Akulah Istri Sahnya

Bab 23 ~ Aku Hamil Mas

Selamat Membaca

(POV Leo)

Aku terkejut saat Fira memergoki ku chatingan.

Dia terlihat sangat marah sekali, hingga saat ku peluk dia berusaha mendorong ku.

Tidak

Aku tak mau pisah dengan nya, aku sayang dia.

Kenapa aku bisa kembali tergoda Salma sih!

Kesal rasanya pada Salma yang selalu menggoda ku.

Tapi, jujur aku suka.

Aku terkejut saat Fira bilang, ada tanda merah di leher ku.

Dengan cepat aku menuju kamar, dan menatap cermin.

Sialan benar kamu Salma, kenapa harus sampai ada tanda merah segala.

Apa dia sengaja, rasa nya kesal sekali.

"Fir..." Dia menunduk dan terus bicara pada Ara.

Pasti dia marah saat ini.

Suaminya pulang setelah 10 hari dengan tanda merah di lehernya.

"Sayang maapin aku, aku khilaf." Ucapku lirih, ku sentuh bahunya.

Dia mendongak menatap ku sejenak.

"Ara kedalam kamar yuk." Dia menggendong Ara ke dalam kamar nya.

Aku mengikutinya.

Ceklek

Aku berdiri mematung di depan pintu, saat ku lihat dia menutup pintu dan kudengar suara pintu di kunci.

Ku Hela nafasku dalam.

Aku menyandarkan tubuhku ke sisi tembok kamar Ara.

Sekilas ku dengar suara isakan dari dalam kamar.

Fira sedang menangis.

"Fir, buka! Ayo kita bicarakan baik-baik." Kataku, menyesal.

Tak ada jawaban darinya.

"Fir!"

"Fira!"

"Sayang!"

Hampir setengah jam aku berdiri di depan pintu kamar Ara.

Ceklek

Terdengar suara pintu di buka.

Aku segera memeluknya dan meminta maaf.

Dia tak bergeming, diam seribu bahasa. "..."

Bibirnya terkatup rapat, tangan nya tak balas memeluk ku.

Ku tangkup kedua pipinya, kutatatap dia lekat.

"Sayang maapin aku ya." Suara ku bergetar, ada sesal yang mendalam di dalam hati ku.

Menyesal bertemu Salma dan malah tergoda oleh nya.

"Sayang." Ucap ku lagi.

" Mas, sepertinya kita harus menyelesaikan hubungan kita." Ucap nya lirih.

"Tidak, tidak. Aku gak mau!" Bentak ku.

Kupeluk dia erat, berpisah dengan nya tak pernah aku pikirkan.

Aku mencintai nya, sangat mencintai nya

"Tapi kamu selalu menghianati ku mas!" Suaranya masih lirih, kulihat buliran air mata menetes dari matanya.

"Aku khilaf. Aku gak akan temui dia lagi! Kami bertemu tak sengaja sayang." Aku berusaha meyakinkan nya.

"Tidak sengaja saja bisa sampai bercinta, apalagi sengaja!" Nada bicaranya terdengar ketus meski pelan.