SEMOGA

6 1 0
                                    

Matahari sudah tenggelam beberapa jam yang lalu. Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 20.00 WIB. Putra duduk diujung kasurnya dan menatap fokus pada kertas-kertas yang tidak lagi mulus, dengan tulisan yang masih sama. Rasa cemas cowok itu tidak berkurang sedikit pun sejak tadi pagi. Tadi pagi Shofiya, Mamanya kembali masuk ke ruang IGD. Dan seperti biasa, ketika Shofiya bangun, pasti wanita itu ingin pulang ke rumah. Tapi kali ini Putra tolak. Ia ingin Mamanya dirawat dulu seminggu.

Dan saat ini, Putra berdiam diri dikamarnya karena mengkhawatirkan yang lain. Bukan hanya Mamanya yang ia khawatirkan. Tapi sahabat sekaligus panutannya. Tadi sore, ia bertemu dengan lawan debatnya, Putri Calista. Cewek yang memakai cardigan putih dan celana training hitam itu berdiam diri dihalte bus karena ketakutan dengan pesan-pesan misterius yang belakangan ini menyerangnya. Dan Putra berpikir bahwa ia tau siapa pelakunya. Sanjaya. Pria itu pernah mengancamnya hal yang sama dulu.

Saat Putra duduk dibangku kelas I SMA, saat itulah Sanjaya mulai mengganggunya dan Shofiya. Dan karena menentang, Sanjaya mulai memberi ancaman kepada Putra. Pria itu mengancam orang-orang terkasihnya. Dan Putra tidak takut, bahkan tidak percaya debgan ancaman itu. Dan ternyata...Putra meremehkan pria bejat itu. Dan sekarang, ancaman itu datang kembali. Tapi...Putra takut...bahwa sepertinya...apakah dia sudah terlambat, untuk merasa takut ini?

Karena saat sore tadi, setelah mengetahui ternyata belakangan ini Putri menerima pesan-pesan misterius, Putra mengunjungi kosan sahabat sekaligus panutannya itu. Namun...

###

Brak!!!

"Angga!"

Deg!

Putra sampai dikosan Angga pada pukul 17.20 WIB. Namun...Angga tidak ada dikosannya. Kosannya kosong. Putra berjalan lebih dalam lagi.

"Angga? Ga?"
Putra melihat sekitar sambil meanggil sahabatnya itu.

Kosan Angga terlihat seperti biasanya. Selalu rapi. Tapi...yang berubah adalah...semua pakaian Angga tidak ada.

Deg!

Putra terdian melihat lemari Angga yang kosong. Cowok itu bahkan baru sadar bahwa barang-barang kecil yang selalu tergeletak dimeja belajarnya sekarang tidak ada. Tumblr, ponsel, dompet, semua itu hilang. Bahkan koper juga hilang. Kemana Angga pergi? Panik, akhirnya Putra langsung keluar dan ke kamar sebelah. Dimana itu adalah kamar ketuanya, Lucas. Lucas dan Angga memang satu kosan. Namun mereka beda kamar.

Tuk tuk tuk!!!

"Cas?! Lucas?!"

Klik

"Napa Tra?"
Tanya Lucas setelah membuka pintu.

"Ada Angga gak didalem?"
Tanya Putra sedikit panik.

"Angga? Gak ada"
Mendengar jawaban yang tak diinginkan itu, Putra langsung keluar kosan itu tanpa sepatah kata pun. Membuat Lucas yang melihat Putra kepanikan, bingung.

"Eh? Tra? Emang napa Tra?"
Tanya Lucas bingung melihat Putra yang berjalan begitu saja.

Dan saat cowok itu melihat kamar Angga terbuka, cowok itu langsung masuk ke dalam dan mencari tau apa yang membuat seketarisnya itu tiba-tiba panik. Dan saat mengetahui bahwa barang-barang Angga tidak ada, Lucas langsung menyusul seketarisnya itu yang ada didepan kos, sedang menelpon seseorang. Dapat Lucas tebak saat ini Putra mencoba menghubungi Angga. Tapi saat Lucas mengahmpiri Putra, cowok itu berdecak kecil sambil melihat layar ponselnya.

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang