Bab 05. Pendekatan Cinta [2]

985 210 12
                                    

You don't seem interested in anyone at all

What are you looking at now? — Erlangga Auditama

Pagi ini, Tiana membangun benteng pertahanannya menjadi lebih kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Tiana membangun benteng pertahanannya menjadi lebih kuat. Gadis itu bertekad untuk tidak akan mengindahkan kehadiran Ega di sebelahnya dan menganggap laki-laki itu tidak pernah ada demi menyelamatkan kepalanya dari ledakan kemarahan.

Kedatangan Ega pun Tiana abaikan seperti laki-laki itu tidak pernah ada di bumi ini. Gadis itu tetap sibuk memeriksa tugas menggambarnya yang sebenarnya sudah dia selesaikan sejak 2 hari yang lalu, untuk sekadar memastikan kalau gambaran 3 dimensi miliknya ini sudah rapi.

Ega yang tidak mengetahui mengenai tugas yang harus dikumpulkan pagi ini hanya bisa mengedarkan pandangan dengan rasa ingin tahu, ketika semua teman-teman sekelasnya—termasuk Rafael yang tidak sempat menyambut kedatangan Ega dengan tatapannya tajamnya—yang tampak sibuk dengan buku gambar masing-masing

"Ada tugas gambar, ya?" Ega bertanya pada Tiana setelah melepas tas ranselnya dari punggung.

Tiana tidak merespons dan malah bersenandung kecil agar suara Ega tidak lagi mengganggunya.

Mendapati respons yang sebenarnya tidak diberikan membuat Ega menautkan alis bingung, kemudian tangannya dia layangkan di atas buku gambar Tiana untuk membuat gadis itu menatapnya. Namun, Tiana berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak mengindahkan kehadiran Ega. Selama laki-laki itu tidak merusak hasil kerja kerasnya, Tiana akan membiarkan.

Sadar kalau Tiana mengabaikannya, Ega memilih untuk bertanya pada temannya yang lain. Lalu, kembali untuk mengintip gambaran Tiana setelah mendapatkan jawaban.

"Gambar 3 dimensi nggak bakalan jadi 3 dimensi kalau tanpa bayangan." Ega menyeletuk setelah cukup memperhatikan gambaran Tiana yang dirasanya ada yang kurang.

"Nggak usah sok tau!" Tiana mendelik sebal dengan nada ketus saat merasa harga dirinya baru saja dijatuhkan oleh Ega secara tidak langsung.

"Yang bagian ini bayangnnya kurang tebal." Ega menunjuk salah satu sisi gedung yang dirasanya akan menjadi lebih hidup kalau ditambahkan bayangan yang lebih tebal. "Coba deh tambahin."

"Nggak mau! Nanti yang ada gambaran gue malah rusak karena ngikutin saran lo." Tiana menolak tanpa perlu berpikir. Gadis itu merasa kalau gambarannya sudah sangat sempurna dan tidak perlu ditambahkan apa pun lagi, terlebih lagi menambahkan saran dari Ega.

"Nggak bakalan rusak. Percaya sama gue," balas Ega meyakinkan. Laki-laki itu tahu betul dengan saran yang diberikannya.

Tiana menggeleng keras. Tetap pada pendirian yang tidak menerima saran Ega.

Gemas dengan penolakan bertubi-tubi itu, Ega mengambil alih buku gambar, serta pensil Tiana tanpa izin gadis itu. Apa yang Ega katakan tadi benar-benar untuk meningkatkan kualitas gambar Tiana.

Dua Dunia Tiana [ END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang