27. K!ss

34 2 0
                                    


"Kenapa kau ajak dia bekerja di restoran paman Zain?, Bukankah jika karena uang, uangku lebih dari cukup?" Belvin terlihat raut wajah Kevin yang tertunduk saat duduk di sofa ruang tamu, Kenzo tersenyum sinis melihat Kevin dimaki kakak kesayangannya.

"Dia wanita yang berbeda, dia ingin berdiri diatas kakinya sendiri" Kevin menjawab dengan menatap Ze.

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku bahkan bisa memberikan pekerjaan yang layak yang tidak melukai harga diriku" Belvin.

"Berikan Ze padaku, dia calon istriku, setelah menemukannya aku tidak lagi ingin bertunangan dengannya, aku ingin langsung menikahinya" Kenzo tersenyum menatap Zechva.

"Apa?,.. kau siapa?,.." Kevin bangkit dari sofa

"Kau tidak berhak atas Ze, aku orang yang bertama mengkhawatirkannya" Belvin tidak mw mengalah dengan Kenzo.

"Jika kau menghawatirkannya, lakukan sendiri jangan selalu mengandalkanku, kau juga tidak mempercayaiku sepenuhnya" Kevin kesal.

"Tentu saja kau suka bermain-main dengan wanita, bagaimana aku bisa mempercayaimu sepenuhnya, aku sudah mengingatkankan berkali-kali gadis itu bukan mainanmu, aku meminta kau menjaganya karena tidak mungkin aku membawanya ke Perusahaan" Belvin dengan nada kesalnya.

"Kenapa tidak mungkin dibawa keperusahaan?, kau gengsi karena dia tidak sekeren pegawaimu?" Kevin.

"Kevin...!" Belvin 

"Aku sudah peringatkan kamu Kevin, tidak lagi kau bawa dia ke resto yang satu gedung dengan hotel milik keluarga Kenzo, kau harus bertanggung jawab atas kekacauan hari ini" tambah Belvin.

Kenzo tersenyum puas melihat keributan mereka,

"Kax Bel, kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kau sibuk dengan perusahaan, aku juga mengerti kau sangat perhatian terhadapnya, tapi Zechva juga manusia, apa selama ini kak bel peduli dengan impiannya?, apa kak bel peduli dengan kebahagiaannya? bahkan kakak tidak pernah peduli dengan hal-hal kecil untuknya selain menyuruhku dan Royce untuknya, Bukannya itu bisa dikatakan kax Bel tidak pernah peduli dengannya" Kevin mulai kesal juga.

"Kevin,..!!" Belvin

"Yakkk,.... Tolong hentikan semua ini,...!!" Ze, duduk menutup kedua telinga dengan kedua tangannya sedari tadi mereka beradu mulut,..

"Apa kalian tidak tahu seberapa berat hidupku?"

"Kalian seharusnya, tidak melakukan ini semua padaku" Ze timpalnya.

"Ze,..!!" Belvin

"Biarkan aku pergi, aku akan terjun dari balkon jika kalian mengikutiku" Ancam Ze

Mereka semua tersentak kaget mendengar ucapan Ze, khawatir jika Ze, benar-benar sedang tertekan dan nekat, mereka terdiam dan sunyi saat Ze pergi keluar dari apartemen.

.................................

Beberasa saat kemudian.

Ponsel Kevin berbunyi, yaitu dari Rabbani yang menginfokan jika Zechva ada di Hight Diamond sedang menangis.

"Bisa kah kau Kesini?" Rabbani

"Perlakukan dia dengan baik?, aku akan segera kesana" Kevin beranjak untuk pergi menyusul Ze, Kenzo juga ingin beranjak.

"Dia akan bunuh diri, jika kalian mengikutinya" Kevin.

"Apa temenmu bilang seperti itu" Kenzo.

"Iya" Kevin menjaili kedua kakaknya lebih tepatnya membohongi.

"Dia sudah aman, dia berada di Diamond, pastilah dia pergi ketempat yang paling dia sukai, aku heran saja, kau banyak uang tapi tidak menggunakan uangmu untuk memperjuangkan cintamu, jika kau benar bisa memahaminya, pasti di apartemen ini sudah ada computer khusus untuk dia bermain game" Kevin.

Kenzo tersenyum, "Aku akan memperlakukan dengan sangat baik, aku akan berikan kamar terbaik di hotel" Kenzo tersenyum sinis beranjak keluar dari apartemen.

"Aku kasih tahu dia tidak menyukai aroma hotel" Kevin.

***

Di ruang VIP room, disitulah Zechva menangis,..

Kevin sampai di Diamond, bergegas untuk menemui Zechva,..

"Apa yang terjadi,..? dia sedari datang menangis" Rabbani menyambut Kevin.

Kevin memberanikan diri untuk masuk ke VIP room dimana Zechva menangis, namun dari belakang Belvin melangkah masuk terlebih dahulu, Belvin yang biasa bersikap dingin kini mengubur dalam egonya, berubah menjadi pia hangat yang seakan siap melindungi, meskipun mukanya tetep cute dan mengemaskan.

"Are you oke?" Belvin mendekati Zechva.

Zecvha masih mengusap air matanya, namun masih terisak-isak, Belvin duduk disebelah Zechva mengayunkan tangannya ke kepala Ze, untuk bersandar di bahu lebarnya, aku sudah berjanji untuk meminjamkan bahuku disaat kau terpuruk,

melihat hal itu Kevin mengurungkan niatnya, dan hanya dapat melihat kakanya berdua di ruangan VIP dari ruangan yang lain.

Zechva masih terdiam dengan sedikit sendu tangisnya yang tersisa,.

"Menagislah,..! jika hal itu melegakan untukmu" Belvin sesekali menatap Zechva.

Belvin merapikan rambut Ze yang menutup mukanya, berlahan mereka berhadapan, "deg,..deg,.. deg,.." dentuman jantung keduanya semakin kencang, Belvin merasakan hal itu dengan menatap Ze, namun Ze membalas tatapannya.

 Bevin mengusap-usap air mata yang ada di pipi Ze, di tengah dia mengusap pipi kecil mungil yang cantik walau tak bermake up itu, dentuman detak jantungnya semakin kencang, tapi dia merasa ada yang aneh Ze sama sekali tidak menolak tangannya yang sedari tadi menjulur untuk menyentuh rambutnya, pipinya, dia menginggat kembali kejadian dimana tangan mungil gadis itu tersentuh olehnya, gadis itu dengan cepat menamparnya,..

"Ze,.. apa kau mulai menyukaiku?" Belvin

Ze masih terdiam dan tidak pula memberikan anggukan, sendu tangisnya mulai menghilang.

Belvin memandanginya "Ze, kau milikku" Belvin meraih bibir tipis Ze dengan lembut.

.........................

I'am Ready to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang