34. At All Times

5.8K 478 14
                                    

Sudah satu bulan berjalan, sekarang Jayden sudah kembali ke sekolah dengan keadaan sehat dan semakin tidak bisa lepas dari Jeano.

Yang pasti Jeano tidak ingat sudah berapa lama mereka saling memeluk apalagi sekarang mereka harus menghabiskan waktu bersama untuk mengurus kegiatan festival ini.

Sekarang mereka sedang duduk di ruangan OSIS karena membicarakan kapan festival ini mulai digelar, apa saja yang boleh di jual dan apa saja perlengkapannya.

"Kayaknya yang simpel aja, ga usah diambil pusing." Pendapat Wilona untuk dekorasinya.

Rania mendengus mendengarnya selalu saja orang-orang inget simpel dan tidak perlu susah-susah, padahal jika dekorasinya bagus kan lebih baik.

"Apa salahnya kita ga simpel kali ini? Design simpel terus emang yakin bakal menarik peminat nanti? Kalau gitu mau kapan sampe targetnya?"

Perkataan Jayden membuat semua orang berpikir dua kali, memang benar kadang kalau kita ingin menarik pelanggan harus yang bagus agar mereka tertarik.

"Ya bener sih, ga ada salahnya kita coba." Sheila menyetujui diikuti yang lain.

Jeano tersenyum tipis dengan perkataan Jayden tadi padahal jantungnya berdebar-debar hanya karena Jayden berpendapat.

Jarang sekali Jayden bersuara di situasi seperti ini.

"Ya udah sekarang bagi tugas, kita kebagian jualan kopi, peritilan sama makanan." Kata Rania melihat kertasnya sudah mengatur tugas masing-masing.

"Cewek-cewek peritilan, kalau makanannya cewek sama cowok, kopinya cuma cowok. Peritilannya Wilona sama Sheila. Makanan Yesha, Kaluna, Bara. Kopinya Jayden sama Jeano." Jelas Rania pada mereka.

"Terus lo?" Sheila mengernyitkan dahinya menatap Rania penuh selidik.

"Gue? Gue 'kan panitia sama Marvel, jadi mantau kalian lah." Sombong Rania menatap teman-temannya yang akan mengumpulkan uang untuk target nanti.

Sheila mencibir sudah menebak kelakuan ketua OSIS yang aneh ini, biasanya kalau aneh gini baru aja dapet sayang-sayangan dari pacarnya.

"Oke, barang-barangnya bisa di urus nanti. Gue mau makan, laper." Kata Jeano langsung menarik Jayden keluar dari ruangan sementara yang di tarik hanya bingung mengikuti.

"Udah laper dari tadi?" Tanya Jayden saat mereka sudah sampai di kantin, bagaimana bisa Jayden tidak menyadari Jeano ternyata sudah lapar.

"Nggak sih, aku udah sarapan tadi pagi. Kamu yang belum makan." Jeano memesankan sepiring nasi goreng untuk Jayden.

Jayden memang tidak biasa sarapan kecuali saat ada ayahnya yang sarapan di rumah, dia lebih sering makan siang. Apalagi mendengar kabar ayah Jayden masih di luar negeri pasti Jayden melewatkan sarapannya.

Jayden hanya tersenyum simpul melihat tindakan kecil Jeano yang selalu perhatian padanya, jarang ada orang perhatian padanya dulu tapi sekarang ada Jeano.

"Makan, jangan minta suap!" Ujarnya lebih dahulu sudah menebak kalau Jayden pasti akan meminta disuapi.

Jayden menurut mulai makan nasi goreng itu tapi saat akan menyuapkan ke mulutnya,

"Jeano!"

Yang di panggil menoleh, Jayden ikut menoleh penasaran. Bahkan beberapa murid yang lewat bahkan sedang makan mulai memandang mereka.

"Kenapa, Bar?" Tanya Jeano bangkit dari kursinya.

"Boleh bantuin gue nanti? Gue bingung buat milih menu makanan festival nanti." Kata Bara sambil berdoa dalam hatinya semoga Jeano ingin.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang