Part 2: Daris Shaka zikrillah

688 74 51
                                    

RSUPN Dr. Cipta Mangunkusuma. Jakarta, Indonesia. 08.30 AM

Beberapa dokter sedang mengunjungi bangsal VIP, terdiri dari satu dokter umum senior dan lima dokter muda atau dokter koas. Mereka mengenakan seragam biru muda dilengkapi jas putih atau snelli sebagai luarannya.

Mereka sibuk memperhatikan dokter senior melakukan pemeriksaan, meresepkan obat dan memberikan informasi terkait perkembangan keadaan pasien pada keluarga pasien.

[Setelah keluar dari salah satu ruangan]

"Ada yang bisa menjelaskan, mengapa setelah dilakukan tindakan bedah pada bagian perut, pasien harus buang gas dulu sebelum makan ?" tanya dokter senior secara spontan kepada semua dokter koas, pertanyaan umum dikalangan masyarakat.

Seorang dokter muda, berkulit putih, hidung mancung dihiasi tahi lalat diujungnya, ditambah dengan matanya yang bening dan postur tubuh yang proporsional mengangkat tangan dan coba menjelaskan.

"Salah satu alasan menunggu buang gas setelah operasi di bagian perut adalah untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi yang disebut ileus paralitik atau penghentian peristaltik usus terkait dengan obat-obatan tertentu yang diberikan selama operasi, obat-obatan tersebut memperlambat sistem pencernaan dan bisa saja mengganggu fungsi organ tersebut." ucapnya.

Dia adalah Daris Shaka Zikrillah, biasa di panggil Shaka seorang calon dokter yang memang berwajah tampan dan IQ nya yang cukup tinggi, Shaka mampu menjelaskan semua itu dengan terperinci dan percaya diri tanpa keraguan sama sekali.

"Jawaban yang cukup baik, tapi apa pasien ataupun keluarganya akan mengerti apa itu peristaltik ?

[Semuanya terdiam]

Hal yang harus kalian ingat, gunakan bahasa yang sederhana kepada pasien atau keluarganya dan sebisa mungkin hindari kata-kata medis yang tidak umum karena tidak semua masyarakat memahami kata medis seperti kita" ucap dokter senior dengan ekspresi yang ramah.

Semua dokter koas mengangguk dan mencatat penjelasan dokter tersebut.

Mereka melanjutkan ke bangsal lain untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien dengan berbagai keluhan, dokter muda di intruksikan untuk melakukan pemerikasaan, menjelaskan kondisi pasien, meresepkan obat, melakukan wawancara dan membaca hasil lab dibawah pengawasan dokter senior, Shaka dan teman koas lainnya bergantian menjelaskan dan melakukan pemerikasaan.

Setelah keluar dari ruang VIP, dokter senior memberikan beberapa arahan kepada semua dokter koas dan meninggalkan mereka, karena sudah waktunya untuk praktek ke poliklinik.

[Setelah dokter menjauh]

"Ya ampun, aku nervous banget guys, Shaka keren banget yaa" ucap salah satu dokter koas wanita.

Shaka menoleh dengan tersenyum dan wajah tampannya semakin terpancar "kita semua yang ada disini keren" ucap Shaka merendah.

"Sebelum kita ke-pos masing-masing ada yang mau makan siang bareng?" tanya Shaka.

Semua heboh bilang "Ayoo, gasss" sampe mereka lupa dan bersuara sangat bising di ruang opname.

Kantin Rumah Sakit, RSUPN Dr. Cipta Mangunkusuma. Jakarta, Indonesia 12.30 PM

Shaka dan yang lain duduk di bangku yang sama, mereka semua dari berbagai fakultas kedokteran universitas terbaik di Indonesia.

Mereka berkenalan dan menyebutkan asal universitas masing-masing dibarengi dengan tawa ceria, mereka terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan.
Mereka adalah Shaka, Kevin, Andra, Diana dan Sherina.

Fated To Love Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang