KACAU

52 29 135
                                    

Disore hari sehabis pulang sekolah, semua anggota inti organisasi Iris tengah mengintimidasikan salah satu anggota mereka. Sang, penyusun strategi saat bertanding, atau juga bisa disebut dengan seketaris mereka, di oragnisasi Iris. Yap. Siapa lagi kalo bukan Putri Calista?

Karena cewek itu sudah macam-macam dengan sahabat-sahabatnya, akhirnya sahabat-sahabat tercintanya itu memojoknya dikelasnya sendiri, yang sudah kosong. Karena semua murid sudah pada pulang kecuali dirinya. Keempat sahabatnya itu tengah menatapnya tajam dengan raut wajah yang jelas marahnya kelewatan.

Putri yang dilempar tatapan teman-temannya itu, cuman bisa menunduk dan memperlihatkan cengiran keledainya. Saat ini, Putri tengah diiket oleh tali yang diiket juga ke bangkunya sendiri. Entah bagaimana dan apa yang terjadi, intinya saat ia ingin beranjak dari bangkunya, tiba-tiba saja teman-temannya datang tanpa diundang sama sekali, dan menahannya dibangkunya sendiri.

Dan akhirnya, teman-teman laknatnya itu mengikatnya oleh tali. Emang mereka semua adalah teman yang sangat biadab!

"Lo gak boleh pulang sampe lo cerita semuanya Put!!"
Tegas Geni.

"Ya,emang napa gua harus cerita sama lu pada? Urusan, urusan gua, bukan elu!"

"Ya,tapi Abah lo nitip elo ke kita semua Puuutttt, gimana kita bisa bantu lo, kalo kita aja gak tau nasib lo!"
Ujar Tasya.

"Yaudah, gak usah bantu gua, gampang kan? Gua juga gak minta buat lo semua bantu gua"
Bales Putri santai.

"Anjir. Tuh, rahang keknya gampang bet ya, bikin orang naik tensi!!!"
Emosi Roy sambil mengepalkan tangannya dan siap menghajar Putri. Tapi dengan sigap, teman-temannya langsung menahan pergerakannya.

"Sabar Roy! Sabar! Put, tadi lo bilang mau cerita ya,lo! Sekarang mana? Nagih nih, gue!!"
Ucap Sakra sambil menyodorkan telapak tangannya seperti meminta uang, layaknya penagih utang.

"Ya,gua boong"
Jawab Putri santai lagi.

"Anjir"
Umpat Sakra langsung.

"Nah,kan?! Naik tensi kan, lo?! Dengan satu kalimat doang, dia bisa bikin lo naik tensi kan?!"
Timpal Roy pada Sakra yang cuman terkekeh hambar menertawakan keadaan yang ada.

"Put, lo gak lagi dateng bulan kan?"
Takut Tasya.

"Kalo gua lagi dateng bulan, orang yang gua bikin naik tensi tuh, cuman elu Syaaaa"
"Anjiiiiiiirrrrrrrr"
Jawab Tasya dengan nada lesuh sambil memalingkan wajahnya.

"Dia gak lagi dateng bulan aja bikin tensi gua naik setengah. Gimana pas lagi dateng bulan ya?!"
Ucap Roy.

"Nih, gue nih!! Dua taun dia jailin gue tiap lagi dateng bulan!!"
Ucap Tasya sambil menunjuk dirinya sendiri dan sahabatnya itu bergantian.

"Hobi apa gimana sih, lu Put? Orang lagi dateng bulan mah, sakit perut! Ini mah, malah jailin orang! Heran gua"
Samber Geni.

"Ya, gua juga gak tau. Keturunan!!"

"Keturuna darimana lo?!"
Tanya Sakra.

"Dari Emak. Emak juga suka jailin gua pas lagi dateng bulan"

"PANTEEEEEEEESSSSSSSSSSS!!!!!!!!"
Ucap mereka berempat kompak.

"Malah, gua juga suka jailin Emak gua sebelum suka jailin lu Sya"

"Terus kenapa jadi gua?! Kenapa gak Geni?!"
Tanya Tasya sambil menunjuk Geni disebelahnya.

"Heh!! Ibu ketu gimana sih?!"
Protes Geni sendiri.

"Yaaa gak tau juga gua Sya. Cocok jadi pelampiasan kali lu"

"Ngaco ya, lu!! Ketua sendiri malah dijadiin pelampiasan, bocah!!"
Ucap Tasya sambil menampol pala Putri.

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang