Bab 42 ~ Kelahiran Bayi Fira

1.4K 55 2
                                    

Selamat Membaca

(pov Fira)

"Yeah, ada dedek bayiii!" Pekik Tiara dengan ceria, dia begitu antusias menyambut Raisa.

"Iya sayang jaga dedek bayi nya ya, dia adik kamu juga."

Kataku tulus, namun hatiku sedikit berdenyut nyeri saat mengatakan nya. Aku jadi teringat Salma.

Kami memasuki rumah.

Aku dan mas Leo meminta kepada bi Ijah dan Mia agar membantu kami merawat bayi ini selama ibunya tidak ada.

*

*

Sebulan kemudian

Salma masih tidak ada kabarnya. Hari menunjukan pukul sebelas malam.

Aku merasa haus, sedangkan mas Leo tampak terlelap di samping ku.

Sekilas aku tersenyum, senang dia kbali ada bersama ku. Tapi, mungkin karena tidak ada Salma.

Entahlah kalau Salma datang. Apa dia masih akan tinggal bersama ku!

segera ku langkah kan kaki ku keluar dari kamar menuju dapur.

"Awwh!" Teriak ku panik.

Aku jatuh dari tangga, saat akan menuruni tangga.

Beruntung aku sudah berada cukup turun dari tangga.

Tiba-tiba saja perut ku terasa mulas. "Aduh sakiit." Ku pegangi perut ku yang melilit, lalu rasa sakit itu menghilang dan muncul lagi.

Sepertinya aku akan melahirkan.

Tiba-tiba rasa sakit ku muncul lagi, tapi kali ini cukup lama.

Aku panik, ketika ku rasakan ada yang merembes dari bawah sana.

Dan itu adalah darah.

Aku hendak berteriak, tetapi rasanya lemas.

"Fira, Fir kamu kenapa!"

Tiba-tiba saja mas Leo datang.

Mungkin dia mendengar teriakan ku ketika jatuh tadi, atau tanpa sengaja dia turun karena haus.

Aku tak mau berkata-kata. Rasa sakit membuatku malas bicara.

Mas Leo segera membopong ku, dia panik ada darah merembes dari bawah ku.

Ku dengar dia berteriak memanggil pak Parman dan juga Rizki.

Seisi rumah jadi panik menghampiri kami.

"Ki siapkan mobil ke rumah sakit!" Teriak mas Leo.

"Iya tuan!" Kudengar suara Rizki yang sepertinya panik juga.

"Bibi nyusul nanti ya tuan! Sekarang mau siapkan keperluan nyonya dan bayinya, sepertinya nyonya mau melahirkan." Bi Ijah terdengar khawatir.

"Iya!" Jawab mas Leo pendek.

Kami pun menuju rumah sakit.

*

*

Rumah Sakit

Dokter dan perawat segera menangani ku.

"Bayi dan ibunya harus segera di selamat kan, nyonya Fira harus segera di operasi."

Ku dengar suara dokter berbicara kepada mas Leo.

"Lakukan apapun untuk keseluruhan isteri dan anak saya dok!" Ku dengar suara mas Leo berkata dengan cemas.

Setelah itu, segera prosedur untuk operasi sesar pun di lakukan.

Aku bisa mendengar suara tangisan bayi ku.

Akulah Istri SahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang