PART 34 S2 || Penghianat

19 4 0
                                    

Strategi sudah dibentuk. Diskusi yang penuh dengan pertentangan dan suara itu kini telah menginjak kesepakatan akhir dengan suara bersama. Di tengah-tengah itu, Caesar tiba-tiba datang ke kediaman Bailey dan ikut dalam diskusi untuk melindungi Kerajaan Fisher sebagai Putra Mahkota sekaligus Raja selanjutnya. Lalu mereka bergerak dalam posisi masing-masing.

“Ingat apa yang aku ucapkan ini. Prioritas kita adalah mengalahkan musuh dan melindungi orang sebanyak-banyaknya. Tapi, hal yang lebih penting adalah kau tetap hidup. Jika kau terancam, maka lari dan bersembunyi. Selamatkan dirimu sendiri dulu.”

“Tetap hidup! Jika diantara kalian berada dalam posisi bahaya, batalkan strategi."

Etienne menatap kearah Chiara yang berada di depannya dengan pandangan rumit. Ucapan terakhir gadis itu sebelum membubarkan mereka sangat tidak terduga. Kata-katanya untuk melindungi Sophia di pertanggung jawabkan. Bukan hanya tentang Sophia, tapi Chiara pun menerapkannya juga pada orang lain.

Saat ini, Etienne mendapat bagian untuk ikut bersama Chiara ke Kekaisaran Owen untuk bertamu dengan pasukan Nightingale yang lain dan juga Pemimpin Pasukan Ksatria 2, Ezekiel. Etienne sudah mendapatkan izin Caesar dan mengirimnya sebagai utusan tentang perang yang tengah berlangsung ini.

Beberapa saat setelahnya, setelah waktu yang mereka berdua habiskan tanpa bicara selama perjalanan menuju Kekaisaran menggunakan kendaraan senjata sihir mereka, istana yang sangat besar dan tinggi itu akhirnya terlihat. Tapi, keadaan kota yang berada di dekatnya tidak baik-baik saja. Itu sangat kacau dan penuh dengan teriakan.

Oh tidak, apakah terlambat? Batin Chiara yang menambah kecepatannya.

Di gerbang istana, Chiara dan Etienne langsung di sambut oleh Kaisar Owen, Linus De Owen, dan juga Putra Mahkota, Lucas De Owen, yang lengkap dengan baju besi mereka. Penampilan Chiara dan Etienne pun tidak kalah gagah dengan baju tempur mereka.

“Hormat saya kepada Putri Pertama Kekaisaran Nightingale.” Ucap Linus dengan sopan.

“Saya juga.” Balas Chiara acuh.

Mereka semua pada akhirnya segera memasuki istana dan segera berjalan menuju ruangan rapat untuk membahas terkait perang saat ini. Tidak ada jamuan teh ataupun perayaan untuk menyambut Chiara seperti halnya yang dilakukan saat rombongan Elden dan Ezekiel datang. Dalam situasi perang ini, Chiara juga tidak mengharapkannya.

Ruangan remang-remang yang terdapat meja bulat di tengahnya itu sudah di duduki oleh beberapa orang. Tidak banyak utusan yang bisa hadir seperti Caesar yang harus melindungi wilayahnya sendiri. Kebanyakan mereka adalah Duke ataupun mentri lainnya. Chiara duduk di kursi dekat dengan Linus dan Lucas, sedangkan Etienne berdiri di belakangnya.

“Mari kita mulai pembahasan perang ini.” Ucap Linus dengan tegas.

“Kondisi sudah sangat parah di wilayah Kerajaan Oxley dan Yardley.” Sahut seseorang.

“Apakah wilayah itu sudah dikusai para monster?” tanya Lucas.

“Benar, Putra Mahkota. Dan bukan hanya monster atau penyihir buangan saja, melainkan ada banyak sekali mayat hidup. Mereka baru-baru ini muncul dan menguasai banyak wilayah.” Jelasnya.

“Mayat hidup ada karena kemampuan iblis. Jika itu oleh mantra seorang penyihir, maka penyihir itu sangat kuat dan setara dengan Kaisar.” Balas Chiara dengan serius.

“Iblis?!” seru seseorang. Wajah pria tua dengan kumis di wajahnya itu langsung bergetar ketakutan, “Bukankah ras Iblis sudah musnah? Aku tahu mereka pasti ada beberapa yang selamat termasuk Raja Iblis saat ini. Tapi, iblis ini terdengar sangat kuat.”

“Semua iblis pasti kuat. Ras mereka berada di bawah malaikat.” Sahut Chiara.

Diskusi terus berjalan. Kebanyakan dari isi didalamnya adalah mempertahankan wilayah yang masih bisa di selamatkan. Prioritas saat ini adalah Ibu Kota Kekaisaran sebagai tempat perlindungan warga Benua Owen. Linus mengakhiri diskusi dan mereka semua langsung bergerak sangat cepat, enggan membuang waktu yang sangat berharga.

Ending Of the Villain || S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang