Dia adalah Diana dengan tas besar di lengannya. Dia memberikan surprise karena akan bergabung bersama kami disini tanpa memberikan kabar kepada siapapun.
***
"Hii .. semuanya?" Diana langsung menyapa semua yang masih di buat kaget atas kedatangannya, meskipun sapaanya sedikit canggung.
"Hi, apa ada yang bisa kami bantu ?" Tanya Elya dengan polos.
"Perkenalkan aku Diana, maaf sebelumnya tidak memberikan info apapun kepada kalian, rumah sakit menugaskan aku untuk membantu tim medis di sini." Ucap Diana sambil tersenyum ramah.
"Wahh, selamat datang, dengan senang hati mendapat bantuan yang luar biasa" ucap Zein sarkas.
"Terima kasih banyak Zey, semoga kita bisa menjadi rekan yang menyenangkan" ucap Diana dan mengulurkan tangan nya dengan ragu.
"Tentu saja" ucap Zein menerima uluran tangan Diana.
Mereka mengajak Diana masuk ke asrama tempat mereka tinggal.
"dokter Diana silahkan duduk biar kami siapkan ruangan untuk dokter beristirahat" ucap Yaya dan mengejar Zee dan Elya untuk membantunya membereskan ruangan untuk Diana yang sudah lebih dulu pamit.
"Kenapa tiba-tiba ada tambahan anggota ? Apa mereka tahu kalo kita disini dalam situasi tidak aman. Hemm kenapa cuma satu perempuan bukannya kami butuh tim kuasa hukum bukan dokter" Ucap Zee sambil membereskan satu ranjang lagi di samping Yaya.
"Terlihat seperti permintaan khusus. Apa kalian pernah bertemu Diana sebelumnya" tanya Elya.
"Pernah ketemu sekali di rumah sakit tapi engga pernah kenalan" Jawab Yaya.
Saat Yaya keluar sebentar untuk mengambil sapu yang entah dimana posisinya, dia melihat Shaka dan Diana sedang mengobrol hanya berdua. Tidak ada Zein dan Qiyan lagi disana seperti tadi, sebelum dia izin membantu Elya dan Zee.
Kakinya terus melangkah tetapi entah kenapa pikiran Yaya sangat rumit dan perasaannya sangat kacau.
"Dimana sih sapunya" guman Yaya dengan kesal dia merasa bahwa hari ini tidak ada yang berjalan baik dimulai kasus juragan Jarwo, perselisihan dengan Shaka dan kedatanga Diana yang merupakan mantan cinta pertama Shaka tiba-tiba datang.
"Kenapa Ya ?" tanya Qiyan menghampiri Yaya.
"Kamu lihat sapu ga, dari tadi dicari engga ada dimana-mana" jawab Yaya agak kencang dengan nada sedikit kesal. Hal ini sontak membuah Shaka dan Ana (nama panggilan Diana) menoleh kearah mereka.
"Ok, aku bantu cari Ya" jawab Qian
"Ok" jawab Yaya sambil berjalan masuk dapur untuk mengambil segelas air dan tarik nafas dalam-dalam.
"Duhh badmood banget" gumam Yaya sambil mengecek sebuah aplikasi di handphonenya tentang prediksi menstruasi. "Masih lama sih kayanya, tapi kok badmood banget?" Lanjutnya.
Saat hari sudah malam, Diana baru keluar dari kamar mandi dengan handuk dikepalanya dia satu kamar dengan Yaya. Sedangkan Yaya masih fokus pada laptopnya, tanpa mempedulikan Diana.
"Ya, apa saya boleh pake hairdryer" Tanya Ana.
"It's Ok, No problem" jawab Yaya ramah
"Kamu lagi sibuk Ya ?" Tanya Diana setelah keheningan beberapa saat dan yang terdengar hanya bunyi dari hairdryer.
"No, kenapa ka, upps sorry aku panggilnya apa nih kakak atau apa, khawatir nya kurang sopan" jawab Yaya
"Panggil Ana aja, mungkin kita seumurankan ? .. Tahun dan bulan lahirku sama dengan Shaka hanya beda sepuluh hari Shaka lebih tua" Jawab Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love Me [Completed]
RomansaYaya seorang gadis cantik yang baru saja lulus kuliah dan sedang berusaha menemukan jati dirinya untuk menghadapi masa depan. Yaya tidak pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis dalam hidupnya. Namun siapa sangka, Shaka, seorang dokter muda denga...