24. I Know

6.1K 580 3
                                    

Mereka sudah tiba di arena hanya bertiga bersama ada Marvel disini. Keadaan cukup ramai karena ini malam minggu, banyak kegiatan di lakukan di arena ini terkadang bermanfaat namun terkadang tidak.

"Mau balapan?" Tanya Jayden memastikan, Jeano hanya mengangguk melihat sepeda motornya dipastikan tidak ada yang salah dan tertinggal.

"Udah nih, gas!" Marvel memberi tau, Jeano mengacungkan jempolnya,

"Jagain bentar." Marvel hanya mengangguk merespon.

Jeano berjalan ke Jayden yang sedang ngevape, melihat Jeano mendekatinya sontak ia mengibaskan asapnya menyimpan vape-nya.

Jeano langsung memeluk Jayden erat, merasakan jutaan kupu-kupu berterbangan di perutnya hanya karena tindakan kecil Jayden. Jayden pun mendekap Jeano erat dengan gemas, membiarkan Jeano mengendus aromanya walau menggelikan namun dia tahan, tidak ingin mengganggu kesenangan Jeano.

"Beneran ikut balapan ngga, Jen?" Tanya Jayden karena Jeano tidak melepaskan pelukannya.

"Bentar lagi." Jeano malah semakin mendusal, Jayden menghela nafas mengusap rambut Jeano yang lembut.

"Kamu ngelawan siapa?"

"Hmm mungkin temennya Hazmi." Jayden terdiam.

"Ga usah khawatir, dia gampang diurus." Jeano meyakinkan Jayden yang terlihat khawatir, mungkin perasaannya berlebihan, Jeano pasti bisa.

"Jangan ada luka." Jayden mengecup kening Jeano sekilas membuat Jeano langsung gugup.

"Aku ga tawuran!" Jeano tidak terima hanya ditanggapi senyuman tipis Jayden.

"Jangan sampai, sana bentar lagi mulai."

Jeano menurut langsung menuju sepeda motornya, bersiap untuk mulai sementara Jayden hanya mengawasi dari jauh.

"Udah jauh juga lo sama dia." Ujar Marvel yang tiba-tiba berada di sebelah Jayden, Jayden menoleh.

"Gue?"

"Ya lo pikir gue ngomong sama siapa." Marvel acuh, Jayden hanya mengangguk entah ingin merespon bagaimana.

Marvel sedari awal hanya diam saja saat mendengar Jayden dan Jeano berpacaran, tentu merasa kaget tiba-tiba sekali mereka berpacaran, bahkan mereka tidak dekat malah bermusuhan.

Menurutnya bagus, kalau begini bisa merasa tidak canggung lagi dan menganggap Jeano hanya sekedar sahabat tidak lebih.

Iya Jeano dan Marvel pernah berpacaran tapi mereka harus mengakhiri hubungannya karena Nenek Marvel di canada tidak menyukai Jeano yang sifat dan penampilannya seperti anak nakal.

Mau tidak mau mereka harus mengakhiri hubungan mereka walaupun ada jalan lain di pikiran Marvel, tapi menurut Jeano tidak disukai nyonya besar keluarga sudah pasti tidak akan direstui juga oleh orang tua Marvel.

Marvel tidak bisa menghilangkan perasaannya hingga sekarang pada Jeano, karena semua ini terlalu dadakan, dia belum siap.

Marvel juga hanya heran bagaimana bisa Jayden mendapatkan Jeano semudah itu. Dia bahkan sedang berusaha menghilangkan perasaannya dan canggungnya pada Jeano.

Jeano tetap menganggap Marvel sahabatnya, dia sudah mengubah semuanya dengan Marvel hanya sekedar kenangan.

Jeano sekarang sudah memiliki Jayden, miliknya, hanya dia. Walaupun Jayden tidak cerewet dan banyak bicara tapi dia selalu bergerak dengan tindakan, tentu saja Jeano suka.

"Gue udah tau." Jayden mengeluarkan vape nya lagi, menghirupnya tenang melihat arena yang di lalui banyak orang termasuk Jeano.

"Tau apa?"

"Lo sama Jeano," Marvel mendengar itu tersenyum kecut, apa Jeano sudah bercerita?

"Gue tau bukan dari Jeano." Seolah bisa membaca pikiran Marvel, Marvel tentu heran darimana dia tau.

Sepulang sekolah Jayden mengunjungi kafe Loyal untuk makan sekaligus melihat Jeano siapa tau dia berkunjung hari ini.

Sedari dulu Jayden sangat mengagumi anak itu tetapi karena dia yang malu dan masih belum cukup umur, akhirnya dia memutuskan untuk melihat dari jauh saja sudah mengobati kangennya.

Saat Jayden mengecek di jendela dia terpaku. Terkejut, bingung, merasa sesak melihat Jeano dan Marvel bergandengan tangan saat makan.

Dia berusaha untuk menahan diri tidak merasakan sesaknya, masuk ke dalam bersikap biasa. Untung Jeano tidak mengenalnya jadi dia bisa bebas melihat walau nyeri di dadanya.

"Kamu mau es krim rasa apa?" Tanya Marvel pada Jeano yang merasa senang tiba-tiba karena es krim.

"Vanila!" Jeano antusias membuat Marvel terkekeh gemas, mencubit pipi Jeano tapi Jeano malah tersenyum senang.

Jayden mendengar itu hanya tersenyum simpul, menunduk. Ia berharap seberuntung pacar Jeano sekarang yang bisa menyentuh Jeano bebas.

Jayden masih setia disana karena ada Jeano, sepertinya dia salah menyukai orang yang mempunyai pacar. Tapi Jayden tidak akan begitu saja karena Jeano memiliki pacar.

Flashback end.

Jayden terdiam mengingat kejadian itu lagi di masa sekolah menengah pertama, mampu bertahan dua tahun hingga tidak merasa cemburu lagi dengan mereka.

Saat Jayden ingin move on, betapa terkejutnya dia satu sekolah dengan Jeano dan Marvel apalagi mendengar kabar mereka sudah putus, jadi mengurungkan niat untuk move on dan tetap menyukai Jeano.

"Gue ke Jeano dulu." Ucap Jayden meninggalkan Marvel yang termenung menatap Jayden berjalan ke Jeano.

"Apa aku bilang 'kan gampang!" Sombong Jeano, Jayden terkekeh langsung memeluk Jeano gemas.

"Keren sayang, kamu mau apa sebagai hadiah?" Tawar Jayden menarik, Jeano berpikir dia sedang ingin sesuatu yang bisa membuat tenang sejenak.

"Mau jalan-jalan boleh?"

"Boleh, kita besok jalan-jalan seharian oke?"

Jeano mengangguk senang mendengar itu langsung berhambur ke dekapan Jayden, mencari bau kesukaannya yang membuatnya tenang.

"Je!" Jeano menoleh saat Marvel memanggilnya.

"Biasa lah, ga ada yang bisa ngalahin lo." Pujian Marvel pada Jeano langsung membuatnya gugup, ia menoleh pada orang di sebelahnya yang pernah mengalahkannya.

"Hehe thanks, ini juga karena lo." Jawab Jeano berusaha biasa saja.

"Yaudah kalau gitu gue balik dulu, di cariin adek gue." Pamit Marvel diangguki Jeano dan Jayden.

"Mau pulang juga?" Tawar Jayden pada Jeano.

"Iyaa, mau tidur." Jeano masih tetap memeluk Jayden, mencari tempat nyaman.

Jayden mengangguk, saat ingin berjalan ke motornya dengan membawa Jeano tiba-tiba Jeano menahannya membuat Jayden menoleh menatap heran.

"Kenapa?" Jayden bertanya kalem, Jeano mendongak menatap mata kelam Jayden.

"Mau peluk yang lama boleh nggak?"

Jayden terkekeh, jarang sekali Jeano menanyakan hal seperti ini. Jayden mengangguk menanggapi.

"Iya boleh tapi sekarang kita pulang." Jeano mengangguk menurut, menuju ke sepeda motor masing-masing dan pulang dipimpin oleh Jeano diikuti Jayden dibelakangnya.

.

.

.

.

[06.07.2022]

To be continued..

N. Loyal: nama kafe Jayden sama Jeano dari mereka ketemu sampe sekarang

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang