18. Die For You

6.6K 611 8
                                    

Jayden bergerak gelisah, dia memikirkan bagaimana caranya supaya hp nya kembali ke tangannya dan memberi kabar Jeano.

"Den? Belum tidur?" Kata oma bertanya, masuk ke kamar Jayden perlahan di bantu Jayden.

"Belum, oma. Jayden ga bisa tidur sekarang." Ujar Jayden singkat, menuntun oma duduk di kasur kamarnya. Oma mengusap rambut Jayden perlahan, lalu tersenyum dan bertanya.

"Kamu punya pacar ya?" Jayden mendengar itu terkejut sekaligus bingung, ia mengangguk menjawab. Pasti omanya mengawasinya juga.

"Iya punya, Jayden sayang banget sama dia." Jayden menunduk khawatir mulai menghantuinya, bertanya-tanya bagaimana keadaan Jeano sekarang.

Oma tersenyum tipis, tidak menyangka melihat cucunya sudah menemukan orang yang dicintainya, dirinya sungguh khawatir pada cucunya yang tidak akan mendapatkan pasangan hidupnya karena terlalu rajin belajar.

Oma mengambil sesuatu, memberikannya kepada Jayden, Jayden terkejut namun mengambilnya perlahan.

"Oma.."

"Oma udah tau, kamu hubungin dia sana. Jangan tinggalin dia ya? Sayangi dia."

Oma tersenyum hangat kemudian bangkit untuk keluar, tetapi Jayden memeluknya perlahan. Oma juga melakukan hal yang sama.

"Makasih banyak oma!" Oma hanya mengangguk menjawab.

Saat oma sudah keluar, Jayden mulai panik mencari nomor Jeano. Tanpa basa-basi langsung menelponnya, menjelaskan semuanya.

"Halo?" Sahut orang di telpon sana.

"Jeano." Jawab Jayden tiba-tiba bingung ingin memulai darimana.

"Apa?" Jayden terkejut tentu saja mendengar suara datar Jeano.

"Maaf, Gue baru ngabarin sekarang. Gue sekarang lagi di—"

"Ga perlu, lo lagi belajar 'kan? Lanjutin aja ya."

"Tapi Jen—"

Telepon berakhir membuat Jayden heran, berusaha menelepon Jeano kembali namun ditolak dan dibiarkan berkali-kali. Jayden mengusap wajahnya kasar, mencoba mengingat-ingat apa yang telah dia perbuat.

"Jayden." Jayden menoleh melihat siapa yang memanggilnya, wajahnya berubah datar.

"Kamu pulang sekarang, kamu masih harus belajar nanti malam." Kata Pak Zanero tiba-tiba masuk ke kamarnya, Jayden mengangguk pasrah.

Jayden perjalanan pulang menuju rumahnya dengan diantarkan sopir, saat sampai di gerbang pemuda itu memikirkan sesuatu.

Jayden langsung turun dari mobil, menuju garasi mengambil sepeda motornya dengan terburu-buru.

"Tuan muda!" Seru salah satu pelayan bertanya ingin pergi kemana dia, ini sudah malam.

"Sebentar saja, saya ingin bertemu seseorang!" Katanya langsung meninggalkan area rumahnya menuju ke rumah Jeano menaiki sepeda motornya.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Loh Jayden?" Mama Selena terkejut melihat Jayden disini tiba-tiba.

Jayden tersenyum, "Maaf ganggu malam-malam begini, mama. Saya bawain ini buat mama, oleh-oleh dari Bandung."

"Aduh ga usah repot-repot gini, makasih ya. Kamu barusan pulang?" Kalem Mama Selena.

"Iya, saya baru pulang dari rumah Nenek." Selena mengangguk, Jayden bertanya

"Jeano ada, ma?" Mama Selena yang mendengar itu terdiam, lalu tersenyum.

"Maaf ya Jayden, Jeano nya udah tidur." Jayden yang mendengar itu tentu saja heran, namun sedikit lega.

"Gapapa, ma. Kalau gitu saya pamit ya? Udah malam." Pamit Jayden ingin pulang namun masih ada rasa sedikit khawatir.

Selena mengiyakan, saat Jayden sudah pergi dia menatap dua oleh-oleh dari Jayden lalu menatap kamar Jeano.

"Maaf Jayden, mama bohong." Selena melakukan ini atas keinginan anaknya yang tidak ingin bertemu Jayden, dirinya sungguh tidak ingin ikut campur dalam urusan hubungan anaknya.

Tapi setelah melihat raut wajah lelah dari Jayden tentu saja ibu dua anak itu merasa khawatir dan juga merasa bersalah, bertanya-tanya apa yang terjadi.

Selena menuju kamar Jeano, membuka pintunya melihat anaknya yang masih belajar kemudian memanggilnya.

"Jeano?" Panggil Selena.

"Iya ma? Jayden udah pulang?" Kata Jeano sambil meregangkan otot-ototnya karena lama menunduk.

"Udah, ini ada oleh-oleh dari Jayden. Baru aja dia pulang dari Bandung, yaudah mama tidur dulu." Kata Selena meletakkan oleh-oleh itu di meja Jeano.

Sementara Jeano terpaku, mencoba mengerti apa yang terjadi. Jayden dari Bandung dan baru pulang malam-malam begini, Jeano semakin penasaran.

Saat ingin mengambil hp nya untuk menelpon Jayden, Jeano urungkan kembali. Akhirnya memutuskan untuk membuka oleh-olehnya saja.

Lagi-lagi Jeano terdiam, ada cemilan favoritnya dan rata-rata semuanya rasa vanila bahkan ada susu dan yoghurt juga.

Dia masih memikirkan keputusan atas perasaanya, jadi tidak ingin bertemu Jayden terlebih dahulu.

Jeano menggelengkan kepalanya kencang, dia tidak akan jatuh ke Jayden lagi! Dia harus kuat, ini hanya camilan.

Jeano meminum susu yang diberikan Jayden itu dalam sekali teguk, merasa haus setelah berjam-jam bersama buku.

Makasih, Jay.

Jeano langsung membanting tubuhnya di kasur karena lelah, menutup matanya berusaha melupakan Jayden dan mulai memejamkan matanya.

.

.

.

.

[02.07.2022]

To be continued..

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang