Setelah melakukan briefing yang cukup panjang mereka melanjutkan kegiatan mereka untuk makan malam bersama.
***
Kediaman Juragan Jarwo, Lumbung Wetan, Baluwarti. 10.00 AM
Shaka, Zein, Yaya dan Elya sedang menunggu diruang tamu juragan Jarwo. Mereka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit karena sang juragan belum kembali dari perkebunan.
"Wah maaf sekali membuat kalian semua menunggu" ucap suara yang cukup ramah di balik pintu. Dia adalah juragan Jarwo yang baru saja kembali dengan gaya khasnya menggunakan topi Koboy seperti orang Amerika.
Yaya dan yang lainnya segera berdiri dari duduknya untuk menyambut kepulangan juragan Jarwo.
"Ayo silahkan duduk" ucap juragan Jarwo ramah
"Sebetulnya saya sangat paham maksud dan tujuan mas dan mbak datang ke gubuk saya yang sederhana ini" ucap juragan Jarwo memulai pembicaraan.
"Karena Juragan sudah sama-sama mengerti maksud dan tujuan kami sampai sini, Mohon maaf bukan maksud kami untuk melakukan penuduhan yang tidak berdasar kepada juragan, pertama-tama kami ingin mengkonfirmasi tentang orang-orang yang sebelumnya datang ke Yayasan untuk melakukan penyerangan terhadap kami bahwa mereka adalah orang yang sama dengan pekerja Juragan, tolong berikan kami sebuah penjelasan." Ucap Zein dengan ramah
"Baik akan saya jelaskan secara ringkas bahwa ketika mereka melakukan penyerangan terhadap kalian sudah bukan pekerja saya karena saat pertama kali penyerangan mereka sudah saya berhentikan. Jadi saya sudah terlepas tanggung jawab dengan apapun yang mereka lakukan." Ucap juragan Jarwo
"Jika memang seperti itu situasinya, apa juragan bisa memanggil mereka kemari untuk membuktikan bahwa mereka memang tidak ada kaitannya dengan juragan?" Ucap Yaya dengan tegas
"Itu sangat mudah ketika mereka menjadi pekerja saya, tetapi itu akan sedikit sulit kerena saya sudah bukan tuan yang mereka layani lagi." Ucap juragan sedikit tersenyum.
Yaya mengeluarkan gelang tangan yang dia temukan saat terjadi penyerangan.
"Ini adalah gelang yang saya temukan pada saat mereka melakukan penyerangan dan sangat jelas mereka masih menggunakan identitas gumatir yang merupakan perusahaan kebun milik juragan" ucap Yaya menyelidiki
"Mbak Yaya betul kalo itu usaha kecil yang saya kelola, tetapi saya tegaskan apapun yang mereka lakukan terhadap kalian itu diluar kendali saya dan saya tegaskan kembali mereka bukan lagi pekerja saya ketika mereka tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Jika anda masih tidak percaya saya bersedia di selidiki secara hukum. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa saya sampaikan saya undur diri"
Ucap juragan Jarwo dengan menahan rasa kesalnya karena merasa di fitnah.Sampai di gerbang depan Yaya masih sedikit kesal dengan gaya arogant juragan Jarwo, karena bagi Yaya dia adalah dalang dibalik semua kejadian yang menimpa dirinya dan teman-temannya.
"Ah, aku masih gak percaya kalo dia masih punya seribu alasan untuk berdalih" ucap Yaya kesal
"Ya, sabar karena kita juga gak punya bukti yang jelas kalo dia terlibat dalam penyerangan tersebut, pastinya kita tidak bisa sembarangan dengan orang yang cukup berkuasa seperti dia" ucap Zein
"Zey bener Ya, kita gak bisa langsung to the point sama dia kita harus Pastikan dulu ada yang mau bersaksi bahwa dia terlibat" Ucap Elya menenangkan
"Kita bukan tim hukum yang bisa melakukan semua itu sendiri, karena kalian menolak bantuan dari Jakarta berarti semuanya harus jaga diri baik-baik disini. Sepertinya masalah ini akan semakin rumit, jika di lanjutkan ketahap selanjutnya." Ucap Yaya
"Memang sebaiknya tidak ada tahap selanjutnya Ya, ini akan lebih memperburuk keadaan. Kita akan memberikan mereka batas waktu sampai satu minggu, jika mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan lagi sebaiknya kita biarkan saja masalah ini. Tugas kita disini hanya satu bulan, fokuskan saja semua pada penyelesaian tugas." Ucap Shaka dan melangkah meninggalkan mereka lebih dulu.
Yaya tidak terima dengan masukan yang Shaka berikan dan menghentikan langkahnya dengan menarik lengan Shaka.
"Kenapa harus memberikan mereka penangguhan, bukannya dokter Shaka juga sebagai korban disini" ucap Yaya masih belum terima.
Shaka melepaskan genggaman Yaya, dan melanjutkan langkahnya tanpa sepatah katapun. Shaka benar-benar sadar bahwa saat ini Yaya sedang tidak dalam posisi untuk di ajak berdiskusi.
Mendapat perlakuan seperti ini membuat Yaya semakin emosi, baginya pertemuan hari ini tidak ada yang sesuai dengan harapannya, jawaban juragan Jarwo sangat membuat dirinya tidak puas ditambah lagi dengan sikap Shaka yang seperti tidak peduli dengan semua masukannya.
"Aiishhhh, kenapa jadi gini" ucap Yaya kesal dan berjalan menuju arah yang berbeda dengan Shaka.
Zein dan Elya bingung harus mengikuti jalur siapa, mereka saling melirik dan mengangkat tangan tidak mengerti.
"El, kayanya kamu harus ikut jalur Yaya dan saya ikut jalur Shaka, itu pilihan terwaras saat ini." Ucap Zein sambil tersenyum.
Elya mengangguk dan segera berlari mengejar Yaya.
"Yaya.... tunggu" teriak Elya
Yaya hanya menoleh dan memperlambat langkahnya.
Elya sampai di hadapan Yaya dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Ya!.. gue gak mau tau, pokoknya gue laper banget! belum sempet sarapan dan malah dapet hukuman harus ngerjar langkah lu yang cepet banget" gerutu Elya dengan gaya tomboy nya dan membuat Yaya tersenyum sedikit.
"Yaah makannya bangunnya jangan terlalu siang, jadi gak sempet sarapan kan.. ok, sekarang inhel-exhel dulu dan kita bisa lanjut jalan santai sambil cari makanan sekitar sini." Ucap Yaya menenangkan Elya.
Saat mereka masih berjalan santai, ada seorang ibu yang menyapa mereka.
"Ibu Yaya, hendak kemana Bu?" tanya ibu setengah baya yang menyapa Yaya dengan bahasa Jawanya yang khas.
"Ehh ibu, saya sedang menuju yayasan. Ibu dari mana?" ucap Yaya
"Lohh kenapa lewat sini toh, jalur sini lebih jauh bu Yaya harus muter-muter. Saya baru saja pulang dari kebun juragan Jarwo, bagaimana kalo mampir dulu kerumah saya untuk beristirahat sebentar" ucap ibu tersebut.
Mendengar nama juragan Jarwo membuat mood Yaya sedikit terganggu dan mencoba menolak tawaran si ibu dengan halus.
"Mohon maaf ibu saya harus segera kembali ke Yayasan karena teman-teman sedang menunggu" ucap Yaya sopan.
"Eemm, ibu rumahnya dimana? Kebetulan kami sudah terlalu lelah berjalan mungkin kami bisa meminta segelas air Bu?" Ucap Elya sambil tersenyum.
"Wahhh tentu saja bu, ada banyak air di rumah saya. Apa dokter Shaka dan Zein tidak ikut bersama kalian?" ucap si ibu sumringah.
Yaya mendepak tangan Elya karena tidak tahu maksud Elya yang sebenarnya, Yaya yakin Elya melakukan itu bukan semata-mata karena haus. Dia anak yang suka naik gunung batu berjalan beberapa meter saja tidak akan membuat dia kehausan apalagi sampai minta minum ke rumah warga.
"We have to find some evidence, for a proof that he is not related with the assault matter " ucap Elya sambil memberikan wingle kepada Yaya dan sengaja menggunakan bahasa Inggris agar ibu tersebut tidak mengerti.
Dengan pernyataan tersebut, Yaya jadi mengerti bahwa Elya akan memberikan beberapa pertanyaan kepada ibu tersebut terkait juragan Jarwo.
Mereka akhirnya mempercepat langkahnya agar cepat sampai kerumah ibu tersebut dengan tersenyum.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love Me [Completed]
RomansaYaya seorang gadis cantik yang baru saja lulus kuliah dan sedang berusaha menemukan jati dirinya untuk menghadapi masa depan. Yaya tidak pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis dalam hidupnya. Namun siapa sangka, Shaka, seorang dokter muda denga...