Adriana baru saja sampai di kediaman Duke Valhalla bersama dengan Clay. Kedua orang itu disambut dengan baik oleh orang-orang di kediaman. Sampai saat memasuki kediaman Duke, Adriana sudah merasakan aura tidak enak yang mengalir di sekitarnya. Seperti hembusan angin yang sangat gelap.
“Putri, ada yang aneh.” Bisik Clay ketika mereka berdua disuruh menunggu di sebuah ruangan.
“Kau juga merasakannya?” balas Adriana.
Clay hanya mengangguk. Lalu mereka berdua diam. Di ruangan itu terdapat banyak sekali lukisan-lukisan yang digambar oleh orang-orang terkenal di penjuru dunia. Duke sebelumnya menyukai karya seni dan hampir memajang 1000 lukisan di kediamannya. Ruangan itu pun lumayan terbuka karena hembusan angin dari luar bisa masuk kedalam.
“Maaf karena membuat anda menunggu.”
Adriana dan Clay menoleh. Disana sudah ada seorang lelaki dengan surai coklat cerah panjang dan iris nya yang berwarna abu-abu. Lelaki itu terlihat lelah dengan nafasnya yang tidak teratur. Keringat membanjiri pelipisnya. Ia melangkah perlahan, membungkukkan tubuhnya hormat lalu duduk di salah satu kursi di sana.
“Tidak apa-apa, Tuan Muda Valhalla. Sepertinya kami membuat anda lelah karena berlari kesini.” Balas Adriana sembari terkekeh kecil.
“Ma-maafkan saya.” Lelaki itu menjadi malu.
“Baik, langsung saja ke intinya.” Timpal Clay yang langsung menatap serius kearah lelaki itu, “Bisakah anda menjelaskan kembali dengan keadaan keluarga Duke Valhalla saat ini? Saya dan Putri ingin mengkonfirmasi kembali informasi yang kami dapat. Lalu kami akan menanyakan pertanyaan pada anda setelah itu.” Jelasnya.
Lelaki itu langsung menundukkan kepalanya sedih, “Dari mana dulu aku menceritakan semuanya? Semua ini terjadi begitu saja dan aku tidak tahu harus berbuat apa.” Ucapnya berusaha tersenyum.
“Pelan-pelan saja, Tuan Muda Valhalla.”
“Baiklah, ini mungkin mulai terjadi beberapa bulan yang lalu.” Lelaki itu menghela nafasnya lelah.
“...”
“Saat itu, Ibuku hanya ingin pergi ke pemakaman Ayah dan memberi tahuku akan pulang terlambat. Tepat tengah malam, aku mendapat kabar jika beliau ditemukan di aliran sungai dengan keadaan tak sadarkan diri. Tabib memeriksanya dan Ibuku dinyatakan meninggal dunia karena benturan yang ada di kepalanya serta mana nya yang hampir terkuras habis.” Jelasnya merasa sedih.
“Kapan itu terjadi?” tanya Clay.
“Tanggal 12 bulan ke-5 di tahun ke-10.” Jawabnya.
“Bisa kamu ceritakan apa saja yang kamu lakukan saat Duchess pergi seharian?”
“Iya, tentu saja.” Balas lelaki itu pada Adriana, “Aku pergi ke sekolah penelitianku bersama Jack, temanku. Lalu setelah sore aku mampir ke perpustkaan kota untuk meminjam beberapa buku. Dan setelahnya aku berada di kediaman sampai malam.”
“Baiklah, lanjutkan.”
“Lalu setelah Ibuku dinyatakan meninggal, beberapa jam berlalu, Ibuku tiba-tiba membuka matanya dan pingsan. Tabib memeriksanya dan katanya, itu adalah sebuah keajaiban. Ibuku hidup kembali tetapi keadaannya kritis karena kehabisan mana.”
“...”
“Kalian mungkin tahu apa yang terjadi selanjutnya. Ibuku mulai kembali beraktifitas seperti biasanya tetapi beliau beberapa bulan ini mengurangi hasil jual batu mana kepada Kekaisaran.” Jelasnya sembari menundukkan kepalanya.
Adriana dan Clay terus mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut lelaki itu. Adriana sudah mendapatkan banyak petunjuk dari apa yang dijelaskan lelaki itu. Bahkan mungkin ia tahu siapa pelaku dari semua ini. Tidak hanya satu orang, mungkin ada dua orang dibalik semua ini. Sedangkan Clay hanya terdiam sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of the Villain || S2 (END)
خيال (فانتازيا)Chiara tahu jika perannya sebagai villain di sebuah cerita tidak benar-benar berakhir. Ending bahagia yang disusunnya selama ini terasa sia-sia setelah perlahan-lahan, alur dari cerita yang dibacanya berubah. Hubungan yang selama ini dianggap Chiara...