PART 05 S2 || Adrian dan Eryk

136 19 0
                                    

Adriana terbangun di tempat yang asing. Disini terdapat padang rumput yang sangat luas dan tidak jauh dari sana, terdapat  pohon besar yang tumbuh sendirian. Adriana melihat kesekelilingnya dan berjalan kearah pohon itu berada. Ia tidak tahu dengan apa yang terjadi tapi mungkin sekarang waktunya untuk mencari tahu.

Pohon itu sangat besar. Tumbuh dengan rindang membuat sinar matahari masuk ke celah-celahnya. Disini tidak ada siapapun. Sangat sepi. Adriana mengelilingi pohon itu dan menemukan sebuah simbol di dahan pohon. Simbol itu berbentuk lingkaran yang separuhnya terang dan separuh lainnya gelap. Lalu terdapat dua tombak yang menancap di sana.

Adriana menyentuh simbol itu dan merabanya, lalu sebuah cahaya muncul. Butiran-butiran pasir halus berkumpul dan membentuk sebuah kalimat. Ia mencoba membacanya tapi tidak bisa. Bahasa yang digunakan terlihat kuno dan mungkin itu harus di terjemahkan oleh penyihir penerjemah.

Setelah kalimat itu menghilang, tiba-tiba jantung Adriana seperti diremas kuat. Gadis itu langsung terduduk dan memegangi dadanya sakit. Darah keluar dari mulutnya dan setelahnya gelap. Angin bertiup sangat kencang dan tubuh itu mulai menghilang di telan angin

===

“Hah! Hah... hah... hah...”

Mata itu langsung terbuka. Keringat bercucuran di pelipisnya. Adriana melihat sekitarnya dan ini adalah kamarnya di Kekaisaran Nightingale. Ia sekarang tengah berbaring di ranjangnya dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Keadaan di luar jendela sedang hujan dan sekarang hampir sore.

Ruangan itu terlihat sunyi. Hanya suara jam besar saja yang memenuhi ruangan itu. Adriana mendudukkan tubuhnya dan mendapati sesuatu yang terjatuh di keningnya. Itu adalah sebuah kain basah yang dilipat menjadi kecil. Merasa aneh dengan hal itu, Adriana lalu menyentuh keningnya yang agak hangat.

Apa aku demam? Batin Adriana.

Mengabaikan hal itu, Adriana mulai menyibakan selimutnya dan beranjak dari ranjang. Ia berjalan pelan sembari memegang tembok agar tidak jatuh. Entah mengapa, tubuhnya sekarang sangat-sangat lemas dan tidak berdaya. Adriana yakin jika untuk mengangkat gelas pun, ia tidak bisa.

Kepala Adriana tiba-tiba berputar. Ia terduduk sembari memegangi kepalanya. Ia menutup mulutnya ketika terbatuk dan mendapati darah di telapak tangannya. Pintu ruangan itu terbuka dengan keras dan menampilkan seorang lelaki dengan surai nya yang berwarna hitam dan juga iris nya.

“Clay...?”

“Putri!”

Lelaki itu langsung berlari kearah Adriana dan menangkap tubuh gadis itu saat ingin terjatuh. Darah masih menetes dari mulut Adriana. Ia terengah-engah entah karena apa. Clay menatap gadis itu dengan khawatir. Pasalnya, sudah beberapa hari ini Putri Adriana tidak sadarkan diri dan membuat anggota keluarga Kekaisaran Nightingale menjadi cemas.

“Pangeran, Putri telah sadar! Tapi beliau tidak terlihat baik-baik saja. Mohon segera kirimkan bantuan.” Clay berbicara dengan telepati kepada Elden.

“Aku ke sana.”

Setelah Clay mengendong Adriana ke ranjangnya, lelaki itu tak lupa juga menyelimuti gadis itu kembali. Lalu tak lama, Angota keluarga Kekaisaran Nightingale mulai bermunculan tak kala Elden mengumumkan semuanya. Si bocah lelaki kecil langsung menerobos para orang dewasa dan langsung berdiri tepat di samping ranjang Adriana.

“Kakak...” ucap bocah itu.

Elden menatap bercak darah di kerah pakaian Adriana. Lelaki itu langsung menatap Clay dengan intimidasi, “Bisa kau jelaskan darah yang ada di pakaian Kak Adriana, Clay?”

Mendengar pertanyaan itu, Clay langsung menunduk hormat. Semua orang menatap kearah lelaki itu, “Maafkan saya, Pangeran Pertama. Saya saat itu datang ke kamar Putri Adriana untuk mengganti air ramuan yang telah kotor, tapi saya melihat Putri sudah berada di dekat lemari dan tengah terbatuk darah. Setelah saya menghampirinya, Putri kembali tidak sadarkan diri.” Jelasnya.

Ending Of the Villain || S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang