Happy reading <3
Soft~
Setelah sekolah bubar, Lisa dan Rosé memilih mengnyambangi kantin sekolah lebih dulu. Mereka hanya memesan minum dan mengobrol, disana juga masih ada beberapa murid lain. Walau lebih didominasi oleh kakak kelas.
"Lisa-ya, kenapa Jennie sunbae terus memperhatikan kearah kita- ani lebih tepatnya hanya pada mu." Mendengar itu, Lisa menoleh ke belakang. Benar saja disana Jennie dan tiga temannya sedang memperhatikan Lisa.
Jennie tersenyum pada Lisa, Lisa hanya membalasnya dengan senyum tipis. "Mengapa mereka melihat ku begitu?" Rosé menggelengkan kepalanya pelan.
"Eoh, sebaiknya kita pulang saja. Sudah terlalu sore juga," mereka beranjak dari sana.
Jennie yang melihat itu, segera mengejar Lisa dan Rosé yang sudah keluar kantin. Ketiga teman Jennie terkekeh pelan, Jennie sangat menggilai Lisa sejak pertama melihatnya.
"Lisa!" Lisa dan Rosé menghentikan langkahnya, melihat Jennie yang berlari kecil menghampiri keduanya.
"Bisakah kita bicara sebentar?"
"Bicara saja,"
"Hanya kita berdua," Jennie tersenyum pada Rosé
"Arra, kalian bicaralah. Aku akan menunggumu dihalte Lisa," Lisa mengangguk kan kepalanya melihat Rosé yang berjalan duluan.
"Ada apa sunbae?"
Sebelum berbicara, Jennie menghela napasnya. "Mianhae Lisa-ya, aku tahu ini mungkin terlalu cepat untuk mu. Tapi sejak pertama melihat mu, aku menyukai mu, aku tahu ini bodoh karena kita sesama wanita. Tapi cinta tidak ada yang tahu, kan?" Jennie menjeda sebentar. "Maukah kau memberiku kesempatan untuk membuat mu mencintai ku Lisa-ya?"
Lisa mengulum bibirnya, jujur saja dia tidak tahu arus merespon seperti apa. Ini pertama kali untuknya, "jujur saja sunbae, aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi jika memang kau benar mencintai ku, aku memberikannya untuk mu." Ucap Lisa.
Jennie tersenyum lebar, kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Lisa. Dengan jarak sedekat ini, Jennie bisa merasakan harum tubuh Lisa yang seperti harum buah-buahan. Lisa yang berada tepat didepan Jennie, membuatnya sangat gugup.
Bibir pink Jennie mendarat sempurna pada bibir penuh Lisa. Tidak ada lumatan hanya sebuah kecupan singkat, jantung Lisa berdebar hebat.
"Gomawo Lisa-ya, aku janji tak akan mengecewakan mu. Pulang lah, teman mu pasti menunggu lama."
Lisa mengangguk pelan, "aku duluan."
"Sampai jumpa Lisa-yang," Lisa tersenyum, sementara Jennie terkekeh pelan. Seraya melambaikan tangannya melihat Lisa yang berjalan menjauh.
Lisa berlari menghampiri Rosé yang sedang duduk di halte, kemudian dia duduk disebelah temannya itu.
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Ternyata Jennie sunbae menyukai ku, dia meminta ku untuk memberinya kesempatan agar aku bisa menyukainya balik." Jawab Lisa.
Rosé mengangguk seraya berpikir, "tapi- bukankah itu tabu Lisa-ya?"
"Aku tau, kau ingat tidak tentang cinta yang eomma bicarakan? Cinta tidak tahu kapan akan datang dan pergi, cinta juga tidak tahu pada siapa akan berlabuh." Jelas Lisa.
"Nde, aku mengerti, apapun itu kau harus tetap belajar."
"Kau tidak marah kan?" Tanya Lisa.
"Wae? Kenapa aku harus marah? Itu hak mu, selagi kau bahagia. Tapi jika Jennie sunbae menyakiti mu, aku tidak akan tinggal diam." Lisa terkekeh pelan, temannya ini sangat posessif.
~~
Hari berlalu cepat, Jennie dan Lisa semakin dekat. Kemanapun Lisa pergi, Jennie selalu mengikutinya. Seperti siang ini diperpustakaan sekolah, Lisa sedang mencari buku referensi untuk tugas kelompoknya.
Disamping Lisa, Jennie terus bergelayut manja pada lengan Lisa. Padahal mereka belum resmi berpacaran.
"Nini, aku akan kekelas. Kau kembalilah kekelas mu," Lisa menghentikan langkahnya.
"Arra, pulang nanti bersama eoh? Aku akan menunggu mu diparkiran." Ucap Jennie yang diangguki Lisa. Mereka berpisah dibelokan lorong kelas.
"Kau dari mana saja Jennie-ya?" Tanya Irene begitu melihat Jennie memasuki kelas.
"Heol. Tentu saja Jennie kita ini habis bertemu pujaan hatinya." Sahut Jisoo yang duduk disamping Seulgi.
"Aish! Diamlah kalian."
"Cantik doang, tapi ga ditembak." Mendengar suara Seulgi membuat Irene dan Jisoo tertawa.
"Yaak! Beruang. Lihat saja, pulang sekolah nanti akan ku jadikan Lisa kekasihku." Jennie duduk ditempatnya, sebenarnya Jennie duduk dengan Jisoo. Seulgi dengan Irene.
~~
Saat ini Jennie dan Lisa berada di apartemen milik Jennie. Gadis itu memaksa Lisa untuk ikut dengannya, padahal Lisa sudah menolak dengan berbagai alasan. Namanya juga Jennie Kim, tidak ada bantahan.
"Lisa-ya?" Jennie berpindah tempat duduk, menjadi disamping Lisa. "Kenapa?"
"Kau mau menjadi kekasih ku?" Lisa membulatkan matanya, tidak menyangka Jennie akan secepat ini. "Aku tau kau sudah ada rasa pada ku, mau kan-? Ani, kau harus mau."
Lisa hanya mengangguk patah, toh sebenarnya yang dikatakan Jennie benar. Lisa sudah mulai menyukai gadis didepannya ini. Tanpa ragu, Jennie menarik dagu Lisa dan mengecup bibir merah Lisa.
Lisa terkejut, Jennie selalu semena-mena terhadapnya. Lisa berniat melepaskan bibirnya, tapi Jennie lebih lincah. Dia menahan tekuk Lisa, hingga melumat bibir bawah Lisa, merasa tak mendapat balasan. Jennie menggigit kecil bibir bawah Lisa, membuat Lisa meringis pelan.
Semakin lama, ciuman itu kian memanas. Beberapa kali desahan tertahan keluar dari bibir Lisa, membuat Jennie tidak melepaskan kesempatan untuk menyentuh area tubuh Lisa.
Setelah resmi menjadi kekasih Jennie Kim, banyak penggemar Lisa yang merasa kecewa. Tak sedikit dari mereka yang menulis surat untuk Lisa, mengeluh tertikung si kucing.
Hari itu, dimana saat Jennie menjadikannya kekasih. Sesuatu hilang dari Lisa. Jennie merasa bangga dengan pencapaiannya itu, menjadikan Lisa kekasih hingga sesuatu yang baru untuk Lisa.
👭🏼
ENDDikit ya?
Kalian ada request gak?Vote🙋🏻♀️
seora
JL