Part 6 : We Know Each Other, Closely!

400 64 32
                                    

Ruang Inap VIP, Ciputro Hospital. 11.00 AM

"Hmm, Yaya baru sadar hari ini, ternyata the first customer berasal dari Zee" duduk disofa dan membuka botol minum di genggamannya.

"Zee juga gak nyangka ternyata zey beneran share player itu, setelah Yaya berangkat mereka bener-bener nyebelin banget sampai minta kontak Yaya di UK, gangguin Zee lagi syuting iklan, dengan mukanya yang memelas,

"Zee tolong bilangin ke translator Sangkuriang buat bantu kami" ucap Zein dalam ingatan Zee

"Zee gak bisa ganggu Yaya, karena lagi masa examamination" balas Zee dengan wajah galak.

Mereka itu seperti dua kucing yang sangat ambis tentang bedah membedah, meskipun sekarang sudah menjadi dokter bedah, tapi tetap melanjutkan pendidikan untuk bedah spesialis" Zee bercerita dengan antusias.

Shaka baru saja keluar dari ruang operasi dan Zein sudah menunggunya di luar.

"Kaaaa, ada berita besar dan ini benar-benar spekta" ucap Zein menggebu.

"Not Interesting" jawab Shaka dan terus berjalan diikuti Zein di sampingnya.

"Asya Hanani Zuhayr, itu ternyata si translator sangkuriang dan gak nyangka banget ternyata dia semanis itu, apa ini bukan takdir namanya kalopun udah terpisah dengan jarak yang jauh dan waktu yang lama, kalian kembali di pertemukan?" ucap Zein.

Shaka tersenyum "lalu?" tanyanya pada Zein singkat.

"Lalu buka hati yang terkunci itu dan biarkan ia mengikuti takdirnya" jawab Zein sambil menempelkan jari telunjuknya di dada Shaka dan berjalan pergi sambil tersenyum.

"Hati yang terkunci, kembali terkunci" Teriak Zein sambil berjalan membelakangi Shaka.

Shaka hanya bisa bersabar melihat kelakuan absurd teman seperjuangannya itu.

~~~

Hari sudah mulai gelap dan hujan cukup deras. Shaka bersiap pulang dan mampir dulu kesebuah cafe membeli cemilan untuk Beena. Saat keluar, dia melihat Yaya sedang berdiri di depan cafe, membawa dua paper bag di tangannya.

"Tidak bawa payung" ucap Shaka tiba-tiba mengejutkan Yaya.

"dr.Shaka," Yaya melihat kearah Shaka, "iya saya tidak bawa, mungkin sebentar lagi reda" lanjutnya.

"Ayo bisa bareng saya, karena mobil saya masih di rumah sakit" ajak Shaka membuka payungnya, awalnya Yaya menolak tapi dia tersadar kalo mbak Inah belum makan malam dan sudah seharian menjaga kakek.

Mereka menyebrangi jalan dibawah satu payung berwarna hitam polos tanpa suara dengan langkah kompak hanya suara hujan yang terdengar.

Tiba di halaman rumah sakit, "dr. Shaka terima kasih banyak" ucap Yaya.

"Don't mention it, by the way, thank you so much sudah jadi translator untuk tugas saya lima tahun yang lalu, tidak menyangka bisa bertemu disini," jawab Shaka dengan senyum dan mengulurkan tangan untuk berjabatan.

"perkenalkan saya Asya Hanani Zuhayr, you can call me Yaya, nice to meet you" jawab Yaya dengan senyum lebar di bibirnya, lebih memilih merapatkan kedua telapak tangan dan tidak berjabatan dengan Shaka.

Seminggu telah berlalu, keluarga Zuhayr sedang mempersiapkan kepulangan grandpa dari rumah sakit, ners mengingatkan untuk kembali check up sesuai dengan jadwal.

"Apa dokter Shaka ada jadwal praktek hari ini ners," Yaya bertanya pada ners di sampingnya.

"dr.Shaka sedang berada diruang operasi saat ini, untuk konsultasi selanjutnya akan kami lampirkan dalam dokuemen ?" Ners menjawab dengan ramah dan dijawab anggukan oleh Yaya.

Fated To Love Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang