Tubuh Adriana melayang dengan sinar di sekelilingnya. Matanya sepenuhnya putih dengan rambutnya yang terbakar. Adriana menatap marah kearah wanita Iblis disana dan menciptkan bola api dikedua tangannya. Saat bola api itu dilempar kearah wanita Iblis, wanita itu langsung menciptakan pelindung.
Tidak menunggu musuhnya melayangkan serangan, Adriana lalu menggerakan tangannya seolah sedang membidik. Tiba-tiba busur dan anak panah yang diselimuti api muncul di tangannya. Mata Adriana menyipit dengan air mata yang mengalir di pipinya.
“Ini... demi Clay.” Lirihnya.
Anak panah itu langsung dilepaskan dengan kilatan yang cepat. Bahkan kecepatannya menyamai bintang jatuh. Serangan yang diberikan Adriana berhasil menembus tubuh wanita Iblis disana yang berhasil menggores sisi perutanya. Wanita itu menjerit karena merasa terbakar di perutnya.
Ketika kepulan asap itu menghilang, Kian menatap terkejut kearah wanita Iblis yang disewanya. Sisi perut wanita itu terbakar dan meleleh sedangkan kedua lengannya sudah terluka hebat. Lelaki itu sadar jika serangan Adriana pertama berhasil mengenai wanita itu walau sudah dilapisi pelindung. Kian menatap Adriana dengan menelan ludah.
“Anak gerhana memang menyeramkan.”
Tiba-tiba, Adriana membidik anak panahnya pada Kian, “Kau juga, harus mati disini! Tidak peduli kau bernasib sama seperti kami, kau bukan lah Lia. Maka matilah.” Lalu anak panah itu lepas.
Kian berusaha menghindar tapi kecepatan anak panah itu tidak main-main. Lengan atasnya mengenai anak panah itu yang membuatnya merasakan sensasi terbakar dan kulitnya meleleh. Hanya karena satu anak panah api saja, luka yang diterimanya sudah separah itu. Bayangkan saja jika itu mengenai jantungnya.
Adriana yang berada di udara menghilangkan anak panahnya. Ia manatap Clay yang tergeletak di bawahnya. Ia tidak menerima ini. Adriana sama sekali tidak ingin jika Clay mati di tempat ini. Lelaki itu adalah orang asing kedua yang selalu dekat dengannya setelah Clare. Clay, lelaki itu sangat baik dan lembut ketika menuangkan teh.
Padahal diantara mereka sudah berjanji untuk pulang bersama setelah misi ini selesai. Tapi kenapa lelaki itu harus berakhir seperti ini? Siapa lagi nanti yang akan menemani Adriana minum teh di taman Kekaisaran Nightingale. Seharusnya jangan lagi ada yang mati. Cukup Lia, Clay jangan.
Adriana berteriak menumpahkan tangisannya. Ia tidak menerima ini. Ia langsung melayangkan serangan bola apinya ke penjuru gua. Saat ini ia tidak peduli apapun. Adriana harus segera menghabisi Kian dan wanita Iblis itu. Mereka pantas mati setelah apa yang mereka perbuat.
Kian dan wanita Iblis itu berusaha menghindari serangan liar Adriana. Kian masih bisa meredakan luka yang diterimanya karena aliran sihir lelaki itu adalah es. Terkadang Kian selalu membuat dinding es untuk menahan serangan api milik Adriana.
Nasib wanita Iblis tidak terlalu bagus. Wanita itu terkena serangan bola api di bagian kiri wajahnya. Hal itu membuatnya kehilangan mata kirinya karena luka parah yang terimanya.
“Gadis sialan!” teriak wanita Iblis itu ketika tangannya menyentuh rupa wajah kirinya yang sudah hancur, “Akan ku bunuh kau!”
Adriana menatap wanita Iblis itu dingin. Ia langsung menciptakan bola api raksasa di tangan kanannya. Setelah ukurannya sudah pas, Adriana melemparnya ke langit-langit yang membuat atap gua itu seketika hancur. Pemandangan langit malam dan juga bintang-bintang serta bulan tertangkap penglihatannya.
Bebatuan gua yang runtuh mulai turun kebawah. Adriana dengan cepat mulai melesat kedepan dan menendang batu yang ukuran besar disana kearah wanita Iblis itu. Tidak sempat menghindar, wanita itu tertindih batu di bagian dinding gua. Seolah tidak cukup dengan itu, Adriana mulai kembali menendang bebatuan di sana yang berukuran besar kearah wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of the Villain || S2 (END)
خيال (فانتازيا)Chiara tahu jika perannya sebagai villain di sebuah cerita tidak benar-benar berakhir. Ending bahagia yang disusunnya selama ini terasa sia-sia setelah perlahan-lahan, alur dari cerita yang dibacanya berubah. Hubungan yang selama ini dianggap Chiara...