Jilatan, hisapan kuat dan gigitan kecil itu membuat Vila basah. Kakinya bergerak tak nyaman di antara kaki Zafeel.
"Oh astaga, om enghh.."
"Ahh om!"
"Vila? Hey Vila? Kenapa?"
Semua gambaran erotis pun lenyap, gelap menjemput dan tak lama mata Vila terbuka, menatap Zafeel yang berada di sampingnya setengah rebahan.
"O-om ngapain di kamar Vila?" gugupnya dengan suara serak.
"Sakit banget kakinya?" cemas Zafeel sambil menyeka keringat Vila di leher maupun dahi.
"Ha?" beo Vila tak paham dengan situasi. Mimpi bercinta tadi begitu nyata. Jadi, yang mana yang mimpi.
"Mendesis padahal lagi tidur lelap, sakit banget kakinya?" Zafeel mengusap rambut Vila khawatir.
"Eng-engga!" kepala Vila menggeleng cepat.
Zafeel memeriksa kening Vila. "Ga demam, muka kamu merah banget." diusap pipi Vila sekilas.
"O-om keluar!"
"Kenapa? Kak Puspa sama Kak Saka suruh jagain, kamu susah jalan, kalau mau ke kamar mandi susah,"
"Ka-kan ada pembantu, ada mba yang bisa jagain. Om ga usah tidur se kasur sama Vila!" galaknya masih agak gugup.
Vila malu, kenapa mimpinya begitu?
"Ya udah, nanti tidur di sofa," Zafeel pun bergerak turun, dia akan mengalah dari pada di usir dan tidak bisa menjaga Vila.
***
Vila menatap Zafeel sebal. "Om ngapain masih di sini? Pindah sana! Bukannya udah punya apartemen sendir?!" sewotnya di akhir.
Zafeel masih fokus membuka salep untuk kaki Vila yang memar. "Di tunda, sampai kaki kamu sembuh!" jawabnya santai.
"Loh kok gitu!" seru Vila tak suka. "Pergi ya pergi aja, emang di sini ga ada manusia lain selain om yang bisa rawat kaki Vila?" amuknya.
Zafeel menarik pelan kaki Vila dan mengoleskan salep itu perlahan, penuh ke hati-hatian.
"Ashhh!" Vila meringis saat merasakan sakit akibat pijatan pelan dari Zafeel.
"Tahan sebentar, biar cepet sembuh." Zafeel kembali memijat pelan lalu menyudahinya saat Vila sudah meminta berhenti.
Zafeel pun menatap Vila lekat.
"Apa?!" sewot Vila dengan berani.
"Lain kali hati-hati," diusap pelipis Vila yang berkeringat. "Cepet sembuh ya cantik, jangan bikin khawatir mulu!" gemasnya.
Vila manyun. "Sana-sana! Kerja bukan betah sama Vila! Katanya pindah ke sini itu kerja, tapi kenapa malah sering sama Vila!" ketusnya.
Zafeel mengulum senyum. "Masih magang, papa kamu juga masih bebasin. Apalagi demi jagain anaknya. Kak Saka jelas ga akan nolak," kekehnya.
"Dasar gila!" gumamnya pelan.
"Apa? Gila?! Ga sopan Vila!" Zafeel menyentil bibir Vila.
"Aduh! Sakit ih ommm!!" di balas Vila dengan memukul dada Zafeel hingga mengaduh.
"Yaudah, sini biar ga sakit," Zafeele meraih wajah Vila lalu menyatukan bibir begitu saja.