21. One Reason

6.8K 618 8
                                    

"Jay?"

"Hm?" Jayden menoleh ke Jeano yang memeluknya dari samping di kursi, mereka masih di sekitar arena tapi tidak terlalu terlihat dari sana.

Mereka benar-benar saling bercerita mengapa tiba-tiba Jeano menjauhinya, apa yang terjadi dengan Ayah Jayden. Mereka sudah berjanji untuk saling terbuka satu sama lain tentu saja.

"Gue— Aku masih butuh penjelasan maksudnya suka dari lama itu apa?" Tanya Jeano kikuk, masih belum terbiasa dengan aku-kamu yang biasa  digunakan hanya untuk yang lebih tua.

"Yang itu? Ah, kamu belum inget ya? Sebelum kita satu sekolah, dulu kita pernah ketemu," Jeano masih diam mendengarkan

"Kita pernah ketemu di kafe deket sekolah itu." lanjut Jayden memejamkan matanya mengingat kejadian itu, sementara Jeano berpikir mencoba mengingat-ingat.

"Kamu.. anak yang aku kasih permen itu?!" Jeano baru mengingatnya sekarang padahal menurutnya itu sudah biasa menolong orang. Tapi berbeda artian dengan Jayden.

"Iya, kamu ga tau dulu aku di fase bener-bener nyerah pas itu, tapi ada kamu yang ngasih aku permen bikin aku semangat lagi. Apalagi kamu lucu pas itu, aku langsung suka kamu." Jelas Jayden panjang membuat Jeano terharu.

Padahal memberi permen itu hanya sepele, tapi ia tidak tau kalau dampaknya akan seperti ini. Jeano semakin erat memeluk Jayden tidak ingin melepaskannya.

"Maaf aku baru inget, makasih udah bertahan dan ga pernah menyerah!"

Jayden tersenyum mendengar itu, mengusak rambut yang lebih tua membuat empunya menahan kesal.

"Gapapa, ikut aku yuk?" Ajak Jayden tiba-tiba membuat Jeano menoleh kemudian bertanya,

"Kemana?"

"Ciuman."

Jeano melongo, wajahnya panas langsung memerah malu, segampang itu seperti anak kecil diajak bermain.

Tidak mendapatkan jawaban, Jayden anggap Jeano mau, Jayden langsung menggandeng nya ke tempat tadi mereka membuat kegaduhan kecil.

Setelah sampai di gang sempit itu, Jayden langsung mengukung tubuh Jeano yang menunduk malu bahkan telinganya sudah memerah dan jantungnya berdetak lebih cepat.

Jayden mendengus geli melihat Jeano yang enggan melihat wajahnya, tiba-tiba dirinya mendapatkan sebuah ide.

Jayden memegang pinggang Jeano dengan kedua tangannya membuat Jeano memekik tertahan langsung melihat wajah Jayden kesal.

"Jay!" Marahnya seperti anjing kecil.

Jayden terkekeh, mengecup pipi kanan dan kiri kemudian meraup bibir Jeano yang menurutnya lembut dan candu tentu saja.

Jeano berusaha bersikap biasa, darahnya berdesir hebat, badannya menegang masih belum terbiasa.

Jayden melumat dengan lembut, menggigit bibir atas dan bawahnya bergantian membuat Jeano terbuai langsung membalas itu sedikit kaku dan meletakkan kedua tangannya di dada Jayden.

Mereka saling melumat, Jeano membiarkan Jayden menjelajahi bagian rongga mulutnya hingga Jayden, mencengkram pinggang Jeano mendekat membuat Jeano reflek melingkarkan tangannya di leher Jayden.

Ciuman itu semaki intens membuat Jeano lama-lama kehabisan nafas langsung menepuk dada Jayden menyuruh melepaskannya.

Jayden melepaskan ciuman itu namun tidak dengan pelukannya, hampir saja kelepasan masuk ke dalam hoodie yang dikenakan Jeano.

Jeano mengatur nafasnya yang menipis bahkan bibirnya sudah bengkak membuat Jayden tersenyum puas, tiba-tiba memikirkan membuat tanda kepemilikannya di leher Jeano nanti.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang