TAKUT

40 23 116
                                    

"URIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNN!!!!!!!"
Suara teriakan bergema seantero komplek.

Dari banyaknya rumah dikomplek ini, ada satu rumah yang benar-benar heboh dari pagi sampai tengah malem. Padahal semua ornag dikomplek itu tau, kalo isi dari rumah itu cuman ada tiga orang doang. Tapi kehebohan dari rumah itu melebihi arisan keluarga lainnya.

Masih mending kalo hebohnya terdengar seru. Tapi ini hebohnya? Seru bukan, perdebatan dan keributan iya. Tapi anehnya, dari ratusan atau bahkan mungkin ribuan orang yang tinggal dikomplek itu, tak ada satu pun orang yang berani menegor orang-orang yang tinggal dirumah itu.

Kenapa? Karena semua ornag udah pada tau kalo orang-orang yang tinggal dirumah itu benar-benar orang yang sangat berbeda dari orang-orang lainnya. Kehebohan yang terdengar dari rumah itu menjadi bukti kalo ada yang mengajak orang rumah itu ribut sedikit pun, akan langsung tidak kelar-kelar debat dan masalahnya.

Semua orang tau, anaknya Wijaya. Yaitu Putri Calista. Gadis kecil yang imut, cantik, dan pintar. Mudah akrab dengan semua orang, dan selalu easygoing. Tapi siapa sangka dari gadis yang imut dan menggemaskan itu tiba-tiba seiring berjalannya waktu, anak gadis itu menambah satu ilmu yang ternyata diajarkan oleh sang ibu. Yaitu, ilmu kejailan.

Semakin Putri Calista bertambah umur, semakin bertambah kejailannya. Tapi gadis cantik ini tidak pernah mencari ribut oleh warga-warga komplek. Dia cuman jailin sang Abah, kerja sama dengan Emaknya. Dan karena sang Emak sudah lama berpulang, gadis cantik ini jailin teman-temannya yang sering ngumpul dirumahnya.

Bahkan saat ngumpul bareng dirumahnya saja, Putri masih sering jailin teman-temannya. Apalagi disekolah? Dan satu lagi yang warga-warga komplek tau, tentang perkembangannya Putri Calista anak Wijaya ini. Yaitu, sedikit keanak-anakan dan keras kepala. Kenapa? Karena Putri tidak mau berbincang dengan Abahnya kalo Abahnya membahas sesuatu yang Putri tidak suka.

Selain itu Putri juga kalo diganggu gugat sedikit saja, Putri pasti langsung ajak ribut orang yang jailin dia dan itu pasti akan lama urusannya. Jadi dari banyaknya warga-warga komplek dikomplek ini tak ada satu pun yang berani negor orang-orang rumah yang sangat heboh itu, karena rumah itu, milik Wijaya.

Alias, yang isinya pasti ada anaknya, Putri Calista. Yang kalo ditegor atau diganggu gugat sedikit pun, langsung dibales dengan ocehan-ocehannya yang tak ada ujungnya. Jadi daripada ribut sama anak orang, mending diam ya,kan? Tapi ada satu orang yang berani menegor dan ikut-ikutan dengan perdebatannya Putri Calista ini.

Siapa lagi kalo bukan Putra Gunawan? Sang asisten rumah tangga barunya Putri Calista ini. Entah gimana caranya, Putra langsung bisa membuat Putri menurut padanya. Saat Putri berantem dengan Audrin, rumah berantakan, Putra langsung menegor Putri dan menyuruhnya membereskan semuanya.

Awalnya Putri seperti biasanya, ngeyel dan pastinya debat dulu dengan Putra. Tapi entah dengan nada atau gaya bicara yang seperti apa, Putra Gunawan berhasil membuat Putri beneran membereskan semua rumah yang benar-benar sudah seperti kapal selam pecah cuman gara-gara dia berantem dengan asisten rumah tangga lamanya yang kurang ajar itu.

"URIIIIIIINNNNNN!!!!!!! Sini gak lo???!!!! Balikin gak tuh, uang Abah gua???!!! Gaji dah seratus juta juga!!!! Kerja juga nggak lo!!! Nyari ribut mulu lo ama gua!!!!"
Omel Putri masih berusaha mengejar Audrin yang terus kabur dari jangkauannya.

"Heh!!! Lo gak liat nih, gua lagi kerja!! Gua kerja nyari duit, lu nya aja yang protes pas gua dah dapet duitnya!!! Iri kan, lo ama gua??!!"
Bales Audrin masih terus memeluk amplop coklat yang berisi uang itu.

"Kerja apaan lo??!!! Itu namanya nyuri urin!!! Dasar lo pemalas!!! Kerja dah sana lo jadi pemulung sekalian!!! Ortu dah kaya juga lo!!!"
Omel Putri lagi lanjut mengejar Audrin. Dan otomatis Audrin langsung kembali menghindar.

PUTRA & PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang