Extra Part

4.9K 535 93
                                    

Tokk ... tokkk ...

"WAITT!!!"

"Chloe, jangan pergi ke mana-mana, okey? Just sit!"

Tokk ... tokk ...

"YEAAAHHHH!"

Pintu dibuka. Baru saja mulutnya akan terbuka untuk menyapa kepada yang mengetuk pintu. Pintu ditutup kembali.

"Siapa, Ji?"

Jio mengedikan bahu. "Tetangga iseng," sahutnya lalu kembali menemani ponakannya bermain.

6 tahun berlalu. Sada dan Jio, bersama Dior. Mereka menetap di negeri orang dengan berbagai kesulitan diawal. Mencoba bertahan hidup di sana tanpa uang bulanan dari siapa pun. Sada harus langsung mencari kerja untuk mendapatkan uang, untung saja ada temannya yang membantu. Jio juga mencoba untuk bekerja. Pekerjaan pertamanya menjadi pelayan di sebuah restoran, tentu saja bukan hal mudah untuknya, butuh waktu beberapa hari untuk Jio terbiasa jadi pekerja.

Setelah satu tahun pertama dilalui dengan begitu sulit. Sada akhirnya mendapat pekerjaan yang lebih baik. Setelah itu keuangan mereka jadi jauh lebih membaik, dan kemudian Sada menyuruh Jio untuk melanjutkan sekolah di sana, mengulang kembali kuliahnya dari nol. Jio menolak awalnya, tapi Sada terus memaksa. Akhirnya Jio mau mencoba, dengan sisa kemampuan otaknya yang tinggal beberapa persen, dia masuk ke salah satu universitas.

Tak lama, Sada menikah dengan seorang perempuan Indonesia yang telah tinggal lebih lama di Auckland. Awalnya mereka hanya berteman, sampai akhirnya sama-sama memiliki rasa. Dan sekarang Sada sudah dikaruniai seorang putra, masih berusia dua tahun. Jio juga sudah menyelesaikan pendidikannya, dia bekerja di salah satu perusahaan IT sekarang.

Tok ... tokk ...

Camelia, istri Sada, atau yang biasa dipanggil Amel. Menaikkan kedua alisnya.

"Beneran iseng?" tanyanya. Ragu akan jawaban Jio. Mana ada orang iseng yang mengetuk pintu dengan ketukan yang terdengar sangat sopan. Amel melangkah tanpa peduli pada larangan adik iparnya. Katanya jangan dibuka, Jio keukeuh itu hanya orang iseng.

"HEY, NO!"

Suara teriakan membuat Jio menoleh, menghentikan seruannya pada Amel yang sudah terlanjur menghilang di balik dinding.

"No-no-no, jangan dimasukin ke mulut. Its not food, bro. Ini pulpen buat nulis. Ji, gimana si lu. Anak gue makan pulpen."

"Sada." Amel memanggil, menghampiri.

"Ya, Beb, kenapa?" Sada mendongak.

"Ada yang mau ketemu kamu."

"Hm? Siapa?" tanyanya, mengkerutkan kening.

"Mama sama Papa," Jio duluan yang menyahut sebelum Amel mengeluarkan suara.

Sada meliriknya. "Siapa, Ji?" Ingin memastikan apa yang barusan dia dengar.

"Ada Mama sama Papa, Bang," kata Jio sembari melirik dengan tatapan ... yang membuat Sada langsung teringat ke kejadian sekitar 6 tahun lalu. Pantas saja ekspresi adiknya jadi tak enak seperti itu. Sada bangkit, melangkah cepat.

"Beb-Beb-Beb." Amel mengejar, dia takut Sada akan marah di hadapan kedua orang tuanya.

Ternyata dua orang itu sudah dipersilahkan masuk oleh Amel. Kini mereka sedang duduk di ruang tamu. Sada menatap nyalang. Manda dan Fredrick hanya berdua.

"Mau ngapain kalian?" tanya Sada dengan sorot mata masih kental menyiratkan kebencian.

"Daa ...." Amel  memegang lengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ERSAGA (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang