37. Then Love Me

6K 462 8
                                    

Sekarang adalah hari yang di tunggu murid kelas akhir dengan liburan mereka yang berkemah di hutan termasuk Hazel, Reyhan, Gino dan Leon yang sudah bersiap menunggu pengurus yang masih di dalam sekolah.

Semua murid sudah dinyatakan lulus hari senin kemarin, tentu saja Jayden dan Jeano lega setengah mati. Apalagi dengan Jeano yang kadang membolos tapi Jeano sudah memperbaiki nilainya kembali.

"Udah semua? Apalagi yang kurang?" Tanya Rania melihat teman-temannya yang sepertinya sudah siap semua di ruang OSIS.

Ada beberapa guru disini yang memberi wejangan pada mereka yang akan mengurus para murid di sekolah ini untuk tiga hari ke depan, juga ada beberapa guru yang akan membantu mereka saat disana.

"Kartu pengenalan lo mana, Jay?" Tanya Rania melihat Jayden yang sepertinya sudah siap kecuali kalung sebagai tanda pengurus yang harusnya dipakai.

Jayden mengeluarkan kartu itu dari sakunya kemudian menunjukannya pada orang-orang yang melihatnya, entahlah saat ini Jayden merasa tidak nyaman.

"Pertanyaan lo itu salah. Harusnya tanyain, mana tas dan barang-barang lo?"

Sheila menambahi, semuanya tentu heran dimana barang bawaan Jayden diletakkan. Jayden menghela nafas dia sangat tidak ingin seperti ini, dijadikan pusat perhatian terus-menerus.

Sangat tidak nyaman dan mood nya langsung berubah begitu saja. "Di Reyhan." Balas Jayden dengan nada datarnya.

Sheila meneguk ludahnya kasar mendengar nada tidak mengenakan itu dari Jayden, memang seram dan tidak bisa tertebak Jayden itu.

Jeano yang menyadari suara itu langsung menggenggam tangan Jayden, menenangkan pemuda itu yang mood nya langsung berubah.

Masih banyak anak terkenal yang lain di anak MIPA tapi kenapa harus dirinya yang jadi pengurus? Menjadi perwakilan kemudian menjadi pusat perhatian anak-anak seangkatannya nanti.

Jayden langsung memeluk Jeano dari belakang di rasa guru sudah pergi dari ruang OSIS, memeluknya erat dan menyembunyikan wajahnya di leher Jeano yang berbau vanila.

"Ya udah udah semua 'kan? Ayo berangkat sekarang!" Ajak Rania mengangkat tasnya sementara semuanya mengangguk mantap dan mengikuti dari belakang kecuali Jeano dan Jayden.

Jeano memutar tubuhnya menjadi berhadapan dengan Jayden, merapikan baju pemuda ini yang menekuk bibirnya kebawah saat semua pengurus sudah keluar. Mengalungkan tanda pengenal yang Jayden bawa.

"Gapapa, ayo berangkat! Kita satu bus kok." Kata Jeano menenangkan Jayden.

Jayden mencuri kecupan di pipi Jeano sebagai sapaan paginya seperti biasa, bisa menaikan perasaannya ini yang buruk.

Jayden mengangguk berusaha tersenyum dan terlihat biasa saja kemudian menarik Jeano keluar dari ruangan menuju bis para murid.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Bara menoleh ke belakang bangku bis yang ada Jeano dan Jayden disana sedang berpelukan dan berbicara bersama, sesekali Jeano tertawa karena pemikiran aneh Jayden.

Bahagia itu yang dirasakan mereka, walaupun tidak terlalu diperhatikan orang-orang tapi hal kecil begini saja sudah membuat senang.

Bara berbicara dalam hatinya, kapan dirinya seberuntung Jayden yang bisa dekat dengan Jeano selalu. Dia merasa kehidupan Jayden itu sempurna, selalu.

Bisa mendapatkan Jeano dan otaknya yang pintar, diberi pujian dimana-mana bukankah beruntung?

Bara langsung menolehkan pandangannya kembali ke pengurus yang lainnya, berbicara seperti pada umumnya, berusaha mengabaikan kedua insan yang semakin dekat itu.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang