HANCUR

0 0 0
                                    

Malam hari. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Seorang gadis dengan rambut yang sedikit bergelombang sebahu, membuka pintu kamarnya perlahan. Gadis itu lapar. Sudah hampir tiga minggu gsdis itu hanya memakan makanan rungan saja seharian. Dan itu karena pilihannya sendiri. Membiarkan perutnya hanya terisi dengan makanan ringan, san enggan untuk mengisinya dengan makanan berat, yang sebenarnya selalu tersedia dimeja makannya tiap hari. Gadis itu tidak mengisi perutnya dengan makanan berat hingga dua minggu lebih.

Gadis itu bernama Putri Calista. Dan alasan Putri tidak mengisi perutnya dengan makanan berat yang selalu tersedia dimeja, bukan karena keluarganya yang melarangnya, tapi semua itu karena pilihannya sendiri. Putri tidak ingin memakan makanan yang telah dimasak oleh wanita asing yang baru saja hadir dikeluarganya. Shofiya. Wanita yang selama ini sebenarnya sangat bersikap baik padanya. Putri tau. Semua yang dilakukan Shofiya adalah semata untuknya menerima kehadirannya dalam keluarganya ini.

Namun Putri tidak bisa. Cewek itu tidak bisa menerima wanita, yang memang terkuhat seperti menggantikan posisi Emaknya, Safira. Buktinya Shofiya dan Wijaya selalu melakukan hal yang sama seperti mereka. Jujur saja, awalnya Putri hanya ingin bersikap cuek pada Shofiya. Namun karena Wijaya dan wanita itu sering melakukan sesuatu yang sama seperti Emaknya dulu, itu membuat Putri tidak bisa menerima ini semua. Emosinya begejolak begitu saja. Putri tidak bisa menahannya.

Meskipun Shofiya dan Abahnya tidak melakukan yang membuat Putri teringat akan Emaknya, tetap saja. Shofiya...mengingatkan Putri akan Emkanya dulu. Ternyata bukan hanya Wijaya yang melihat sisi Safira dalam diri Shofiya. Putri pun sama. Kedua wanita itu sama-sama memiliki sikap yang penyayang dan perhatian. Dan juga...tangguh. Meskipun Putri terus saja membentaknya, menolak semua kebaikannya, Shofiya tetap berperilaku baik pada Putri. Bahkan wanita itu tidak pernah membentak balik Putri. Melainkan Wijaya yang membentak balik cewek itu.

Bohong jika Putri tidak merasa bersalah pada Shofiya. Terkadang cewek itu suka berpikir diatas kasurnya saat tengah malam. Apakah yang dia lakukan pada Shofiya itu terlalu kejam? Apakah sudah waktunya untuk dia menerima Shofiya? Tapi hati Putri masih memilih untuk menolak. Shofiya mengingatkan Putri tentang Safira. Wanita itu hampir sama seperti Safira. Seseorang yang bertindak seperti Safira, tak bisa Putri terima. Itu hanya akan membuatnya teringat akan kepergian Emaknya. Jika sudah berkaitan dengan Emaknya, Putri tak bsia diganggu gugat. Ego dan emosinya sudah tinggi. Dan sayangnya gadis itu belum menemukan obatnya.

Saat ini Putri tengah berjalan perlahan ke arah dapur, ingin mencari makanan. Putri tau, selama ini, setelah Shofiya memasak, dan mengajak anak dan suaminya itu untuk makan bersama, pasti wanita itu menyisakan sedikit makanan untuknya, yang tidak pernah hadir dimeja makan bersama mereka. Dan untungnya hari ini adalah hari libur kelulusan. Karena belakangan ini, Putri selalu memasang wajah sewotnya, dan tidak pernah berbicara. Cewek itu bahkan tidak menghubungi keempat sahabatnya dan Audrin. Yang selama ini cewek itu lakukan hanyalah memainkan ponselnya seharian, dan memakan makanan ringan.

Saat sampai dimeja makan, Putri membuka tudung saji, dan dapat ia lihat, makanan yang tersisa. Ayan goreng dan sayur asem. Meluhat kedua makanan itu, tanpa disadari, kedua mata Putri sedikit berbinar-binar. Mungkin untuk keempat sahabatnya itu hal biasa. Tapi bagi anggkta keluarga yang ada dirunah itu, seorang Putri Calista keluar kamarnya, dan akhirnya makan dimeja makan, itu bagaikan anugerah. Hal langka yang baru saja terjadi dirumah itu. Disaat anggota keluarga yang lain tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing, tanpa mereka semua sadari, Putru akhirnya bisa menikmati makanan buatan Shofiya.

Jujur saja, Putri sangat menikmati makan malamnya kali ini. Biasanya dimalam sebelumnya dia hanya memakan makanan ringan saja. Tapi sekarang, akhirnya ia memakan makana berat. Rasanya nikmat sekali. Tak peduli ini makanan yang dibuat oleh wanita yang tak bisa ia terima itu. Putri akan melupakannya sejenak. Saat ini, cewek itu hanya ingin menikmati makan malamnya untuk kali ini saja. Namun, sepertinya kenikmatan itu tak akan lama. Karena sanking nikmatnya, cewek itu bahkan tak menyadari, ada seseorang yang tengah melihatnya dari belakang sambil tersenyum miring.

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang