Adriana duduk di kursi kerjanya yang berada di kamar. Di ranjang berukuran besar itu terdapat Hael yang ternyata sedang tertidur sedari tadi. Elia yang berjaga di luar kamar tidak berani membangunkannya untuk menghadiri rapat. Berakhirlah dengan gadis bertanduk di pelipis itu yang hanya diam saja di luar kamar Adriana.
Hael ketika malam sangat berbeda saat siang hari. Lelaki itu sekarang masih terlelap diatas ranjang sembari memakai pakaian longgar yang menampilkan dadanya yang kekar. Hael yang ketika malam hari berubah kebentuk asalnya itu hanya acuh tak acuh berbaring di kamar pribadi milik Adriana. Elden saja dilarang masuk ke kamar itu.
Malam semakin larut. Adriana tidak bisa tidur karena harus segera mengerjakan semua pekerjaannya di atas meja. Berbagai masalah terus bermunculan dan menyalahkan dirinya. Dan lagi, Adriana sendiri memiliki masalah pribadi yang cukup misteri. Hal itu belum terpecahkan karena satu-satunya petunjuk adalah datang ke kediaman Duke Bailey.
Mengingat jika sekarang ini Adriana tinggal di Nightingale, itu terasa seperti mimpi. Bagi Benua lainnya, Nightingale adalah sebuah Benua terbesar yang keberadaannya sangat misterius. Tapi setahun yang lalu, Adriana datang ke Nightingale dan malah menjadi seorang Putri di Kekaisaran. Ia menjadi nostalgia.
Setelah kedatangan pasukan Ksatria 1 yang dipimpin langsung oleh Elden, Adriana dipaksa untuk ikut dengan mereka ke Nightingale. Clay yang selama ini Adriana kenal sebagai pelayan kiriman Kerajaan Fisher ternyata hanya tipuan. Sosok lelaki yang kini berdiri didepannya dengan baju besi itu adalah seorang Pemimpin Pasukan Ksatria 3 di Nightingale.
“I-ini pasti bohong.” Adriana menatap kaku kearah Clay, “C-Clay, kau bercanda kan? Selama ini kau menipuku?” tanya Adriana lirih.
“Maafkan hamba, Putri. Ini demi pekerjaan saya juga untuk melindungi anda atas perintah Kaisar.” Balasnya yang masih menunduk.
Mendengar itu Adriana semakin tertegun. Semua rencananya kacau. Hidupnya yang sudah ia impikan malah berantakan. Gadis itu hanya ingin melarikan diri dari semuanya dan tidak mengusik apapun itu. Tidak terikat dengan siapapun dan mati dengan tenang suatu hari nanti.
“Kakak, jangan mengacuhkan ku!” Elden berteriak. Lelaki itu merasa tidak terlihat di sana.
Ketika Elden ingin menghampiri Adriana lagi, gadis itu langsung mundur dengan waspada sembari memegang tasnya dengan erat. Elden memajukan bibirnya kesal dan memalingkan wajahnya dengan cemberut. Ia merasa seperti orang jahat yang diwaspadai oleh anggota keluarganya sendiri.
“Atas perintah Kaisar, kami Pasukan Ksatria 1 akan membawa Putri Pertama ke Nightingale dengan selamat.” Ucap salah satu ksatria di sana dengan tegas.
“Ikutlah dengan kami, Putri. Semua akan Kaisar jelaskan ketika anda telah sampai di Nightingale.” Timpal Clay juga sembari menatap Adriana dengan pandangan berbeda.
Adriana menggelengkan kepalanya dan segera berlari dengan sangar kencang dari sana. Tidak ada pilihan lain selain kabur dulu dari para pasukan tidak dikenal seperti mereka.
Semua ksatria terdiam di tempat, membiarkan Adriana untuk lari dari mereka. Clay masih berdiri dengan tegap sembari menatap Elden dengan siap memenuhi perintah. Elden sendir hanya menghela nafas lelah sembari memegang kepalanya dengan tingkah laku Adriana. Padahal mereka sudah baik-baik menjemputnya jauh-jauh dari Nightingale.
“Seperti apa yang dikatakan Kaisar, jika Putri Pertama tidak ingin ikut dengan kita secara baik-baik, maka paksa saja dia. Ini adalah perintah! Tangkap Putri Pertama Nightingale!” Elden memberikan komando dengan pandangan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of the Villain || S2 (END)
FantasiChiara tahu jika perannya sebagai villain di sebuah cerita tidak benar-benar berakhir. Ending bahagia yang disusunnya selama ini terasa sia-sia setelah perlahan-lahan, alur dari cerita yang dibacanya berubah. Hubungan yang selama ini dianggap Chiara...