Malam harinya di sekitar kota dekat istana Kekaisaran Owen, terjadi kebakaran yang hebat. Api berwarna hitam langsung menyulut ke tempat rumah-rumah warga dan meluas. Para warga berteriak dan saling berlari untuk menghindari api. Tapi, salah satu gadis bertudung lusuh berdiri di tengah-tengah kota yang terdapat air mancur.
Para warga sempat melirik kearah gadis itu dan mengutuknya. Mereka bersaksi jika gadis itu lah penyebab kebakaran yang terjadi dilihat dari sebagian wajah gadis itu yang menyeringai kearah warga dengan bola api hitam di kedua telapak tangannya. Pandangan gadis itu menatap remeh para warga yang melihatnya.
“Terkutuklah kau yang melakukan ini!”
“Gadis sialan, pembawa bencana!”
“Dewa membencimu!”
“Masuklah ke neraka!”
“HAHAHAHA, matilah kalian!” balas gadis itu.
Para warga semakin ketakutkan mendengar suara gadis itu dan mempercepat aksi lari mereka. Jalur pelarian mereka adalah menuju ke istana Kekaisaran untuk berlindung. Tapi, suasana itu semakin memburuk saat gadis misterius yang menjadi penyebab kebakaran itu mengapung di udara tanpa buku sihir. Mereka ketakutan.
Gadis itu mulai mengangkat tangannya dan menciptakan sebuah bola api besar hitam. Angin yang bertiup membuat tudung lusuh yang dipakai gadis itu terbuka. Semua warga semakin terkejut melihat rupa gadis itu yang rupawan tetapi dengan aura membunuh yang kental. Salah satu bangsawan disana langsung berseru sembari menunjuk gadis itu.
“Dia Putri Pertama Kekaisaran Nightingale, Adriana De Nightingale. Aku melihatnya saat hari penyambutan Pangeran Pertama Nightingale di istana.” Seru seorang wanita paruh baya.
Seorang gadis dengan surai peraknya yang diikat, iris matanya yang berwana merah menyala, tak lupa seringainya yang menunjukkan susunan giginya rapih. Gadis itu semakin tertawa keras mendengar seruan dari salah satu wanita tadi yang berbicara. Telapak tangannya menyentuh sang rupa, lalu menatap wanita tadi tajam.
“Jika aku mengatakan bahwa aku benar-benar Putri Pertama Nightingale, lalu kau ingin apa? Tidak ada gunanya. Kalian semua akan mati kali ini.” Ucap gadis itu dingin.
“Dasar kau terkutuk!”
“Apa yang kau lakukan saat ini adalah pemberontakan!”
“Nightingale benar-benar berhianat!”
“Aku tidak peduli.” Balas gadis itu saat mendengar makian warga tentang sosok dirinya. Mulutnya semakin menyeringai tak kala misinya berhasil. Ia sama sekali tidak peduli karena ia sendiri bukanlah apa yang dikatakan wanita tadi.
“AAAKKKHHH, TOLONG!”
“HAHAHAHAHA!”
Tiba-tiba, muncul banyak siluman liar didalam tanah. Mereka datang tepat di sekitar area air mancur dimana gadis itu berada di atasnya. Mata gadis itu semakin bersinar ketika para siluman liar mulai menyerang para warga dan mencabik-cabiknya dengan kejam. Jeritan para warga karena kesakitan mulai menjadi melodi indah bagi gadis itu.
Setelah para warga mulai menjauh dari area air terjun, gadis itu mulai melempar serangan bola api hitam besar miliknya ke permukaan. Warga yang tidak bisa menghindar langsung terbakar dan gosong. Para siluman liar mulai mengelilingi mayat-mayat gosong itu dan memakannya. Mereka saling berebutan untuk itu.
Gadis itu semkain tertawa dengan keras. Wajahnya menunjukkan kepuasan melihat apa yang telah ia perbuat pada sebuah kota. Ia benar-benar tidak pernah merasa sesenang ini sampai ia ingin melakukannya terus menerus. Teriakan, permohonan, tangisan, dan juga kebengisan dari mereka. Itu benar-benar adalah sensasi yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of the Villain || S2 (END)
FantasiChiara tahu jika perannya sebagai villain di sebuah cerita tidak benar-benar berakhir. Ending bahagia yang disusunnya selama ini terasa sia-sia setelah perlahan-lahan, alur dari cerita yang dibacanya berubah. Hubungan yang selama ini dianggap Chiara...