Bab 13 ~ Tragedi di Kolam Renang Part 1

1.7K 72 0
                                    

Selamat Membaca

(POV Leo)



Akhirnya aku putuskan untuk menerima panggilan itu.

Aku berjalan keluar, menghidupkan mesin motor ku.

Pura-pura manasin mesin motor.

Aku berdiri di samping motor, menghadap pintu utama rumah ku.

Agar tau saat Fira keluar dari rumah.

Ya, aku mulai kebohongan ku lagi.

Maaf kan mas, sayang. Mas hanya ingin tau Salma mau ngomong apa.

"Halo." Sapaku di telpon kepada Salma.

Aku bicara dengan pelan, agar Fira tak curiga.

"Kenapa lama sekali ngangkat telpon nya mas?"

Ku dengar suara Salma marah, ketus dan sedikit keras.

"Apaan sih, masih untung aku mau terima panggilan kamu!" Aku menggerutu dalam hati.

"Ada apa?" Tanya ku ketus.

"Sekarang kamu berani ya bicara ketus dan kasar gitu sama aku!" Salma kembali marah pada ku.

"Iya mau apa?" Sekarang aku melembutkan suara ku sedikit.

"Aku mau ketemu, tadi itu banyak orang gak jelas bicaranya!" Ketus nya lagi.

"Gak bisa! Aku sudah bilang kan sama kamu, kita udahan. Aku mau merajut hidup ku dengan baik seperti sebelum kamu datang."

Aku berkata penuh keyakinan.

Entahlah, jika ketemu langsung. Aku pasti gak kuat mengatakan ini semua.

Apalagi, jika melihat dia menangis sedih di hadapan ku.

Kemarin, aku berani bilang seperti itu karena ada banyak orang termasuk Fira.

"Aku gak terima, demi apapun aku akan terus menganggap mu kekasih ku! Pacar ku! Suami ku! Tak akan aku biarkan kamu pergi dari ku apapun dan bagaimanapun caranya!"

Aku bisa mendengar Salma berteriak dari sebrang sana.

Hatiku terasa sedih dan kasihan sebenarnya.

Walau bagaimanapun, aku masih ada rasa padanya.

Entahlah, saat ini apa yang harus aku lakukan pada nya.

"Aku hanya bisa berdo'a agar kamu bahagia dan menemukan cinta sejati mu Salma. Maaf jika aku menyakiti hatimu." Ucap ku lembut.

Tut

Tut

Aku tutup panggilan itu dan kuhembuskan nafas ku.

"Mas ayo!"

Aku terkejut mendengar suara Fira, rasanya tadi aku terus menatap kearah pintu.

Tapi, tanpa aku sadari aku sudah dalam posisi memunggungi pintu.

"I iya." Aku tergagap-gagap.

Aku takut Fira mendengar percakapan ku barusan.

Aku takut dia salah paham.

Saat dia sudah duduk di atas motor ku, aku menyodorkan helm pada nya.

"Gak usah pakai helm deket ini, masih dalam satu RW." Aku senang nada bicara nya tidak ketus.

"Kita sekalian jalan - jalan, mas ingin ngajak kalian ke alun- alun kota." Jawab ku sambil menoleh sebentar.

Aku udah tanggung kesiangan, jadi gak berangkat kerja.

Akulah Istri SahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang