Part 23 : Mochaccino

235 35 11
                                    

Suasana sangat riuh dengan bunyi-bunyi binatang, tenda-tenda mereka sangat tenang di tiup angin malam yang lembu, cuaca malam ini sangat mendukung perkemahan mereka.🌃

***
Abdurahman bin Auf foundation, Lumbung Wetan, Baluwarti. 02.13 PM

Mereka semua sudah kembali ke asrama. Sesuai perkiraan kondisi Shaka sudah mulai membaik saat pagi, tetapi flu dan batuknya belum hilang. Mungkin dikarenakan suhu area perkemahan yang cukup dingin.

"Hey kak Qiyan, lihat kita sudah sampai asrama dengan selamat tanpa hambatan sedikitpun!" Ucap Beena menghampiri Qiyan setelah membuka sepatunya.

Shaka menghampiri Beena ke kamarnya dan meminta segera berkemas karena mereka akan pulang lebih dulu, tidak ikut mobil rombongan alasannya karena nenek mereka dalam keadaan kritis. Shaka sudah memberi tahukan berita ini kepada semua dan mereka turut prihatin.

Saat menjelang magrib mobil jemputan Shaka dan Beena sampai di Yayasan. Shaka segera memasukan semua bawaanya ke dalam mobil di bantu oleh supir, semuanya berdiri diluar kecuali Beena yang sedang di kamar mandi.

Mereka dikejutkan oleh teriakan Beena di kamar mandi dan segera berlari ke dalam. Ternyata Beena jatuh dari kamar mandi.

"Yaa ampun Beena, lagi apa si" ucap Shaka langsung menghampiri Beena dan segera membantunya.

"Aaaaaa sakit ka" ucap Beena akhirnya Shaka memutuskan untuk menggendongnya dan segera di bantu oleh yang lain.

Sekarang Beena sedang duduk sofa dan Shaka coba untuk memijat kakinya. Yaya memberikan sebotol minyak pijat pada Shaka.

Beena dan Shaka tetap melanjutkan kepulangannya, Shaka memapah Beena ke mobil.

"Tunggu" ucap Beena sebelum Shaka menutup pintu mobilnya.

"Kak Yaya bisa ikut Beena pulang ke jakarta hari ini" ucap Beena membuka jendela mobilnya dan berkata pada Yaya.

"Kak Yaya sepertinya ikut yang lain menunggu mobil jemputan" ucap Yaya.

Yang mengantar Been ke depan hanya Elya dan Yaya untuk membantu membawakan tas Beena yang belum sempet masuk mobil. Sedangkan yang lain ikut membantu Zein dan Diana menangani satu pasien yang tiba-tiba datang membawa bayinya yang sakit parah.

"Kak Yaya tega banget, aku sama kak Shaka lagi sakit. Pak supir pasti cape banget ngurusin kami berdua, pelase ka" ucap Beena memohon.

"Beena" ucap Shaka.

"Ok Beena, kak Yaya ikut kamu pulang ke Jakarta yaa" ucap Elya.

Zee segera membawakan tas Yaya sedangkan kopernya akan di bawa mobil rombongan.

"Tapiiii aku belum pamit yang lain Zee" ucap Yaya

Tidak di perlukan dan segera mendorong Yaya masuk ke mobil.

Shaka duduk di bangku depan dan menyadari sesuatu yang membuatnya harus bersabar menghadapi adiknya.
Perjalanan mereka ke Jakarta sekitar tujuh jam lebih jika tidak ada hambatan seperti macet dan yang lainnya.

Selama perjalanan Shaka masih batuk-batuk dan terus mencocoki hidungnya dengan tissue flu nya semakin berat.

"Mah bagaimana keadaan Simbah" tanya Beena sedang menghubungi dr. Cut.

"Alhamdulillah, sekarang sudah mulai stabil lagi.. Simbah sudah melewati masa kritisnya tetapi meskipun stabil kondisinya masih terus seperti sebelumnya dan belum sadarkan diri.. Bagaimana keadaan ka Shaka" balas dr.cut di vcall.

"Alhamdulillah, semoga Simbah cepat sadar kembali Beena berdoa paling khusu disini.. kondisi kak Shaka mengenaskan mah, tapi gak apa-apa kita bawa teman baru di mobil" jawab Beena.

"Oyaa siapa ?.. mamah resepkan obat khusus buat ka Shaka yaa, nnti bisa beli di apotek pinggir jalan" ucap dr.Cut.

"Ka Yayaaaa... Aaa Beena seneng banget pulang bareng ka Yaya" Beena mengarahkan handphone nya ke arah Yaya.

"Assalamualaikum Tante cut, apa kabar?" Ucap Yaya kikuk.

"Alhamdulillah sehat, Kamu apa kabar ? .. maaf Shaka dan Beena merepotkan kamu Ya" ucap dr.cut.

"Alhamdulillah saya baik.. justru saya berterima kasih karena sudah di berikan tumpangan" balas Yaya.

"Jangan sungkan Ya, pasti Beena yang memaksa kan" ucap dr. Cut

"Tepat.. sudah dulu yaa mah kita sudah sampai rest area" Ucap Beena mengarahkan handphone ke wajahnya lagi.

Tol Palimanan-Kanci Rest area tipe A: KM 207 A. 10.48 PM

"Sepertinya ini cukup terlambat untuk makan malam pak Didit" ucap Shaka yang baru bangun dari tidurnya pada supir keluarganya yang sudah bekerja sejak dia SD.

"Betul mas Shaka, saya izin ke toilet dulu sebentar yaa" ucap pak Didit.

Shaka melihat kearah Beena yang sudah pulas tertidur. Sedangkan Yaya belum tidur dan sedang asik dengan handphonenya.

"Kamu engga tidur Ya?" tanya Shaka mambalikan badannya ke sisi kiri untuk melihat Yaya.

"Hmmm belum bisa tidur" ucap Yaya yang tidak sempat pura-pura tidur sebelum Shaka menoleh ke arahnya.

"Mau turun atau butuh sesuatu?" tanya Shaka.

"O..ya ayo kita turun untuk cari air hangat " ucap Yaya, kebetulan mereka berhenti di depan sebuah cafe yang cukup aestetic dengan aksen gold dan white.

Shaka membukakan pintu untuk Yaya karena Yaya masih sibuk memasukan handphone kedalam tasnya. Mereka berjalan berdampingan memasukin cafe.

Yaya meminta Shaka untuk memilih bangku dan dia yang akan memesan.

"Saya aja ya, kamu yang tunggu disini" ucap Shaka.

Yaya mendorong Shaka duduk di salah satu bangku di samping jendela dengan spontan Yaya memeriksa suhu tubuh Shaka dengan menempelkan telapak tangannya di kening Shaka dan membandingkan dengan suhu tubuh dirinya. Perlakuan tersebut cukup membuat Shaka kaget.

"Ok, dr. Shaka mau pesan apa ?" Tanya Yaya.

"Mochaccino" Jawab Shaka.

Seorang pelayan mengantarkan dua gelas mochaccino dan croissant.

Yaya kembali setelah beberapa saat dan membawa banyak bawan di tangannya.

"Ok, dr.Shaka ini infused water lemon hangat yang harus di minum untuk meredakan batuk-batuk, ini cemilan dan kopi untuk pak Didit dan Beena" ucap Yaya meletakan bawaanya di atas meja dan segera duduk.

"Btw makasi banyak Ya sudah mau direpotkan" ucap Shaka menatap Yaya yang sedang mengaduk mochaccino nya.

"Yaya sama sekali engga merasa direpotkan dok, selama ini kita sudah seperti keluarga saat di Baluwarti" ucap Yaya sambil tersenyum menatap Shaka.

Mereka menghabiskan waktu yang cukup lama di cafe, sampai minuman mereka habis. Setelah itu kembali ke mobil.

"Pak Didit makan ini dulu yaa setelah itu bapak istirahat kita gantian dulu" ucap Shaka, tadi Shaka meminta pak Didit untuk ke cafe tapi pak Didit mau tidur sebentar di mobil.

Yaya menaruh makanan Beena di space bangku mereka duduk. Beena bangun dari tidurnya dan menanyakan jam pada Yaya.

Beena mengambil air mineral yang tadi Yaya beli dan melihat handphonenya. Tring satu pesan masuk ke handphone Yaya.

Beena mengirimkan emot love, terima kasih dan satu foto saat Yaya memegang dahi Shaka.

"Thank you for caring my brother" ucap Beena di pesannya.

"Beena" ucap Yaya kaget.

Shaka yang duduk dibangku pengendara langsung menoleh ke arah Yaya.

"Kenapa Ya ?" Tanya Shaka.

"Engga ada" ucap Yaya langsung.

Mereka melanjutkan perjalanan malam dengan obroal-obrolan kecil di tambah pak Didit yang selalu mendukung Beena membuat lelucon untuk menjodohkan Yaya dengan Shaka yang terlihat sangat cocok.

***

Fated To Love Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang