[TIGABELAS]

432 70 1
                                    

Han jisung harus bertahan di dalam kerumunan serigala besar ini untuk waktu yang begitu lama, entah sampai kapan ia seperti itu dan tidak akan bisa bertemu dengan orang tuanya. Ia rindu dengan bau roti buatan ayah setiap pagi serta juga teriakan ibunya yang memarahi dirinya setiap jisung membuat kesalahan.

"Ayah ibu, sedang apa? Jiji rindu dengan kalian dan juga kakak. Apakah kaka telah berhasil kembali pulang dari pelatihan pengawal kerajaan? Atau lagi-lagi tersesat sehingga selalu memberikan banyak alasan untuk tidak bisa pulang"

Jisung masih asik berbicara sendiri sampai tidak sadar di belakangnya sudah berdiri karin yang memandangnya sendu. Mau bagaimana lagi, takdir yang di tentukan oleh mon goddess tidak akan bisa diganggu gugat. Jisung harus tetap diam di silver pack sampai mon goddess mengizinkan ia kembali ke orang tuanya, entah sampai kapan.

"Rindu orang tuamu ya?"

Karin duduk di sebelah jisung yang menghela nafas kecil. "Iya, aku rindu kepada mereka"

"Wajar kalau kau merindukan mereka, tapi kau tidak akan bisa bertemu dalam waktu dekat ini. Tunggu waktunya tiba maka kau bisa kembali ke rumahmu"

"Ya terimakasih karin"

"Mau jalan-jalan sebentar?"

Jisung menoleh ke arah karin dengan pandangan terkejut. "Bolehkah?"

"Tentu, mon goddess telah menandakan kau bagian dari pack ini selama beberapa saat jadi semua orang harus membiasakan dengan kehadiranmu"

"Baiklah"

Jisung beranjak dan mengikuti langkah karin yang telah berjalan lebih dahulu. Memang beberapa pasang mata menatap kearah mereka tetapi tidak lama seperti sebelumnya karena mereka harus mulai terbiasa dengan kehadiran manusia tanpa mate sehingga bau khas manusia mulai menyeruak setiap jisung lewat.

Anehnya bau milik jisung tidak semenyengat biasanya, entah apa yang terjadi tetapi hal itu sama sekali tidak mengganggu untuk siapapun. 

Karin membawa laki-laki tersebut ke arah pack pelatihan, melihat berbagai latihan dan pertandingan antara para wolf membuat jisung terpesona. Mereka semua terlihat keren, kalau dirinya yang disana pasti ia akan mati saat itu juga walau hanya barang sedetik.

"Itu kak minho"

Jisung menoleh kearah yang di tunjuk oleh karin dan mendapati minho yang sibuk menatap tajam kepada beberapa anak didiknya yang sedang bertarung di arena. Jisung terperangah melihat sosok minho seperti sosok yang patut untuk ditakuti karena laki-laki tersebut seperti ingin menerkam siapapun yang mengganggunya.

"Han jisung"

Suara berat menginterupsi keduanya membuat mereka berbalik dan mendapati seorang laki-laki yang saat malam ritual itu berdiri paling depan sekaligus memimpin semua orang dengan baik. Jisung memilih mengunci bibirnya rapat-rapat sebelum ia salah bicara karena merasa laki-laki ini adalah ketua disini dan jisung tidak ingin mati muda akibat kelakukan bodohnya.

"Alpha chan"

Chan menoleh kearah karin yang tersenyum lebar. "Halo karin dan jisung. Aku lihat kalian seperti menikmati pertunjukan latihan yang dipimpin minho ya?"

"Heem, kakaku terlihat keren kalau sedang seperti itu"

"Aku setuju denganmu tetapi maafkan aku kalau harus mencuri teman berjalanmu hari ini karin. Aku ada beberapa hal yang harus di bicarakan bersama tuan han"

"D-denganku?" Jisung memastikan kearah chan dengan suara gagapnya membuat si alpha tersebut tersenyum tipis.

"Tentu denganmu. Mari kita berbicara sambil berkeliling"

Mau tidak mau jisung mengikuti chan yang telah melangkah menjauh. Ia berbalik untuk menoleh kearah karin yang melambaikan tangannya dengan wajah sumringah karena bisa berbicara santai dengan ketua silver pack. Jisung meneguk ludahnya lalu memilih terus mengikuti chan yang sudah berjalan untuk mengajaknya berkeliling.

Apa yang dilakukan ketrtiaiga orang itu tentunya tidak lepas dari pandangan minho yang tidak sengaja memperhatikan sekitar pack latihan. Awalnya ia terkejut saat mendapati karin membawa jisung kesini tetapi lebih terkejutnya lagi saat ia menangkap chan yang pergi dari kursi kesayangan miliknya di ruangan utama istana.

-

"Han jisung, benar kan namamu itu?"

Jisung mengangguk kecil dan masih enggan untuk membuka suaranya. Ia masih ingin menjaga bibirnya untuk tidak berbicara hal bodoh saat berhadapan dengan sang penguasa wilayah walau laki-laki di sebelahnya seperti menyambutnya dengan hangat.

"Berbicaralah dan jangan takut. Aku tidak akan menunjukan chris saat di hadapanmu karena kamu bukan musuhku"

"B-baik yang mulia"

Seketika itu juga chan tertawa keras membuat jisung sempat terkejut sejenak. "Tidak perlu dengan embel-embel seperti itu, kau hanya perlu memanggilku dengan namaku yaitu chan atau alpha chan mungkin"

"Iya alpha chan"

"Good boy"

Jisung bersemu seketika saat dipuji seperti itu. Kepribadian chan dengan minho begitu berbeda jauh, minho dengan aura yang begitu menyeramkan serta dingin sedangkan chan kebalikan laki-laki itu. Begitu hangat dan menyenangkan berbicara bersamanya padahal ia adalah seorang alpha di suatu pack besar.

"Jadi bagaimana? Menikmati hidup di silver pack selama beberapa hari ini?"

"Cukup nyaman walau terkadang sulit tidur sesekali"

Chan terkekeh kecil. "Mereka semua memang berisik saat malam hari, semoga kau mulai terbiasa ya"

"Aku hanya butuh waktu sebenarnya"

"Tentu saja aku mengerti. Oh iya, aku punya sebuah pertanyaan penting han jisung dan aku butuh kejujuranmu." Chan menghentikan langkahnya membuat jisung mengikuti. Mereka berdiri di depan sebuah rumah besar yang halamannya dipenuhi anak-anak kecil keturunan wolf yang sedang dititipi di rumah singgah. "Apakah beberapa kali kau merasakan kesakitan saat bulan purnama datang?"

Jisung terdiam dan mengilas memori sejak kecil untuk menjawab pertanyaan chan. "Sejujurnya tidak, aku hanya akan demam dan itu tidak sering. Aku akan jatuh sakit selama beberapa hari lalu kembali membaik setelah itu"

"Begitukah? Syukurlah kau tidak merasa kesakitan. Kalau begitu perjalanan kita terhenti sampai disini dulu karena aku punya pekerjaan lain yang mendesak. Kau boleh masuk ke rumah ini untuk bertemu dengan beberapa anak kecil, disana ada salah satu kakaku yang berjaga. Katakan bahwa kau diminta datang kemari atas perintahku"

"B-baik"

Chan berbalik dan meninggalkan jisung yang masih kebingungan. Laki-laki dengan status alpha itu berfikir keras atas jawaban jisung serta pesan mon goddess yang dibawah oleh golden wolf. Apakah semua ini benar? Kalau iya bagaimana bisa seperti itu caranya?

Han jisung, orang tuamu begitu hebat menyembunyikan dirimu untuk waktu yang begitu lama tanpa tercium oleh siapapun.

[1] Give Me Back • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang