boleh mendekatinya?" Ziva dengan ceria bercanda-canda.

"Apa yang kau lakukan?, jangan macam-macam sebelum kakakmu menikah, kau tidak boleh mendahuluinya"

"Belum tentu juga duda tampan itu mau denganku" Ziva sambil meneguk segelas air minum.

"Focuslah dengan pekerjaanmu di Jakarta, dan jangan lupa sapa calon kakak iparmu direktur Hotel yang kau tinggali saat ini, mintalah pertolongan dengannya untuk mencari kakamu, okey,.. bye,.."

Tuut,... suasa telfon ditutup,..

"Banyak sekali pekerjaanku di Jakarta" Ziva membaringkan badannya, melemparkan phonselnya sembarang.

Tuing,.. notif phonsel Ziva berbunyi, pemebritahuan berita di internet tentang Michel yang terbaru, yaitu keputusan pihak GMG untuk menganti member baru. Laluna dinyatakan mengundurkan diri dari GMG karena ini sudah satu bulan kepergiannya tanpa kabar.

"Brengsek,..!!! Michel, dia yang membuat kakaku menghilang aku yang mencari, mengeluarkan kakakku secara sepihak, oh,,. Jadi ini sifat asli kalian bedebah gila,..!! Astagfirullah, aku mengumpat lagi" Ziva mengelus dadanya kesal.

Tok,..tok,.. tok,.. pintu kamar Ziva terketuk,

Ziva membukanya dengan tenang,

"Selamat malam nona, nona anak dari Bu Veronica?" tanya pelayan hotel dengan sopan

"Iya, ada perlu apa?"

"Tuan Kami mengadakan jamuan makan malam untuk anda"

"Tuanmu?" Ziva melihat baju kimononya.

"Tuan kami menunggu di restauran lantai 3 di Hotel ini"

"Aku akan berganti baju terlebih dahulu" Ziva

"Baik nona" Pelayan itu melangkah pergi dari depan pintu kamar hotel milik Ziva.

***

Saat Ziva masuk restauran, reseptionis menyambutnya mengantarkannya ke VIP room tempat dimana laki-laki direktur hotel berada disitu, sudah ada beberapa makanan yang siap makan disitu.

"Kenzo" laki-laki itu mengulurkan tangganya dengan sopan

"Ziva" jawabnya singkat sembari duduk menatap makanan banyak

"Wach,.. kau sudah memesan makanan, aku boleh langsung memakannya" kata Ziva tak menghiraukan pelayan yang ada disitu.

"Ow,.. silahkan nona,"

"Bukannya kau mengundangku hanya untuk makan malam?" Ziva sedikit kesal karena mengganggu istirahatnya.

"Bagaimana kabar kakak anda?" Kenzo to the point.

Ziva berhenti mengunyah makanan, mengambil tisu mengelap bibirnya, kembali mengambil ice lemon yang ada dihadapannya kemudian mengelapnya kembali,..

"Aku sedang mencarinya" jawab Ziva berubah raut wajahnya.

"Apa yang terjadi?"

"Bukannya kakaku Calon istrimu?, apa kau tidak mencari berita tentangnya?"

"Bukan seperti itu nona"

"Kau banyak pekerjaan?, akan aku pastikan anda mundur sebelum ditolak oleh kakaku" Ziva

"Satu bulan yang lalu saya mendapat kabar jika kakakmu menerima perjodohan ini, itu sebabnya saya pulang ke Jakarta" Kenzo tetap dengan sopan

"Kau belum tahu siapa kakakku?, dia bukan wanita elegant yang bergelut didunia bisnis, jika kau berusaha mendapatkan hatinya, kau harus mencari tahu tentang game, dan gunakan gajed mahalmu untuk berselancar di internet lihatlah Global Milenial Game, Laluna itu kakaku, Michel itu SI BRENGSEK yang membuat kakakku hilang.

Kenzo terdiam, selama ini yang dipikirnya sepulang dari Australi dia dapat langsung bertemu dengan wanita yang dijodohkannya, bertunagan lalu mengadakan pesta pernikahan tanpa suatu halangan, namun dia harus berurusan dengan masalah seperti ini di tengah kesibukannya.

"Aku akan mencarinya" Kenzo

"Bagus,.. gunakan badan gagahmu dan kekayaanmu untuk mencari kakakku" Ziva menepuk bahu Kenzo meninggalkan VIP room,...

....

I'am Ready to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang