•butterfly•

1.3K 152 16
                                        

Happy reading <3

Butterfly~

Setiap manusia memiliki masalah hidupnya masing-masing, entah itu sulit atau tidak. Dan hidup itu berwarna, seperti pelangi walau hanya sesaat.

Sejak kecil Jennie sudah hidup susah, tapi dia tidak sedikitpun mengeluh. Dia tahu Tuhan sudah mempersiapkan yang terbaik untukknya kelak.

Tinggal bersama ayahnya yang pemabuk dan adiknya yang masih sekolah. Membuat Jennie harus bekerja keras, saat lulus sekolah menengah pertama, Jennie sudah mulai mencari pekerjaan.

Mulai dari kasir mini market, menjual hasil karyanya, atau menjadi pelayan kafe. Jennie mengalami itu semua, dan itu untuk adik kecilnya agar bisa sekolah dengan baik.

Dia memiliki pekerjaan tetap saat sudah lulus sekolah menengah atas. Jennie bekerja diperusaan sebagai karyawan. Itu tidak buruk, dia memiliki gaji yang lumayan untuk flat dan sekolah adiknya.

Jennie memiliki kekasih, dan itu adalah Lalisa Park. Gadis kaya raya keturunan Park Jiyoung dan Im Yoona.

Hubungan mereka sangat sulit karena perbedaan kasta yang sangat ketara. Kendati demikian, mereka tetap saling mencintai. Beberapa kali mereka menghakhiri hubungan, tapi tidak lama. Karena mereka akan kembali bersama lagi.

Itu hubungan backstreet yang berjalan selama 1 tahun. Hingga hal itu diketahui oleh kakak perempuan Lisa dan mereka dipaksa untuk berakhir.

Sulit memisahkan dua orang yang saling jatuh cinta.

Siang ini Jennie mengajak Lisa untuk makan bersama, tidak jauh dari kampus Lisa. Karena gadis itu masih memiliki kelas, jadi Jennie mengajaknya bertemu disana.

"Apa kamu tidur dengan baik?" Tanya Lisa, dia melihat dengan jelas kantung mata milik kekasihnya.

"Yah tidak buruk sayang, karena hampir akhir tahun jadi kami mengejar target pemasaran." Jennie memberinya penjelasan agar perempuan didepannya ini tidak merasa khawatir.

"Aku tahu, tapi kamu harus tetap tidur dengan baik."

Perempuan bermata kucing itu hanya mengangguk saja, jika terus dibahas maka akan semakin panjang.

"Bagaimana kuliah mu? Aku dengar kalian akan mengadakan pesta natal?" tanya Jennie setelah meminum kopinya.

Mendengar pertanyaan Jennie, Lisa mengangguk antusias. "Nde, kuliah ku baik. Iya kami akan mengadakan itu nanti, dan kami juga mengundang orang luar. Jadi kamu harus datang bersamaku,"

"Aku tidak bisa janji, tapi akan aku usahakan."

"Aku tidak mau tahu kau harus datang!"

Jennie terkekeh, sangat gemas dengan kekasihnya ini. "Yayaya,"

"Aku tidak tahu ini yang keberapa atau harus berapa kali aku mengatakannya, Jennie aku sangat mencintaimu." Lisa memeluk Jennie.

"Hmm aku jauh lebih mencintaimu Li," Jennie mengecup pipi Lisa. "Maaf ya aku tidak bisa lama, sebentar lagi jam masuk kerja." Waktu makan siang hampir habis, dan Jennie perlu beberapa menit untuk sampai ke perusahaan.

"Arra, terimakasih makan siangnya. Sampai jumpa," Lisa ikut beranjak, sebelum berpisah mereka saling memeluk lebih dulu.

"Saranghae,"

Mereka keluar kafe bersama dan Jennie mengantar Lisa sampai kedepan kampusnya. Dia mengecup pipi Lisa dan menyuruhnya untuk masuk.

Sebenarnya, Jennie masih ingin berlama-lama dengan kekasihnya. Tapi sejak mereka masuk ke kafe, kakak perempuan Lisa terus menatap jengkel pada mereka. Jennie melihat Irene berada di pojok kafe.

Oneshoot | JLWhere stories live. Discover now