🌻7

781 184 634
                                    

Part kali ini Kania ajakin bernostalgia ~


Selamat membaca

"Kania ... liat apa yang Kakak bawa." Mahesa baru saja masuk ke dalam kamar sang Adik. Tangannya sedikit naik memperlihatkan apa yang ia bawa.

"Handphone?"

Laki-laki itu mengangguk.

"Aaa ... thank you so much Kak Mahesayang!" Kania berseru, terlihat senang.

"Udah Kakak pasangin kartunya, pokoknya semuanya udah beres. Tinggal kamu pake aja," jelas Mahesa. Lelaki itu lalu duduk di samping ranjang Kania seraya menyodorkan ponsel yang masih berada di dalam boxnya, namun dengan bungkusan yang sudah terbuka.

"Iya, iya, Kak ... iya." Kania kemudian bergegas membuka boxnya, dengan perasaan senang gadis itu mengaktifkan gawai nya.

Beberapa detik, setelah benda pipih itu aktif, Kania tiba-tiba meringis tertawa. "Pasti ini juga sama Kak Mahes?" Gadis itu menunjukkan layar lockscreen yang memakai foto Gara.

"Iya ... waktu Kakak aktifin akun google kamu, ada cadangan file gitu. Banyak banget fotonya Gara."

Kania lagi-lagi meringis tertawa. Menyimpan dan mengoleksi foto Gara memang sudah menjadi hobinya entah sejak kapan. Setiap detik, setiap saat dirinya bersama Gara. Kania pasti akan selalu mengabadikan foto laki-laki kesayangannya itu. Entah Gara yang sedang tidur, Gara yang sedang makan, Gara yang sedang bernyanyi. Sedang apapun, kapan pun, di mana pun.

"Gara ganteng ya, Kak." Kedua netra nya masih terfokus pada lockscreen ponsel barunya itu.

"Lebih ganteng Kakak."

"Iya, iya!" Kania mengerti jelas kalau sang Kakaknya itu sedang cemburu.

"Ngomong-ngomong, Kakak penasaran deh waktu pertama kali kalian ketemu gimana? Sampe sebucin itu kamu sama Gara."

"Mau tau ceritanya?"

Mahesa mengangguk.

"Jadi gini ...."

Bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, sementara Kania masih sibuk berlari dengan beberapa buku di pelukan.

Sial. Hari ini dia telat.

Bruk

Tanpa disadari ada satu buku tulisnya yang jatuh, tetapi gadis itu tetap melanjutkan langkahnya.

SMA DANUARTA Bandung.
Adalah SMA elit pertama di kota kembang itu. Sekolah tempat Kania akan melanjutkan kembali pendidikannya.

Kania, dan keluarganya pindah ke Bandung, karena urusan pekerjaan Adip. Tapi entahlah, katanya Adip akan berkerja sama dengan sahabatnya yang sudah lama tak bertemu. Maka dari itu mereka mengadakan kerja sama antar perusahaan, agar tali silaturahmi dari keduanya tidak akan pernah terputus. Kania tidak mengerti se-erat atau sedekat apa Papa dengan sahabatnya itu sampai ...

Membuat perjodohan antar anak mereka.

Kringgggg

Ngomong-ngomong bel istirahat sudah berbunyi. Setelah menghabiskan waktu 3 jam belajar, kini cacing diperutnya mulai berteriak meminta makan. Sekarang gadis itu tengah melangkah pergi menuju kantin. Duduk disalah satu kursi, ditemani segelas es teh manis yang mungkin akan cukup untuk mengenyangkan perutnya.

Dia sedang tidak mood makan.

"Hai." Seorang laki-laki datang menyapanya, setelah mengambil posisi duduk tepat di kursi seberang Kania. Laki-laki yang entah siapa itu kemudian menunjukkan buku tulis di tangannya.

Halaman Terakhir Untuk Gara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang