DEEP TALK WITH BESTIE

27 13 26
                                    

Pagi ini, jam baru menunjukan pukul 06.00 waktu Indonesia barat. Kantin sekolah SMA Negri Candrawasi masih sepi, seperti biasanya. Tapi kantin itu udah diisikan oleh lima sahabat. Siapa lagi kalo bukan anggota inti organisasi Iris? Kelima sahabat itu janjian untuk sarapan dikantin bareng pagi ini.

Lebih tepatnya, sang seketaris, Putri Calista yang mengajak teman-temannya untuk sarapan dikantin bareng pagi ini. Dengan beralasan tak mau sarapan berdua dengan asisten rumah tangga pertamanya itu. Kalo Putri duduk berdua bersama Audrin disatu meja makan, yang ada gadis itu mual duluan walaupun belum duduk dimeja makannya juga.

Padahal belum sempat liat menu sarapannya pagi ini, tapi gadis itu udah mual duluan karena liat dimeja makan udah ada Audrin yang menikmati sarapannya sendiri. Padahal biasanya gadis itu sarapan dikamarnya sendiri. Kenapa pagi ini dimeja makan? Entahlah. Intinya sekarang Putri udah duduk dimeja kantin bersama sahabat-sahabat tercintanya.

Tapi untuk pikiran dan isi hatinya? Entahlah. Pesanan kelimanya udah datang beberapa menit yang lalu. Tapi Putri Calista masih sibuk bergulat dengan ponselnya sendiri. Tak peduli dengan teman-temannya menatapnya dengan tatapan heran, mengapa sahabatnya yang satu ini tak mengubris makanan didepannya.

Dan karena keempat sahabatnya itu tau, semenjak Putra Gunawan dan Audrin Arini itu bekerja sebagai asisten rumah tangga dirumahnya Putri, pasti tiap pagi, sampe sekolah, gadis itu datang dengan raut wajah yang geram entah kenapa. Tapi pagi ini? Entah kenapa bukannya wajah geram yang keempat sahabatnya itu liat, melainkan wajah gelisah. Kenapa Putri gelisah?

"Ah!!! Si urin kurang ngajar ya!! Mau juga gueee!!"
Teriak Putri tiba-tiba.

"Lu kenapa sih, Put? Perasaan tadi gelisah muka lo, sekarag sewot!! Nape?!"
Tanya Geni akhirnya.

"Iniii liat. Si urin makan bubur ayaaaaaaaaammmmmm!!!"
Ngeluh Putri sambil memperlihatkan ruang chatnya bersama asisten rumah tangganya itu.

"Terus napa? Mau lu?!"
Tanya Roy.

"Roy!! Bubur ayam tuh, sarapan favorit gueeee!! Apalagi itu bubur ayam dipinggiran gang rumah gueeee!! Kapan coba urin belinya??!! Kenapa juga gak ngajak gueee??!!"

"Ya, salah lu sendiri ngapain ngajak sarapan disini?! Tapi gakpapa Put, lu yang traktir soalnya, enak jadinya"
Ucap Roy tak peduli pada akhirnya.

Putri masih melihat ruang chatnya bersama Audrin dengan tatapan kecewa. Kalo tau menu sarapan pagi ini, lebih baik Putri bawa saja satu bungkus bubur ayam itu buat ia sarapan dijalan tadi. Tapi untuk sekarang Putri bisa apa ya,kan? Padi udah jadi nasi.

URIN TENGIL

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang