Part 11 : Always in My Memory

310 47 21
                                    

Mereka berjalan beriringan seperti keluarga bahagia yang sedang menenangkan anak yang sedang menangis. Shaka mengulurkan tangannya dijalan yang cukup menanjak menawarkan untuk menarik lengan Yaya untuk menggodanya karena Yaya tertinggal beberapa langkah. Yaya segera berlari menghampiri mereka dan membuat Ayu tertawa lepas.

***
Perkampungan lumbung wetan, Baluwarti, Surakarta. 06.34 AM

Suasana perkampungan masih sangat ramah di telinga dan pernapasan. Setelah Shaka dan Yaya mengantarkan Ayu mereka berjalan beriringan melewati persawahan yang masih sedikit di selimuti kabut, suara burung yang masih terdengar nyaring ditambah dengan suara deruan sungai yang membuat suasana semakin asri.

Bapak dan ibu petani dengan peralatan kebun yang mereka bawa melintas tersenyum ramah dan menyapa dengan bahasa Jawa yang cukup kental.

"dr. Shaka, bagaimana kondisi ibu Nani sekarang ?" Tanya Yaya memecahkan kesunyian dalam langkah mereka.

"Saat ini beliau sudah sadar dan sedang masa pemulihan. Syukurlah beliau bisa selamat dan pastinya karena pertolongan Allah. Kalo tidak saya dan Zey tidak bisa jadi dokter lagi" jelas Shaka

"Apa separah itu dok, Yaya rasa bertindak itu lebih baik dari pada diam yang sudah pasti tidak ada hasil. Oiya sejak kapan dr. Shaka dan Zein berteman" tanya Yaya

"Tapi itu tidak berlaku untuk dokter dengan segala sumpah dan aturannya Ya. Kami berteman cukup lama sejak di kampus hampir satu dekade" jawab Shaka tersenyum

"Pantesan kalian selalu bertengkar dan baikan seperti tidak terjadi apapun setelahnya, dr. Zein yang jenaka emang cocok untuk orang berkepribadian lemari es" ucap Yaya

"Maksudnya saya ?" tanya Shaka

"Iya itu dr.Shaka, sepertinya selama perawatan grandpa dokter selalu saja menjawab pertanyaan Yaya singkat dan padat, bahkan pergi gitu aja meskipun masih ada beberapa pertanyaan" ucap Yaya

"Hal yang kamu tanyain itu bercabang banget dan itu bisa langsung di tanyain sama ners.
Satu hal lagi, sepertinya sebagai seorang dosen apa itu tidak terlihat seperti sedang menguji dokter?" Ucap Shaka sedikit bercanda.

"Itu pertanyaan keluarga pasien tidak menguji sama sekali. Sebetulnya Yaya juga tidak mengerti bagaimana pak lurah memperkenalkan Yaya harus dengan profesi segala seperti terlalu berlebihan" ucap Yaya

"Apa sekarang masih jadi translator ?" ucap Shaka mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, beberapa tahun yang lalu setelah kembali ke Indonesia masih menerima beberapa job karena cukup luang saat masih menjadi dosen muda, belum terlalu banyak kegiatan"

"Jadi sekarang dimana kamu mengajar Ya?" tanya Shaka

"Itu kampus kita, meskipun Yaya baru masuk semester lalu di terima disana tapi bebannya cukup besar di bandingkan di kampus sebelumnya" ucap Yaya

"Are you serious?" ucap Shaka

"Kalo dr. Shaka ga percaya bisa cek di Dikti" ucap Yaya polos

"Bukan itu maksudnya Ya, lima tahun yang lalu kamu terlihat seperti anak manja dengan gantungan boneka kelinci dan bergaya seperti masih bocil, sekarang sudah jadi dosen disalah satu universitas terbaik bukannya itu kejutan?" ucap Shaka terus berjalan

Sedangkan Yaya masih mematung berusaha mencerna apa yang baru saja Shaka ucapkan.

Yaya berlari untuk mengejar Shaka dan menarik tangannya sampai Shaka membalikan badannya dramatis.

"Jadi itu dokter Shaka dan selama itu masih mengingatnya?" ucap Yaya

Shaka terdiam sejenak.

"Saya tidak mungkin lupa dengan translator sangkuriang yang selalu Zein ributkan. Selama ini ketika mengetahui fakta bahwa itu kamu berarti kita sudah bertemu meskipun hanya persekian detik" jawab Shaka

Fated To Love Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang