[DUAPULUH LIMA]

575 80 7
                                    

Hi, maaf ya aku baru sempet update lagi karena belakangan ini lagi sibuk hehehe.




[Warning]





"Sudah?"

Karin memunculkan kepalanya di kamar jisung, menangkap jisung yang sudah bersiap. Malam ini adalah malam ritual bulan purnama dengan keadaan jisung yang seperti lahir kembali membuat jisung sangat bersemangat.

"Tentu sudah"

Setelah itu mereka berjalan bersama yang lain ke tempat utama. Disana sudah ramai orang dan karin serta jisung memilih berdiri di tengah-tengah agar bisa melihat langsung wanita paling cantik yang tidak pernah ada tandingannya menurut mereka.

Tidak lama Selena goddess muncul, mereka semua memberi penghormatan dan si wanita tersenyum manis. Jisung benar-benar kecanduan dengan senyum itu, seakan-akan jisung seperti merasakan kasih sayang dari seorang ibu ke anaknya. Selena goddess memang ibu para wolf.

"Han jisung, tolong maju ke depan sayang'

Jisung yang dipanggil langsung maju ke hadapan mon goddess. Menunduk sampai sebuah tangan hangat nan lentik menyentuh dagunya untuk membuat jisung mendongak, mata mereka bertubrukan membuat jisung terenyuh saat itu juga.

"Terimakasih karena mau terus berjuan dan terimakasih juga untuk peter yang sudah bisa menerima semuanya"

Jisung bisa menangkap bahwa peter disana sedang berjingkrak-jingkrak dengan semangat karena mendapat pujian dari wanita ini. Jisung tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Terimakasih kembali karena sudah membiarkan aku hidup dan juga menempatkanku di pack ini"

"Tentu"

Setelah itu jisung mundur dan mendengarkan selena goddess kembali berbicara untuk semua orang. Ritual berjalan lancar, semua orang pulang dengan rasa gembira dan syukur atas hadirnya mon goddess diantara mereka.

Untuk malam ini tersisa sesi matting, membuat jisung harus tidur cepat karena pasti malam ini akan berisik seperti malam berikutnya.




Entah kenapa minho bukannya kembali ke istana malah melangkah menuju ke rumahnya tanpa ada niat atau tujuan. Minho hanya seperti merasa harus pergi kerumahnya sendiri, seakan-akan memang dirinya diperlukan disana.

Tidak ada Karin karena karin harus mengungsi selama bulan purnama tiba sedangkan jisung tidak perlu di awasi kembali karena sudah berada di luar kendali tetapi minho tetap pergi ke rumah ini. Bahkan saat ini minho hanya terduduk di sofa sambil menatap kosong, bingung harus melakukan apa.

Bruk.

Suara kencang itu membuat minho sadar dan langsung terbangun. Mencari dumber suara yang berada di kamar jisung yang posisinya memang lebih dekat dengan dapur.

"Jisung ada ap— ughhh"

Minho menutup hidungnya saat membuka pintu kamar jisung dan mendapati jisung terduduk di lantai menahan sakit. Kepala minho saat ini benar-benar pening dengan bau yang menyengat entah berasa dari mana.

"Shhh... Sakit sekali"

Jisung mengerang membuat minho menoleh lagi, lebih khawatir dengan keadaan jisung. Akhirnya dengan nekat minho mendekati jisung untuk membantu jisung bangkit tetapi kepalanya langsung berdenyut kencang.

Vanilla dan fruity.

Perpaduan yang manis dan segar membuat minho tanpa sadar mengecap lidahnya sendiri tetapi kembali mencoba untuk tetap pada tepatnya dan tidak melakukan hal aneh. Dicobanya jisung untuk diangkat tetapi jisung malah menelusup ke dada minho sambil mencengkram jaket yang dikenakanannya malam ini.

[1] Give Me Back • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang