🌻2

1.6K 302 681
                                    

Selamat membacaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membacaaa

Seluruh sorot mata yang berada di dalam bangunan kecil ini tertuju pada Gara. Ketika laki-laki itu baru saja masuk ke dalam dengan ekspresi wajah murung terlihat sedih.

Semuanya terus mengarahkan pandangannya sampai sosok yang baru saja datang itu terduduk di kursi.

"Kunaon deui maneh, Gara?!" sungut Ikbal.
(Kenapa lagi lu, Gara?!)

Rigel meringis tertawa. "Gak akan jauh, pasti Kania lagi."

Kedua dari tiga teman-temannya ini lalu ikut duduk menghampiri Gara.

"ANJAAY GALAU, BRO?" Novan baru saja datang dari arah dapur, lelaki itu kemudian meneguk minuman botol yang baru saja dia ambil dari kulkas.

"Naon sih?!" Gara menggerutu.
(Apa sih?!)

"Kunaon, Gar?! Ngomong kadieu! Ku si eta nya? Saha sih?" Ikbal terdiam, dia menatap yang lainnya. Berusaha meminta jawaban dari kebingungannya sendiri.
(Kenapa, Gar?! Ngomong sini! Sama tu anak ya? Sapa si?)

"Oh, si Kyun!"

Plakk

"BAPAK AING ETA MAH!" sembur Gara, setelah memukul bahu Ikbal.
(Bokap gue itu!)

"Haris maksudnya?" Novan bertanya pada Ikbal.

Ikbal kemudian menjetikkan jarinya. "Nah!"

"Jauh." Rigel tertawa konyol.

"Di bogem deui ku si Haris, Gar?" -Ikbal.
(Di pukulin lagi sama si Haris, Gar?)

Gara menggeleng.

"Mana kadieu lawan aing kitu!" tantang Novan, dengan gaya menggulung lengan bajunya sampai sikut.
(Mana sini lawan gue gitu!)

Drtt

Drrt

Getar ponsel milik Gara menarik perhatian semuanya. Sang empunya kemudian merogoh benda pipih itu dari saku celana dan melihat siapa oknum yang meneleponnya. Notifikasi telepon masuk, tertanda dari Kania.

Gara melemparkan tatapannya bergantian pada semua pasang mata yang juga menatapnya.

"Kania, bro," terangnya. Kemudian beranjak dari kursi dan pergi. "Kalem."

Di angkatnya ponsel yang ia genggam ke telinga, setelah sebelumnya Gara melukiskan senyuman tipis di raut wajahnya.

Kania call

Halaman Terakhir Untuk Gara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang