[DELAPAN]

446 71 2
                                    

"Halo manusia, selamat malam"

Jisung menoleh kearah seorang gadis perempuan yang menatapnya dengan tatapan hangat. Saat ini ia sibuk mengumpulkan kesadarannya sambil melihat ke seluruh penjuru ruangan rumah kecil yang sangat asing ini.

"Aku dimana? Apakah aku sudah mati dan berada di alam baka?"

Jisung meraba tubuhnya, mencari ke seluruh denyut yang terasa di tubuhnya dan memastikan bahwa ia kali ini masih hidup atau telah mati. Hal yang dilakukan jisung tentunya membuat si gadis tertawa kecil karena heran melihat hal aneh tersebut.

"Kau masih hidup dan berada di silver pack saat ini"

"Ah begitu ya- Tunggu, silver pack? tempat apa itu?"

Gadis tersebut memilih berjalan ke arah jisung dan duduk di sofa lain yang langsung berhadapan dengannya. "Silver pack adalah pack werewolf yang cukup kuat dan penghuni wilayah hutan ini. Apakah mahluk sepertimu tidak tau?"

"Hah? werewolf katamu? mahluk mitologi itu benar adanya?"

"Tentu. Sebelum itu perkenalkan aku Lee Karin salah satu penghuni silver pack dan memiliki status omega saat ini"

Jisung meneguk ludahnya kasar. Tubuhnya beringsut mundur karena dirinya seperti berada di negeri dongeng. Bayangkan, bahwa mahluk mitologi yang sering ia baca di perpustakan desa ternyata benar adanya. Sial, apakah ia bermimpi? Kalau iya kenapa rasanya seperti begitu nyata.

"Jadi namamu?"

"J-jisung, Han Jisung"

Karin mengangguk pelan. "Nama yang bagus. Kamu manusia atau sama seperti kami?"

"Tentu saja aku manusia. Aku bukan mahluk mitologi seperti kalian"

"Wah aku cukup sakit hati dibilang mahluk mitologi tetapi karena kalian para manusia jarang sekali yang bisa melihat keberadaan kami jadi akan aku maafkan. Tetapi lain kali jangan berbicara seperti itu saat bersama werewolf lain, mereka cukup sensitif." Bisikan karin membuat jisung lagi dan lagi kembali menelah ludahnya kasar.

Karin beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya kearah jisung seperti memberi isyarat bahwa laki-laki tersebut harus mengikutinya. Dengan ragu jisung menaruh tangannya diatas telapak tangan gadis tersebut yang langsung mencengkramnya dan membawa tubuhnya kearah meja makan.

"Aku membuat beberapa makanan yang bisa di makan oleh manusia. Aku tau kau lapar jadi duduklah lalu makan"

Awalnya jisung ragu tetapi karena perutnya sudah berbunyi dan membuat ia meringis perih akhirnya memilih untuk duduk lalu makan dengan lahap sambil di lempari tatapan oleh dari gadis di hadapannya.

-

Keadaan pack latihan malam ini cukup ramai karena para alpha tengah berlatih bertarung dengan keras. Tidak sedikit yang bahkan sudah terluka tetapi masih sanggup berdiri untuk melawan. Pertandingan satu banding satu sudah sering dilaksanakan saat mereka ada waktu luang, itu cukup menguntungkan untuk melatih ketangkasan dan kekuatan wolf yang mereka miliki.

Minho dengan keadaan tubuh yang hanya di tutupi celana selutut dan membiarkan tubuh atasnya terlihat, tengah memperhatikan dengan seksama perkembangan setiap anak yang berada di bawah naungannya. Tiba-tiba konsetrasinya pecah saat salah satu wolf menghampirinya dengan keadaan keringat yang bercucuran.

"Hei kak, aku dengar kau mendapat tangkapan bagus ya kali ini? Manusia atau wolf juga? Dia cantikkah?"

"Tutup mulutmu itu hwang hyunjin, kau berisik"

Ancaman dari minho tidak membuat laki-laki tersebut menutup mulutnya. Malahan ia semakin berisik karena merasa bahwa minho sama sekali tidak terganggu, aura alpha tersebut sepertinya sedang tenang dan tidak gampang terpancing emosi.

"Aku berharap semoga dia mate mu"

Minho tertawa meremehkan. "Bagaimana bisa kau berharap dia mateku sedangkan dia manusia?"

"Ya tidak ada yang tau bagaimana takdir dari mon goddess. Tidak sedikit wolf yang mendapat mate manusia dan membawa mereka kesini sehingga pasangannya harus memutus kehidupan mereka sebagai manusia seperti dulu"

Minho hanya diam tanpa mau membalas ucapan hyunjin. Sejujurnya di usia yang telah matang ini, dia tidak tau sampai kapan matenya memunculkan wujudnya sedangkan teman-teman yang lain sudah mulai mating bersama mate mereka. Dirinya hanya bisa menunggu dan menunggu.

"Turunlah ke arena hyung, lampiaskan kebingunganmu disana"

Saran hyunjin diterima dengan baik oleh minho karena laki-laki itu langsung turun ke arena untuk melawan beberapa wolf yang lain. Ya, setidaknya kegiatan ini bisa membuat fikirannya teralihkan sejenak.

[1] Give Me Back • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang