Bab 12 ~ Kemarahan Fira

2.1K 68 1
                                    

Selamat Membaca

"Mas jangan tinggalin aku! Aku sayang banget sama kamu! Hik hik."

Salma memeluk erat Leo dari belakang.

Leo melepaskan genggaman tangannya kepada Fira. Lalu berbalik ke arah Salma dan mengurai pelukannya.

Sementara itu, Fira dengan perasaan kesal dan rasa sakit dihatinya pergi meninggalkan Leo.

Leo berfikir Fira akan menunggu nya di dekat motor.

"Salma sudah aku bilang kita akhiri semua nya! Kamu carilah kebahagiaan mu sendiri, dan aku akan berusaha memperbaiki hubungan rumah tangga ku!"

Leo berkata dengan tegas, lalu meninggalkan Salma yang terisak.

"Aku pastikan kamu gak akan pernah ninggalin aku mas!" Teriak Salma tak tau malu nya.

Leo menuju motor nya, dia tak melihat Fira di sana.

Dia celingukan mencari keberadaan Fira, namun tak menemukan nya.

Mencoba menelpon Fira, namun tak di angkat panggilan nya.

"Kemana kamu Fira?"gumam Leo gelisah.

Leo akhirnya menjalankan motor nya dan pulang tanpa Fira.

*

*

Sementara itu, Fira sedang berada di di atas ojek online.

Tadi saat Leo bicara sama Salma, dia segera memesan jasa ojol.

Secara kebetulan, ojol nya dekat. Hingga langsung bisa sampai pada Fira.

Fira pun segera naik ojol untuk pulang.

Dia merasa sakit hati melihat Salma yang memeluk suaminya, terlebih suaminya lebih memilih melepaskan tangan nya dan bicara dengan pelakor itu.

*

*

(POV Fira)

Aku berderai air mata di sepanjang naik ojol.

Rasanya sakit melihat suami sendiri di peluk wanita lain, apalagi dia lebih memilih bicara dengan wanita itu dan mengabaikan diri ku sendiri yang sebagai isterinya.

Setelah perjalanan cukup jauh, aku sampai di depan rumah ku.

Setelah ojol ku bayar, aku segera turun.

"Fira!"

Aku menoleh ke arah sumber suara yang memanggil ku.

"Arman! Lagi apa kamu di sini?" Tanyaku heran.

Aku gak sadar, kalau bekas air mata di pipiku belum aku seka.

"Kamu kenapa? Kamu habis nangis? Apa gara-gara suami mu?" Cecar Arman heran.

Terlihat raut tidak suka dari wajahnya.

"Hehe, apaan sih. Aku gak apa-apa kok." Jawab ku pura-pura baik-baik saja.

Ku angkat tangan ku hendak menyeka pipiku yang masih basah karena air mata.

Tapi, tak kusangka gerakan tangan Arman lebih cepat dari gerakan tangan ku.

Dia menyeka pipiku yang basah bekas deraian air mata, dengan jemari tangannya.

"Jangan begini Ar!" Suaraku sedikit membentak.

" Ck, emangnya apa yang aku lakukan?" Arman berdecih, mungkin kesal mendengar nada bicara ku yang sedikit membentak.

"Kamu menyeka air mata ku, jika ada yang lihat apa pikiran mereka coba!" Aku menjawab dengan tidak suka.

Akulah Istri SahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang