Bab 30 ~ Kejutan Untuk Fira

1K 50 0
                                    

Selamat Membaca




(Masih POV Fira)




Aku hanya ingin membawanya ke spa, selama menikah rasanya belum pernah dia pergi ke tempat begituan setahuku.

Entahlah, kalau tanpa sepengetahuan ku.

Fira memang tak pernah banyak menuntut padaku, apapun yang aku beri dia terima.

Besar nya gaji ku pun dia tak tau.

Begitupun Salma.

Beberapa kali Salma membujuku untuk tau seberapa besar gaji bulanan ku. Namun, tak pernah aku kasih tau.

Fira aja gak tau, masa dia tau sih. Kan gak fair.

Bukan nya pelit, jujur aku antisipasi agar isteri gak boros. Tapi, kalau mereka minta apapun pasti aku kasih ko.

Sayang nya, Fira gak pernah minta apapun pada ku.

Aku kasih satu set perhiasan berlian waktu itu, dia udah seneng banget.

Mobil ku hentikan tepat di sebuah salon kecantikan termahal yang lagi hit saat ini.

Fira sepertinya terkejut.

"Untuk apa kemari mas?"

"Sudah mas bilang kan, kalau kamu butuh relaxaxi. Ayo lakukan spa menyeluruh dan juga lakukan semua perawatan kecantikan." Kugenggam tangan nya menuju kedalam salon.

"Apa aku udah jelek ya mas?"

Aku kan jadi gemas dengan pertanyaan nya itu, apalagi dia sambil menyentuh- nyentuh wajahnya dengan satu tangan yang tidak ku genggam.

Aku berhenti sejenak.

"Enggak sayang, kamu itu masih cantik. Kan sudah mas bilang, biar kamu relax. Tapi kamu nanti bilang ya, lagi hamil. Biar gak di pijat berlebihan." Fira menganguk saja.

Entah kenapa dulu waktu selingkuh sama Salma, rasanya Fira gak semenggemaskan ini.

Tapi, sekarang setelah aku menikahinya, justru rasa ketertarikan ku lebih besar pada Fira sebenarnya.

Hanya saja bedanya, Salma selalu berusaha menahan ku jangan pergi.

Membuatku merasa sangat di inginkan.

Sedangkan Fira, membiarkan ku pergi kapanpun aku mau menemuinya.

Membuatku merasa agak di abaikan.

*

*
 


Salon



"Selamat datang di salon kami, apa yang bisa kami bantu tuan dan nyonya." Sapa salah satu pelayan salon dengan ramah.

"Ini, saya mau spa untuk isteri saya. Saya lihat di poster yang ada di depan ada spa untuk bumil."

"Oh, iya memang bisa. Tapi, tergantung usia ibu hamil nya juga tuan."

"Usia kandungan nya baru 8 minggu apa boleh?" Tanyaku agak sungkan, takut gak boleh sih di usia hamil muda nya.

Ini juga, kenapa aku terus yang ngomong. Kan seharusnya Fira, dia kan perempuan. Biasanya perempuan paling pinter urusan beginian.

"Maap sebelumnya tuan, di salon kami dan kemungkinan besar di salon lain nya juga sama. Biasanya, usia trimester pertama belum di bolehkan melakukan spa. Dan itu pun, kalau ada salon yang membolehkan, biasanya usia 12 minggu atau di trimester akhir baru boleh." Pelayan itu selalu saja tersenyum ramah, itu memang sudah tugas nya kali.

"Jadi gimana dong sayang?" Aku meminta pendapat pada isteriku yang sedari tadi hanya diam menyimak saja.

"Emm, gini aja mbak. Saya mau facial sama creambath aja." Akhirnya isteri ku memberikan suaranya.

Akulah Istri SahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang