19. Ghost

5.9K 579 26
                                    

Jayden sudah sampai di gedung IPS, kelas Jeano. Saat akan mengetuk pintu tiba-tiba ada yang menahan lengannya.

Hazel menarik lengan Jayden menjauh dari kelasnya, membawanya ke tempat sepi kemudian memukulnya secara keras.

BUAGH

Jayden langsung mengalihkan pandangannya ke samping saat pukulan itu mengenai sudut bibirnya hingga robek dan berdarah. Hazel menarik kerah Jayden langsung memukul sudut bibirnya sebelahnya hingga mengeluarkan darah sekali lagi.

"LO APAIN TEMEN GUE BANGSAT! APA YANG LO PIKIRIN SELAMA INI?!" Marah Hazel tidak bisa tertahan.

Rahang Jayden, perut bahkan bagian belakang kepalanya sudah terkena benturan dinding dibelakangnya karena dorongan Hazel yang tidak main-main.

Tidak ada yang bisa dilakukannya selain pasrah. Jayden pun salah dalam hal ini karena tidak mengabari Jeano mungkin itu kesalahannya.

Hazel masih belum berhenti, dapat menebak jika Hazel akan melukai hingga organ dalamnya supaya tidak terlihat pukulan-pukulan itu dari luar.

Jayden terkejut saat aliran darah keluar lagi dari hidungnya, dengan cepat ia menutup hidungnya namun masih menatap Hazel.

"Balik ke kelas lo. Jangan dalam keadaan babak belur gini, jangan sampe nyeret-nyeret gue, ini balesan buat lo dari sahabat gue."

Sepeninggalan Hazel, Jayden terdiam shock. Masih bingung dengan pikirannya sekarang, tetapi darah masih belum berhenti mengalir membuat Jayden terpaksa membuyarkan pikirannya dan berlari ke toilet sekolah.

Sementara orang yang sedang bersembunyi cukup jauh dari mereka menyeringai melihat itu.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Dari mana lo?" Tanya Jeano ke sahabatnya yang malah nyengir tidak berdosa ke arahnya.

"Ngintip gebetan, ADUH!" Jeano menonyor kepala Hazel membuat empunya kesal.

"Mana bisa lo ngintip gedung IPA dari gedung IPS!" Hazel tidak menjawab namun memeluk Jeano yang masih kesal dari belakang.

Yang dimaksud mengintip murid di gedung IPA adalah Reyhan, tapi mereka yang terjebak suasana friendzone membuat Hazel hanya bisa mengagumi dalam diam.

Jayden berjalan dengan lemas menuju kelasnya, berharap dirinya tidak terlihat terlalu pucat hingga membuat curiga orang-orang. Jayden sungguh frustasi, karena hari olimpiade hampir tiba dua hari lagi

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Kak Jeano, Hazel!" Adel memanggil Jeano dan Hazel yang sedang makan di kantin, tetapi dia tidak memanggil Reyhan yang ada disana membuat Reyhan menatap penuh selidik pada Adel.

"Del, sini makan." Tawar Hazel baik langsung di tolak baik-baik oleh Adel,

"Gue udah makan bekal tadi di kelas, kak." Hazel mengangguk mendengar itu, sementara Jeano dan Reyhan terdiam.

Jeano yang terdiam karena masih tenggelam dengan pikirannya, Reyhan yang terdiam karena ada Adel. Reyhan menatap curiga pada Adel yang menurutnya membawa hawa negatif di sekitarnya.

"Oh iya Kak Jeano, gimana sama Jayden?" Jeano yang dipanggil hanya mengedikkan bahunya acuh.

Reyhan yang mendengar itu justru semakin terkejut dan bingung sementara Hazel hanya menyimak dalam diam karena dia yang bertemu dengan Jayden tadi pagi.

Adel mendekat lalu membisikan sesuatu, "Berarti emang bener, Kak. Dia aja ga kesini buat ketemu lo." Yakin Adel membuat Jeano semakin pusing.

"Maksud lo ngomong gitu apa? Lo tau apa tentang Jayden sama Jeano?" Kata Reyhan sudah tak tahan lagi.

Reyhan sudah mulai mengerti sekarang, intinya adalah adik kelas ini.

"Loh gue bener 'kan, Kak? Kak Jayden itu ga serius sama Kak Jeano, dia bahkan ga peduli sama keadaan Kak Jeano sekarang."

Reyhan yang sudah geram langsung ditahan oleh Hazel dengan cepat, jangan sampai kelepasan membuat keributan di kantin yang damai saat ini.

"Lo sok tau bener ya, Jayden bisa aja sibuk sekarang karena bentar lagi dia ada olim, tapi bukan karena belajar terus berarti dia ga peduli sama Jeano." Cerocos Reyhan sudah tidak tahan.

"Udah Rey, malah ntar anak lain pada penasaran kalau gini." Ujar Hazel menenangkan Reyhan.

"Diem lo!" Kesal Reyhan karena ditahan Hazel, Hazel tak menggubris namun tetap mengelus lengan Reyhan menenangkan.

"Kalau dia pe—"

"PERGI GA LO?! SEBELUM GUE SERET LO KELUAR!" Marah Reyhan sudah tidak bisa tertahan hampir melempar kursi makannya.

Adel mencibir namun pergi meninggalkan mereka daripada harus menanggung malu.

"Sabar Rey sabar!" Peringat Hazel menenangkan Reyhan.

"GIMANA BISA GUE SABAR SAMA MAK LAMPIR KEK DIA?!" Reyhan yang masih emosi menjadi kelepasan membentak Hazel, Hazel menutup matanya kuat.

Saat Reyhan sudah merasa sedikit tenang, menoleh ke arah Jeano yang masih diam pusing dengan menutup matanya.

"Lo ga usah dengerin mak lampir itu, dia emang kayak setan!" Yakin Reyhan mengelus kepala Jeano, pasti pemuda itu merasa bingung.

"Gue beneran bingung harus percaya Jayden apa enggak." Jeano menghela nafasnya berat.

"Lo beneran harus percaya Jayden! Lo harusnya dukung dia mau olim bukannya malah bingung gini elah." Reyhan memutar bola namun dia sedikit iba juga melihat Jeano.

Tiba-tiba Jeano memikirkan sebuah ide untuk olimpiade Jayden nanti, "Rey bantuin gue ya." Mohon Jeano.

"Perasaan gue ga enak." Setelah melihat wajah Jeano yang seperti itu.

.

.

.

.

[02.07.2022]

To be continued..

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang