Hari yang di tunggu tiba, semua orang sibuk dengan keperluan untuk ritual bulan purnama. Mereka bersiap untuk menyambut mon goddess yang datang hanya saat bulan purnama penuh dan setelah itu mereka semua akan mulai kehilangan kontrol dari wolf di dalam diri mereka. Tentu hal ini tidak di ketahui oleh manusia yang nyasar ke dalam pack itu.
Jisung di minta untuk mengenakan baju putih terusan yang seperti jubah. Ia meneguk salivanya gugup karena dirinya seperti dijadikan persembahan dan akan mati. Oh ayolah han jisung, berhenti berfikiran seperti itu. Pastinya kalau ada seungmin, jisung bisa dimaki habis-habisan karena otaknya telah teracuni cerita fiksi yang terkadang kurang realistis.
Jisung menggenggam tangan karin yang menariknya kearah tempat dimana semua orang berkumpul. Mereka memandangan kearah jisung dengan pandangan menyelidik membuat dirinya merasa tidak nyaman sama sekali tetapi ia tetap mencoba untuk bersikap santai walau dalam hati jantungnya terus bergemuruh.
Apakah aku akan mati?
Tidak ada yang tahu jawaban atas pertanyaan di kepala jisung, mereka semua menunggu keputusan dari mon goddes.
Langkah jisung terhenti tepat di belakang minho yang terlihat punggung tegapnya tanpa baju, hanya mengenakan sebuah celana dengan ukiran yang sangat unik. Wajah jisung memerah karena melihat punggung tegap ketiga alpha di hadapannya, dipastikan punggung jisung benar-benar dari mereka semua.
Mereka semua menunggu sambil memperhatikan golden wolf yang berlari kesana-kemari seperti hendak menyambut ibunya dan ingin bercerita banyak hal. Semua orang mengunci bibir dan tidak ada yang bersuara, terus menunggu dan menunggu sampai sebuah suara indah mengalun dengan baik ke dalam indra pendengaran mereka semua.
"Selamat malam"
Jisung terperangah mendapati seorang wanita yang begitu cantik juga bercahaya, cantiknya itu tidak bisa di jelaskan menggunakan kata-kata. Pastinya jisung tidak pernah melihat wanita seindah dan setenang itu.
Semua orang menunduk dan jisung ikut menunduk dengan perintah kecil dari karin. Mereka menyambut senang dengan apa yang mereka tunggu. Setelah memberi hormat, salah seorang dari tiga laki-laki di hadapannya berjalan mendekat dengan penuh wibawa.
"Selena goddess"
"Halo anakku chan. Bagaimana dengan kabarmu dan kaummu?"
"Selalu baik karena berkat yang kau berikan kepada kami setiap harinya"
Wanita tersebut tersenyum teduh membuat siapapun yang melihatnya akan terenyuh. "Aku senang mendengarnya. Lalu bagaimana kabar kesayanganku?"
Mereka semua menatap kearah golden wolf yang berjalan mendekat kearah sang dewi lalu menikmati elusan sayang dari seseorang yang menciptakannya. Tentu kegiatan dua mahluk itu membuat semua orang menikmati dengan suasana teduh juga menenangkan.
"Ia sempat terluka tetapi syukurlah berhasil di selamatkan"
"Ya, aku tahu tentang hal itu. Tolong maju seseorang yang telah menyelamatkan mahluk tersayangku"
Karin menyuruh jisung maju dan minho serta changbin memberikan jalan untuk jisung mendekat kepada dewi cantik itu. Dengan takut jisung berjalan mendekat dan berdiri di hadapan dewi yang juga ikut mendekati tubuhnya. Mata jisung terpejam saat dewi tersebut mengelus wajahnya dengan lembut, jisung merasa seperti sedang disapu oleh semilir angin malam yang menyejukan.
"Terimakasih telah menolong kesayanganku. Kau anak baik"
Jisung membuka matanya dan mendapati mata berwarna putih itu menilisik ke arah mata juga tubuhnya selama beberapa menit. Apa yang dilakukan mereka berdua membuat yang lain menarik nafas karena tidak biasanya sang dewi mau menyentuh seseorang apalagi ini manusia.
"Tentu, sudah tugasku mon goddess"
Tidak, jisung tidak merasa ia berniat berbicara seperti itu tetapi entah kenapa bibirnya bergerak sendiri seperti di kontrol sesuatu. Tentunya ucapan jisung membuat wanita tersebut tersenyum manis karena merasakan sebuah hal yang telah lama mati akan hidup kembali, akhirnya ia mengelus lagi wajah jisung sebelum menjauhkan tubuhnya.
"Sebagai bentuk pertanggung jawaban, aku memintamu untuk tinggal disini sampai aku bilang cukup. Aku akan selalu mengawasimu dan juga melindungimu karena aku merasa ada sesuatu di dalam dirimu yang harus di munculkan serta di lindungi, maka dari itu pack ini lebih aman untukmu daripada kembali ke dunia manusia"
Tidak ada yang mengerti maksud sang dewi termasuk juga jisung tetapi mereka memilih diam sampai wanita tersebut mengalihkan pandangannya kearah chan. "Setelah ini aku akan menyampaikan beberapa pesan penting untukmu lewat anakku, kita akan bertemu lagi di bulan purnama berikutnya. Sampai nanti dan selamat malam"
Setelah itu sang dewi menghilang begitu juga dengan beberapa persembahan yang mereka berikan, tersisa hanya golden wolf yang masih berjalan kesana-kemari dengan pendar cahaya terangnya.
Jisung masih tertegun di tempat karena memikirkan semua ucapan dewi tadi sampai dirinya tidak sadar bahwa sebuah tangan meraihnya membuat jisung berbalik dan langsung bersitatap dengan mata tajam yang selalu membuatnya takut.
"Ayo kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Give Me Back • MINSUNG
FantasyTidak ada yang salah dari semua hal saat ini. Tetapi mengambil milik orang lain tanpa izin adalah suatu yang buruk dan menimbulkan berbagai masalah yang terlalu rumit. Jadi, bisa tolong kembalikan itu kepadaku atau aku yang akan mengambilnya sendir...