Jam sudah menunjukan pukul 00.43. Dua gadis yang masih berdiri didepan pintu kamar seorang cowok yang sepertinya masih bergulat dengan benda pipihnya itu saling berdiam setelah berdebat dan main kejar-kejaran dalam beberapa menit yang lalu.
Gadis dengan rambut yang panjangnya sepunggung dan lurus itu masih menempelkan telinganya didepan pintu kayu itu. Sedangkan gadis dengan rambut sepundak dengan sedikit bergelombang masih berkelana dengan pikirannya sendiri entah kemana.
"Teri, keknyaaa si ganteng lagi berantem deh sama bokapnya"
Ucap Audrin menghancurkan sunyi sekaligus lamunan Putri.
"Terus?"
Tanya Putri pura-pura acuh.
"Teras-terus!! Teras-terus!! Ya, kita bantuin lah teri satu kilooooo!!!"
Gereget Audrin. Sumpah, gadis ini udah gemas parah dengan gadis disebelahnya ini. Bisakah Putri mengerti dikit? Dikit aja!
"Ya, bantuin apa urin tengiiiiilllll???!! Lu ada rencana gue tanya?!!"
"Ya, apa kek!! Kita hiburin kek!! Kita tanyain, bantuin, kelar urusan!!"
"Heh, urin tengil!! Masalah gak segampang itu diseleseinnya ego!!"
Hardik Putri.
"Terus gimana? Lo ada rencana gue tanya?!!"
Tanya Audrin mengikuti gaya bicara Putri tadi.
"Ya, gua gak mau bantuin!!"
Ucap Putri ngegas.
"Kaliiiiiii gak tau juga gue sebenernyaaaaa"
Batin Putri ragu.
"Yaudahlah sana!! Gue sendiri aja nih, bantuin si ganteng!!"
Usir Audrin sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya mengusir Putri dari hadapannya.
"Yaudah sana!!"
Jawab Putri balas ngegas lagi.
"Yaudah!! Ini ngapain lo masih disini??!! Katanya mau obatin sendiri tuh, luka dibibir lo!!"
Ucap Audrin sambil menunjuk luka disudut bibir Putri.
"Ya, sebentar doonnnggg!! Ini rumah juga rumah gue!! Suka-suka gue lah!! Mau berdiri disini!! Disana!! Dimana pun!! Diatas genteng pun juga!! Gak usah protes lo!!"
Jawab Putri tambah ngegas membuat Audrin bingung sendiri sebenarnya kalo boleh jujur.
"Nih, anak ngegas mulu daritadi, remnya ilang apa ya?"
Batin Audrin bingung.
"Ya, gue nanya doang teri satu kiloooooo ngapain lo masih disiniiiii??? Katanya mau ngobatin bibir eloooo!!"
Ulang Audrin dengan emosi yang tertekan.
"Ya, gue lagi merenung disini!!"
Jawab Putri masih ngegas.
"Ngapain lu ngerenung disini??!! Kurang kerjaan bet keknya lu!!"
"Lah, daripada elu??!! Kurang kerjaannya nguping anak orang!!"
Bales Putri.
"Heh! Gue nguping anak orang berguna ya, teri saru kilo!! Gue nguping, gue tau masalah dia, gue bantuin!! Lah, elu??!!!"
Jawab Audrin memojokan Putri.
"Ya, lu gak tau aja gue disini lagi ngerenungin apaan??!!"
Jawab Putri sedikit gelagapan dan masih tak mau kalah.
"Ya, makanya kan tadi gue nanya teri satu kiloooooooo!!!!!"
Gemas Audrin. Sumpah, gadis kuliah itu udah tak abis pikir dengan gadis SMA didepannya ini.
"Ya, itu urusan gue, bukan urusan lo!!! Gue lagi renungin apa, lo gak usah tau!!!"
Jawab Putri semakin membuat Audrin tercanga dan tambah tak abis pikir dengan gadis ini.
"Lo napa sih teri??!!! Perasaan keknya biasanya gue deh, yang bikin lo keabisan kata-kata sama pikiran tentang gue. Kenapa sekarang malah gue yang keabisan kata-kata sama lo???!!!!"
Batin Audrin mulai frustasi.
Ceklek!
Tiba-tiba pintu kamar kayu cowok itu terbuka dan menampakan cowok dengan wajahnya yang kusut dengan keliatan letih, lesuh dan sangat lelah, membuat dua gadis didepan pintu kamar kayu itu sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTRA & PUTRI
Novela JuvenilPutra adalah remaja lelaki yang menjadi korban cerai kedua orang tuanya. Sejak SMA, Putra dan Mamanya yang bernama Shofiya, sering kali diganggu oleh Papanya, yang bernama Sanjaya. Sanjaya selalu memaksa Putra untuk ikut dengannya ke Italia, untuk m...
