11. Back

7.9K 746 7
                                    

"Halo, kenapa bang?" Tanya Jeano untuk orang di sambungan teleponnya, saat ini Jeano dan Jayden sedang makan di kantin sekolah dengan Hazel sebagai orang ketiga disini.

"Mama pulang hari ini, lo mau jemput?" Kata Jafar di sebelah sana membuat Jeano terheran.

"Kenapa kita ga jemput berdua aja? Lo anaknya bukan bang?"

"Sialan, ya gue anaknya lah, ya udah jemput berdua. Mama nanti arrival malem, lo pulang aja dulu." Tukas Jafar panjang lebar.

"Oke." Jawab Jeano singkat lalu telepon berakhir. Selesai bertelpon Jeano melihat ke arah Jayden yang berada di seberangnya sedikit tidak nyaman dan menatap aneh pada Hazel.

Sementara dari tadi Hazel hanya menatap Jayden tidak suka sambil mengawasi gerak-geriknya, mulai dari makan, minum lalu menatap Jeano.

Jeano mendengus menatap Hazel yang membuat Jayden tidak nyaman, "Lo ngapain, Zel?" Tanya Jeano pada Hazel.

"Ga ngapa-ngapain." Ucapnya singkat namun masih tetap menatap Jayden sambil menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

Jeano menghela nafas berat lalu menoleh ke Jayden yang menunduk sambil menikmati makanannya dan menghindari tatapan Hazel, jujur Jayden merasa tak nyaman nyaman namun masih berusaha bersikap biasa saja karena menghargai temannya Jeano.

"Jayden."

"Hm?" Respon Jayden singkat namun masih menunduk.

"Udah selesai? Temenin gue ayo!" Ajak Jeano berdiri langsung menghampiri Jayden sontak membuat Jayden mendongak sementara Hazel menatap tidak percaya pada sahabatnya.

"Tapi—"

Jeano tak menghiraukan itu langsung menggandeng Jayden keluar dari kantin dan meninggalkan Hazel yang sudah emosi mengumpatinya. Namun siapa sangka saat Jeano menggandeng Jayden keluar kantin itu mendapatkan perhatian dari murid yang berasa disana.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Tidak ada yang tau ternyata Jeano membawa Jayden ke rooftop gedung IPA, Jayden hanya mengikuti tidak protes

"Kenapa kesini, Jen?" Tanya Jayden saat mereka sudah sampai.

"Gapapa, biar ga ada yang natap lo kek tadi." Jelas Jeano lalu menarik Jayden duduk di bangku kayu panjang disana.

Jayden hanya terdiam merasa bersalah, karenanya tidak terlalu suka berada di tempat keramaian jadinya ia membawa-bawa Jeano untuk berada di tempat jauh dari keramaian.

"Lo aja ga nyaman apalagi gue, gapapa disini lebih tenang."

"Sorry, gara-gara gue."

"Ga usah minta maaf, gue ngerti. Jadi pusat perhatian itu ga enak." Ujar Jeano menenangkan Jayden yang merasa tidak enak.

Jayden semakin merasa bersalah namun berusaha untuk mengiyakan Jeano, dirinya mendongak menatap langit biru yang cerah hari ini.

"Lo inget nggak dulu pernah nyuruh gue balik ke kelas pas itu." Celetuk Jeano tiba-tiba.

Jayden berusaha mengingat-ingat kemudian terkekeh, "Lo bolos, selalu pas mapel ekonomi."

Jeano mencibir, "Gue ga suka ekonomi, bikin pusing aja! Tapi semuanya bikin pusing." Jayden menanggapi itu dengan senyuman penuh arti.

"Mending kita nikah aja ya? Biar gue yang kerja, lo dirumah." Goda Jayden membuat Jeano melotot langsung mencubit pinggang Jayden dengan kuat membuat empunya meringis.

"LO NIKAH AJA SONO SAMA TEMBOK!" Amuk Jeano karena tidak terima, menolak keras karena masih ingin menikmati masa mudanya.

Jayden meringis sekali lagi mendengar teriakan Jeano padanya, "Bercanda, tapi kalau beneran gapapa." Canda nya sekali lagi membuat Jeano ancang-ancang ingin mencubitnya lagi namun dengan cepat ditahan oleh Jayden.

Suasana kembali hening, Jayden yang memang sering diam dan Jeano yang bingung ingin membicarakan apalagi, tiba-tiba ia memikirkan sebuah ide.

"Jay, mama gue pulang nanti malem, bantuin gue bikin makan malem mau ya?" Tawar Jeano dengan wajah memohon, sekali ini agar Jeano membuat sesuatu yang berkesan untuk sang bunda.

Jayden sedikit luluh melihat mata memohonnya Jeano, Jayden mengangguk mengiyakan membuat Jeano langsung sumringah.

"Lo mau bikin makanan apa?" Jeano diam berpikir, makanan favorit mamanya adalah seafood tapi Jeano yakin mamanya akan memakan apapun yang ia masak.

"Lo bisa masak olahan seafood? Atau sama sayuran juga!" Ide Jeano membuat Jayden berpikir sesaat.

"Bisa, gue kadang masak ikan seafood kalau bosen."

Perkataan Jayden membuat Jeano tersenyum senang karena dirinya dapat menyambut mamanya dengan kesan baik nanti, sembari mengenalkan Jayden.

"Nanti pulang kita langsung beli bahannya, masaknya juga dirumah gue ya!" Kata Jeano antusias dibalas anggukan oleh Jayden kemudian menggandeng tangan Jeano.

"Iya, ayo ke kelas bentar lagi bel bunyi, gue anterin ke kelas lo ya? Jangan nolak." Tawar Jayden namun memaksa membuat Jeano pasrah mengikuti.

.

.

.

.

[29.06.2022]

To be continued..

N. Kalian pernah mikir ga kalau misalnya Jeano yang menang pas balapan itu? Kayaknya Jayden bakalan masuk rintangan lebih susah sih (tapi tetep suka sama Jeano) 😀

Tapi karena author suka simpel, jadi di percepat aja tapi banyak rintangan juga mhehe

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang