Yelina melempar senyum terbaiknya. "Hei, aku ga tahu kalau kamu di sini? Apa kabar?" ujarnya basa-basi.
Puspa menekuk alisnya penuh selidik, pikirannya mulai aktif.
Apa jika dia tidak mengantar Saka, kejadian ini tetap akan terjadi? Apa mereka ketemuan atau tidak sengaja ketemuan.
Puspa kian bisa merasakan kalau wanita itu yang mengejar Saka, tidak ada kebetulan begini. Pasti wanita itu sengaja menghampiri Saka.
Bahaya! Tak hanya pria, perselingkuhan bisa di mulai dari wanita yang genit seperti inikan?
Engga-engga! Jangan ngaco Puspa!
Puspa menatap perubahan di wajah Saka.
"Baik." Saka tampak tidak terlalu suka, wajahnya kian datar.
Puspa beralih menatap wanita yang tidak sedikit pun menatapnya itu.
"Sayang, ini Yelina. Teman waktu kuliah." jelas Saka sambil meraih pinggang Puspa posesif, sekaligus menunjukan kalau dia milik Puspa begitu pun sebaliknya.
"Hai, kak. Aku Puspa, istrinya Saka." tangan Puspa terulur dengan senyum merekah ramah.
"Oh hai, aku Yelina." balasnya dengan senyum tipis segaris.
"Lagi ngapain di kota ini, Na?" Saka berusaha biasa, dia tetap dipaksa harus bersuara agar tidak canggung.
"Oh itu, mama lagi liat-liat villa." jawabnya. "Kamu di sini kerja?" tanyanya balik.
Saka pun mangut-mangut lalu menggeleng. "Engga, kita lagi honeymoon." jawabnya tenang.
Yelina masih berusaha tersenyum baik-baik saja, dia yakin kalau memang Saka miliknya pasti dia akan kembali walau Saka terikat sekalipun.
"Mau makan siang?" Yelina mengalihkan topik.
Puspa sedari tadi hanya memperhatikan dengan seksama, insting perempuannya mendadak peka.
"Hm.."
"Mau bareng?" Yelina terlihat riang.
"Bo-"
"Sorry, Na. Kita lagi mau berduaan, harap maklum ya. Kita sedang honeymoon." potong Saka saat Puspa hendak mengiyakan.
Saka tidak nyaman dan tidak mau terlibat lebih jauh lagi dengan mantannya yang matre itu, Saka sangat tahu kalau Yelina sedang butuh uang makanya dia mendekat lagi.
Kemana om penggantinya dulu? Apa bangkrut? Saka mendengus dalam hati, malas membahas dan mengingat lagi.
Dia sudah tutup buku tentang Yelina jadi dia akan mengabaikan dia sebisa mungkin, lagian cintanya tidak tulus.
***
Saka menghela nafas. "Kenapa cemberut, hm? Aku ada salah? Sebelah mana?" di usap sudut bibir Puspa yang terdapat saus.
Puspa menjejalkan lagi makanan ke mulutnya hingga penuh, seolah dia tidak ingin bersuara karena moodnya bete.
Puspa bukan marah pada Saka tapi lebih ke kesal pada Yelina yang terang-terangana masih menginginkan Saka.
Tidak menghargainya sama sekali padahal ada di samping Saka.
"Aku ga tahu Yelina nekad akan cium pipi, aku mau pukul dia kalau aja dia pria." Saka kembali menyeka saus di sudut bibir Puspa.
Puspa menghela nafas berat setelah menelan semua yang di kunyahnya.
"Sadarkan kalau uler itu masih mau sama om eh kamu? Mau aku jambak rasanya!" Puspa meremas jemarinya sendiri hingga membentuk kepalan. "Aku kesel! Pipi punya aku di cium-cium! Ihhhhh sebel!" raung Puspa sambil mengusap pipi kiri Saka.