Hael menyuruh Ria untuk istirahat di kamar yang berada di sebelah kamarnya. Setelah pembicaraan terakhir kali mereka, Ria tidak ingin menjawab siapa orang yang memiliki surai perak dan juga iris emas. Wajahnya seakan membatu dengan matanya yang berbinar. Gadis itu seperti menemukan harapannya yang masih tersisa.
Di sisi lain, Ria terduduk di balkon kamarnya. Dunia Bawah tidak pernah ada siang, tapi orang-orang yang tinggal di sini tahu kapan siang itu muncul. Pemandangan yang tertangkap di matanya hanyalah kegelapan yang menyelimuti tempat ini. Tapi yang menjadi sesuatu yang indah dari kegelapan itu adalah kristal-kristal yang dipercaya berasal dari bintang, bersinar disana.
Pandangan wajahnya menurun untuk melihat ke bawah. Banyak bangunan-bangunan rumah kayu sederhana. Ria juga bisa melihat banyak siluman atau penyihir buangan yang berlalu lalang di tempat ini. Ia menduga jika Dunia Bawah tidak semaju Dunia tempatnya lahir. Bahkan, bangunan bertingkatpun belum ada di sana.
Memikirkan jika Dunia bawah tidak seburuk apa yang dipikirkan. Mereka jga berdagang, bertahan hidup, bahkan jatuh cinta. Tapi yang menjadi berbeda adalah di Dunia bawah adalah tempat perdagangan ilegal yang kadang dikunjungi para penyihir dunianya. Dalam kata lain bisa dikatakan sebagai pelelangan dan pasar gelap.
"Jika saja dunia ini lebih baik, segala kejahatan tidak akan pernah terjadi." guman Ria.
Angin berhembus menerbangkan surai merahnya. Iris emasnya meredup ketika mengingat apa saja yang sudah terjadi pada kehidupannya ini. Padahal Ria sudah ingin menyerah dalam hidupnya sedari awal. Tapi, ia tidak mungkin membiarkan Zarus yang berada di tubuhnya membuat hal jahat.
Ingatannya kembali sedikit mulai sedikit saat ia dan Hael membicarakan hal ini. Ria merasa bodoh karena terlalu fokus untuk mencapai tujuannya tanpa melihat dampak yang ia ciptakan sendiri. Ia menjadi lupa hal-hal kecil yang pernah ia alami di kehidupan sebelumnya. Termasuk sosok Adrian, lelaki baik dengan ukiran wajah halus.
Aku melupakannya. Adrian, apa hubunganku dengannya? Saat itu, aku tidak sempat menanyakannya. Aku hanya ingat jika dia memintaku memanggilnya Kakak. Jangan-jangan... tapi tidak mungkin. Batin Ria sembari menopang dagunya.
"..."
Bahkan Ria sudah tidak mengerti lagi dengan hidupnya ini. Tapi yang berhasil ia simpulkan selama ini adalah, ada seseorang dibalik kemunculan Chiara ke zamannya. Ria yakin, bukan hanya faktor dirinya saja yang melakukan ritual pengembalian waktu, tapi ada campur tangan seseorang yang membuat ritual itu tidak sempurna di saat-saat terakhir.
Pasti dia penyihir yang hebat. Batinnya.
===
Hari sudah malam. Di sebuah pulau yang dikelilingi oleh laut hitam, terlihat seorang lelaki dengan jubah lebar berwara hitam dengan garis merah. Surainya berwarna hitam yang diikat satu. Irisnya berwarna emas yang terang dalam kegelapan. Sosok itu berdiri di ujung tebing, memandangi pemadangan bulan purnama dengan hembusan angin yang menerpanya.
Seorang lelaki lain dengan surai hijau tua dan iris hijau berdiri tak jauh dari sana dan memandang sosok lelaki yang berdiri di ujung tebing itu dengan senyuman. Sosok itu seperti seseorang yang agung di hadapan bulan. Jubah dan surainya berayun mengikuti arah angin bertiup. Raut wajah sosok itu menampilkan kesengsaraan.
"Adrian! Mau sampai kapan kau disana?! Kita harus melihat latihan para siluman!" teriak Eryk di bawah sana.
Seorang yang dipanggil itupun hanya melirik kebawahnya dimana Eryk berada. Kilatan matanya sempat membuat Eryk tertegun tapi hal itu tidak bertahan lama. Tahu dengan apa yang menjadi jawaban Adrian, Eryk menghela nafas lelah lalu pergi dari sana untuk masuk ke istana.
Sombong sekali, mentang-mentang seseorang yang berpengaruh di masa lalu. Batin Eryk menyeringai sembari menggelengkan kepalanya.
Entah mengapa, semanjak Eryk ikut campur kedalam drama ini, ia menikmati perannya sebagai Villain yang kejam. Tapi walau sekejam apapun Eryk menokohi peran antagonis, pada akhirnya ia harus kembali ke tempatnya semula. Ia akan kembali menjadi Oris si penulis novel terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of the Villain || S2 (END)
FantasyChiara tahu jika perannya sebagai villain di sebuah cerita tidak benar-benar berakhir. Ending bahagia yang disusunnya selama ini terasa sia-sia setelah perlahan-lahan, alur dari cerita yang dibacanya berubah. Hubungan yang selama ini dianggap Chiara...