•hurt•

1.7K 139 6
                                    

Happy reading <3

Hurt~

Suara teriakan Rosé dan Lisa membuat Jennie terbangun dari tidurnya. Tadi malam dia tidur jam dua pagi, lantaran menemani Jisoo bermain game. Tapi tidur nyenyaknya itu terganggu akibat dua adiknya.

Dengan malas, Jennie beranjak dari kasur. Berjalan kearah dapur, dimana suara adik-adiknya itu terdengar. Dia memutar bola matanya kala melihat Rosé dan Lisa berebut roti panggang.

"Yaaakkk! Hentikan, kalian mengganggu ku tidur." Suara Jennie seakan tidak terdengar.

"Lisa! Rosé!" Barulah, mereka menyadari jika ada Jennie yang menatap tajam.

"Lisa duluan unnie-"

"Tidak. Kau duluan mengambil roti ku," keduanya kembali beradu mulut.

Jennie menarik lengan Lisa secara kasar, membuat gadis berponi itu tersentak kaget. Dia menoleh pada Rosé yang menjulurkan lidahnya, Lisa yang melihat itu mendengus.

Lisa meringis pelan saat jemari Jennie meremas lengan Lisa. "N-nini,"

Jennie melepaskan tangannya saat mereka sudah dikamar milik Jennie. Lisa duduk ditepi ranjang, sementara Jennie kembali berbaring, berniat untuk tidur. Lisa yang melihat itu hanya menatap Jennie dengan kesal.

"Apa yang kau lihat?" Jennie bertanya dingin. Walaupun matanya terpejam, tapi Jennie tau kalau Lisa sedang memperhatikannya. "Kemarilah," Jennie menepuk tempat disebelahnya.

Saat Lisa sudah berbaring, Jennie memeluk erat gadisnya. "Tidurlah,"

"Tapi ini masih jam 9 pagi," sahut Lisa pelan.

Mendengar itu, Jennie membuka kedua matanya. Dengan cepat dia menindih tubuh kurus Lisa, meraup bibir merah milik Lisa. Yang awalnya lembut kemudian menjadi kasar, karena Lisa tak kunjung membuka mulutnya.

Lisa berusaha mendorong tubuh Jennie, memberontak pada gadis kucing itu. Jennie menjauh kan tubuhnya dengan napas terengah.

"Ada apa?" Tanya Jennie.

"Tidak ada, aku tidak mau." Jawab Lisa kemudian beranjak bangun.

Jennie tersenyum miring, "kau menolakku?"
Dengan cepat Jennie menarik lengan Lisa hingga gadis itu terhuyung dan kembali berbaring, membuat Jennie kembali mengukungnya.

Ciuman itu kembali terjadi, seraya Jennie melapas pakaiannya juga pakaian yang Lisa pakai. Kini kedua nya sama-sama telanjang. Lisa membuang pandangannya kala Jennie meremas miliknya. Merasa terabaikan, Jennie menghentikan aktifitasnya, dia menurunkan tubuhnya. Menjilat milik Lisa yang ada dibawah, Lisa menahan desahannya.

"Tidak usah ditahan, honey."

Eughhh

**

Sebenarnya, Rosé merasa kasihan pada si poni. Tapi roti lebih menggodanya, alhasil dia dimarahi oleh Jisoo. Saat pulang dari agensi, Jisoo tak melihat dua adiknya yang lain, hanya ada Rosé yang sedang memakan roti sambil menonton televisi.

Saat bertanya dimana Lisa pada Rosé, jawaban si pirang itu membuat Jisoo kesal. Jisoo tau apa yang akan dilakukan oleh gadis bermata kucing pada si bungsu.

"Chaeng-ah ingat, eoh?"

"Nde, mianhae."

Keduanya kemudian mengobrol biasa, tetapi suara lenguhan Lisa terdengar sampai telinga mereka. Dengan cepat, Jisoo berjalan kearah kamar Jennie.

Jisoo mengetuk keras pintu kayu itu. "Jennie-ya! Jangan berbuat kasar!" Setelah mengatakan itu, Jisoo kembali pada Rosé.

"Jennie unnie sangat agresif," suara Rosé membuat Jisoo terkekeh pelan.

**

Malamnya, Lisa terbangun karena merasa lapar. Kegiatannya bersama Jennie berakhir pukul tiga sore, astaga betapa kuatnya Jennie. Ia menoleh pada sampingnya, namun tidak ada Jennie.

Lisa meringis pelan, kemudian kembali berbaring. Kedua kakinya lemas, air matanya keluar begitu saja. Mendengar suara pintu yang hendak terbuka, Lisa menghapus air matanya.

Disana, Jisoo tersenyum tipis.

"Kau menangis?" Tanya Jisoo. "Unnie sudah menyiapkan air hangat untuk mu mandi,"

Jisoo membantu Lisa masuk kedalam kamar mandi, sementara dia menyiapkan piayama untuk Lisa. Jisoo menyibak selimut yang ada diatas kasur, membenarkan seprai yang berantakan.

Saat selesai, Jisoo membawa Lisa untuk makan malam. "Jennie pergi ke agensi tadi," ucap Jisoo, seakan tau jika Lisa mencarinya.

"Apa dia menyakiti mu?"

"Sedikit,"

Setelah makan malam, Lisa memutuskan kembali tidur. Lagipula waktu sudah menunjukan tengah malam, Jennie belum kembali dari agensi.

Mata hazel itu hendak terpejam, namun kembali terbuka kala pintu kamarnya diketuk. Lalu seseorang masuk dan ikut berbaring disamping Lisa.

"Mianhae," ucapnya seraya memeluk Lisa dari belakang.

Lisa membalikkan tubuhnya menghadap Jennie, menenggelamkan wajahnya pada leher si kucing. "Kau menyakiti ku," ucap Lisa lirih.

Jennie mengeratkan pelukannya.
"Saranghae Lisa-ya,"

"Nado saranghae unnie."

👭🏼
END

Dikit ya? AWOKWOWK

Dirmhku ujan dari mlm blm reda😶

Vote🙌

Coming soon👆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Coming soon👆

seora
JL

Oneshoot | JLWhere stories live. Discover now