[DUABELAS]

428 68 3
                                    

Sampai saat ini jisung belum ditemukan juga walau mereka sudah masuk ke dalam hutan tetapi sering gagal untuk pergi terlalu jauh akibat beberapa pengawal kerajaan akhir-akhir ini seperti lebih sering berkeliling. Mereka melarang keras siapapun yang berniat pergi ke dalam hutan walau dengan alasan jelas, mereka selalu mengatakan untuk serahkan kepada pengawal kerajaan karena lebih baik mereka yang mencari secara berkelompok.

Tentunya sebagai warga desa, tidak akan bisa untuk membatah ucapan pengawal kerajaan. Akhirnya keluarga jisung berserta keluarga seungmin dan felix hanya bisa berharap jisung akan pulang suatu saat nanti dengan kondisi utuh dan baik-baik saja.

"Bibi, paman maafkan aku karena ideku untuk berpencar membuat jisung menghilang"

Permintaan maaf seungmin membuat ibu jisung semakin menangis lirih, sejujurnya mereka semua merasa bersalah karena pernah membuat jisung tidak nyaman saat bersama mereka. Mau bagaimana lagi? Harapan satu-satunya adalah menyerahkan pencarian tersebut kepada pengawal kerajaan.

"Sudah seungmin tidak apa, kita hanya bisa berharap jisung cepat di temukan. Kalian pulanglah karena hari sudah semakin malam dan juga kalian harus membantu orang tua kalian kan? Biarkan dua orang tua ini istirahat"

"Ya paman"

Usiran halus dari ayah jisung membuat seungmin dan felix pulang ke rumah masing-masing. Kepergian kedua orang tua itu langsung membuat ayah jisung berubah menjadi seseorang yang emosi, urat di lehernya mulai terlihat saat tangannya mengepal dan menatap ke arah hutan dengan benci.

"Sudah ku katakan sejak awal untuk jangan pernah masuk ke dalam hutan, kenapa anak tersebut begitu susah untuk diperingatkan"

"Hiks- mau bagaimana lagi sekarang? Aku yakin anak kita telah diambil oleh mereka apalagi dengan penciuman mereka yang tajam itu, tentu bau jisung akan terungkap perlahan-lahan"

Ayahnya memutuskan pandangan kesal dan memilih mengelus kepala istrinya. "Kalau takdirnya begitu tidak masalah karena lebih baik jisung ditemukan oleh mereka daripada mati mengenaskan"

"H-hannie"

Kepala keluarga han tersebut memilih meninggalkan istrinya untuk meredam emosi sedangkan wanita tersebut hanya bisa kembali menangis kencang meratapi anak keduanya yang hilang di hutan.

"Jisung, semoga kamu baik-baik saja dan tidak bernasib seperti kakakmu"

-

"Uhuk, uhuk"

Jisung memukul-mukul dadanya karena tersedak makanan. Ia menatap geram kearah seseorang di hadapannya yang menatapnya dengan pandangan santai.

Minho memilih melipat tangannya di atas meja sambil memperhatikan jisung yang sibuk menyantap makan malam. Adiknya saat ini harus pergi mengikuti kaka-kaka perempuan di sekitar rumah, mencari bahan makanan serta berkelana sebentar. Hal itu tentu membuat minho harus meluangkan waktunya untuk pulang dan mengawasi jisung sampai adiknya pulang besok pagi buta.

"Pergi sana, kembali ke rumahmu"

"Kalau kau lupa, ini rumahku juga"

Blush

Seketika itu juga pipi serta telinga jisung memerah karena menahan malu. Laki-laki bergigi kelinci tersebut memilih menundukan wajahnya karena malu yang mendera dan tidak ingin terlihat oleh minho, walau ya sia-sia karena minho dengan mata tajamnya menangkap pergerakan lawan bicara di depannya.

Minho terkekeh pelan. Lucu sekali.

"Habiskan makananmu lalu pergi tidur segera"

Jisung menoleh ke arah minho. "Kau mau pergi?"

"Kau takut aku tinggal kah bocah?"

"Apa maksudmu? aku ini bukan bocah dan aku sudah dewasa"

"Tetapi wajahmu seperti seorang bocah kecil saat ini kalau kau tau"

"Diam." Jisung menatap nyalang kearah minho membuat laki-laki tersebut malah semakin tertawa puas. Minho beranjak dari tempatnya dan mengusap kepala jisung seperti ia tengah mengusap kepala adiknya.

"Tidak perlu takut karena aku akan melindungimu, lagipula tidak ada satu pun wolf yang berminat dengan bocah sepertimu ini"

"MINHO BRENGSEK"

[1] Give Me Back • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang