Kejadian pada malam itu semakin membuat jisung tersiksa, suara-suara lirih tersebut benar-benar menganggunya setiap dirinya sedang sendirian membuat laki-laki itu memilih banyak di dekat karin ataupun minho. Tentu perubahan jisung disadari oleh kaka beradik tersebut tetapi mereka memilih diam karena melihat jisung seolah-olah sedang dikejar-kejar sesuatu.
Lain tempat maka lain cerita pula. Saat ini di desa dimana tempat jisung tinggal dulu mulai hidup seperti biasa, ibu ayahnya jisung bahkan mulai kembali membuka tokonya sejak lama walau mereka lebih banyak diam daripada biasanya. Perubahan kedua pasangan tua tersebut dan ketidakhadiran anak bungsunya tentu disadari oleh semua warga, mereka selalu menebak-nebak kemana perginya anak manis yang selalu menyapa mereka setiap pagi.
Perubahan kedua orang tua jisung membuat seungmin serta felix menatap lirih setiap mereka berkunjung untuk sekedar membeli roti walau itu hanya alibi karena mereka hanya ingin melihat bagaimana kondisi mereka setelah ditinggal anaknya terlalu lama. Sedangkan kaka jisung masih berada di barak prajurit dan sulit untuk dikabari walau seungmin telah berusaha meminta beberapa kenalannya untuk memberi kabar kepada kaka jisung, Han junseok.
"Seungmin, bagaimana ini?"
Seungmin yang berjalan terlebih dahulu dari felix setelah pergi membeli roti di toko kecil itu akhirnya berbalik menatap kearah temannya yang semakin hari memancarkan ekspresi sedih. Sungguh dirinya juga tidak tau harus apa saat ini karena semua orang dewasa di sekitar mereka seperti sudah pasrah dengan kehilangan jisung.
"Aku akan turun ke hutan hari ini"
"Mencari tanaman obat?"
"Tidak. aku akan mencari han jisung"
Felix membulatkan kedua matanya, tidak percaya dengan jawaban seungmin yang seperti tidak difikirkan terlebih dahulu. "Kau yakin? hutan terlalu berbahaya untukmu seungmin"
"Dan han jisung terdampar di dalam hutan sendirian felix. Aku tidak tenang sampai saat ini karena ia belum ditemukan sama sekali"
"Jangan seungmin, lebih baik kita tunggu kabar dari kakanya jisung saja"
"Sampai kapan?"
Felix terdiam karena tidak tau harus menjawab apa. Mereka semua benar-benar sudah lelah karena tidak bisa menemukan jisung serta tidak diperbolehkan untuk mencari ke dalam hutan, bahkan ayah jisung yang sempat mondar-mandir keluar masuk hutan pun tidak mendapat apapun. Han jisung seperti lenyap begitu saja tanpa jejak.
"Lalu mau bagaimana lagi? Kalau kita nekat masuk ke hutan dan ikut menghilang, bukankah itu malah akan membuat repot?"
Seungmin menghela nafas kecil. "Aku tidak tau harus apa lagi lix untuk menemukan jisung"
"Satu-satunya cara adalah kita hanya butuh bersabar dan berharap jisung cepat kembali. Ayo kita pulang dan kembali merenungkan cara-cara lain yang pastinya tidak akan menambah korban lagi termasuk diri kita sendiri"
Felix membawa seungmin berjalan kearah rumah masing-masing. Untuk saat ini mereka tidak bisa banyak melakukan apapun karena setiap hal yang mereka pilih sangat beresiko tinggi. Mereka hanya bisa berserah diri serta menunggu jisung kembali muncul walau sejujurnya mereka benar-benar merindukan suara berisik dari laki-laki tupai yang selalu menemani mereka setiap saat.
—
Pendek ya? Aku baru sadar banget. Tapi gapapa deh nanti aku double up biar adil hehehe.
Btw, kangen deh pengen ada interaksi. Aku seneng kalo misalnya kalian suka comment apapun biar rame.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Give Me Back • MINSUNG
FantasíaTidak ada yang salah dari semua hal saat ini. Tetapi mengambil milik orang lain tanpa izin adalah suatu yang buruk dan menimbulkan berbagai masalah yang terlalu rumit. Jadi, bisa tolong kembalikan itu kepadaku atau aku yang akan mengambilnya sendir...